Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Manhaj Waḥīd ad-Dīn Khān fī al-’Aqīdah wa Taṭbīquhu fī Qaḍiyyati Wujūdi Allāh: [Waḥīd ad-Dīn Khān’s Approach to Theology and Its Application in the Discourse of God’s Existence] Bin Has, Qois Azizah; Farhah, Farhah; Sifa’urrohmah, Astuti
ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol. 23 No. 1 (2022)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/esensia.v23i1.2952

Abstract

Waḥid ad-Dīn Khān has a profound interest in questions of faith within the discourse of Kalam with the emergence of challenges in religion and the cognitive explosion in contemporary thought. In this case, Khān is encouraged to defend Islamic theology from challenges, such as the evidence-based questions about the existence of God. Those inquiries are arising among Western atheists, who are seeking scientific, empirical, and rational evidence. Responding to this challenge, Khān defends the theology by introducing a fresh paradigm of Kalam, a scientific theory based on Quranic foundations. This discourse encourages the ramification of Quranic values to remind God’s intention, configures the “scientific” verses with new scientific discoveries, inspires the complete verses of God in the human soul, and integrates Islamic-theological literature with scientific methods. Khān argues that modern scientific discoveries are parallel with the Qur'an, in which the human mind and divine revelation are colliding with each other.
Relevansi Bahasa Arab dalam Dakwah : Refleksi atas kedudukan bahasa arab sebagai bahasa Al-Quran (Tinjauan Literatur) Sya'bani, Muhammad Zaky; Bin Has, Qois Azizah
Ath Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 7 No 1 (2023): Ath-Thariq
Publisher : Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Metro-Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/ath-thariq.v7i1.6532

Abstract

Sebagai bentuk komunikasi keagamaan, dakwah memiliki tujuan khusus yaitu menyerukan perbuatan baik dan melarang atas perbuatan keji. Tujuan tersebut melibatkan para pendakwah maupun yang didakwahi serta materi kajian Dakwah yang akan disampaikan. Seorang pendakwah sebagai pemeran utama dalam dakwah harus menguasai materi dakwah yang akan disampaikan kepada masyarakat yang didakwahi, yang mana mencakup masalah aqidah, syariah, muamalah, dan akhlak. Adapun yang menjadi sumber dari materi dakwah yaitu Alquran dan hadis yang merupakan sumber ajaran dan sumber hukum Islam yang tertinggi. Eksistensi bahasa Arab dalam dakwah menjadi begitu penting karena kedua sumber materi dakwah tersebut menggunakan bahasa Arab, sehingga bahasa Arab menjadi kunci pembuka bagi ilmu pengetahuan keislaman. Sebab ajaran agama Islam bersumber dari buku asli yang merupakan hasil penafsiran dari Al Qur'an dan hadis oleh para ulama-ulama masa lalu yang ditulis dengan bahasa Arab. Artikel ini ditulis dengan metode kualitatif deskriptif yang mendapatkan data-data dari buku dan literatur lain yang memiliki kaitan dengan bahasa Arab dan dakwah. Dan dari hasil analisis literature tersebut mendapatkan hasil terkait relevansi bahasa arab dalam dakwah.
Religious Moderation Perspectives On Arabic Language Learning For Islamic Boarding Schools In Lampung Khotijah, Khotijah; Suhairi, Suhairi; Bin Has, Qois Azizah
Ijaz Arabi Journal of Arabic Learning Vol 7, No 1 (2024): Ijaz Arabi: Journal Of Arabic Learning
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/ijazarabi.v7i1.17811

Abstract

The study of religious moderation is still a widely discussed topic. The study of religious moderation emerges with moderate values as knowledge that does not contain violence, extremism, and false doctrine,ines of religion in society. However, amid the polemic of extremist ideologies, Islamic boarding schools come with a unique learning system. For example, learning Arabic in Islamic boarding schools can lead students to understand the meaning of moderation in society. The moderate values in the books and the slogans and mottos of the Islamic Boarding School are easily understood and implemented by the students daily. This paper aims to convey and reveal the values of religious moderation in Arabic language learning at Islamic Boarding Schools in Lampung. They are written qualitatively, analyzing several textbooks and slogans in Islamic boarding schools. Based on the results of the analysis of Arabic language learning, the meaning of moderation in Islamic boarding schools that are actively learned by students, such as nationalism, tolerance, tawazun, and fairness, are seen in students' learning and daily activities. The manifestation of moderation values shows that the Islamic Boarding School in Lampung has carried moderate values since its inception and can become an intermediary to maintain societal harmony.
Pendidikan anak berbasis Gender dalam Islam Bin Has, Qois Azizah; Panigoro, M Rifian
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 1 No 01 (2019): SETARA: Jurnal Studi Gender dan Anak
Publisher : Center of Gender Studies and Child of State Islamic Institute of Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/accmee38

Abstract

Wacana pendidikan anak saat ini masih menjadi topik yang ramai diperbincangkan. Salah satunya pendidikan anak berbasis gender. Sebagian cendikiawan menganggap mendidik anak dengan memisahkan gender antara laki-laki dan perempuan merupakan hal tidak adil sehingga menimbulkan diskriminasi perempuan didalamnya. Hal itu menyebabkan munculnya unsur ketidakadilan dalam perlakuan yang dinilai telah merugikan anak. Problem inilah yang menjadikan sebagian para cendikiawan untuk mengadakan penyetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dalam pendidikan anak sejak dini. Tujuannya untuk mengurangi diskriminasi perempuan dan menjadikan kesetaraan pendidikan Sehingga lahirlah metode pengajaran yang menuntut untuk disamakan antara laki-laki dan perempuan dalam dunia pendidikan. Namun pada sisi lain, kesetaraan gender ini masih berbenturan dengan konsep fitrah. Dalam konsep fitrah, laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda. Perbedaan ini menghasilkan nilai dan hasil yang berbeda satu sama lain. Sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda dibeberapa aspek pendidikan. Diberbagai aspek, pendidikan anak berbasis gender ditetapkan sebagai elemen dasar yang membentuk karakter anak. Maka, dibutuhkan suatu bentuk metode pengajaran yang mengarah secara langsung pada pembentukan karakter tersebut.