Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Journal of Architectural Design and Development (JAD)

PHYSIOGNAMI DALAM ARSITEKTUR: MENGUNGKAP JATI DIRI MASKULINITAS DAN FEMINITAS MAHASISWA DALAM ARSITEKTUR Heryanto, Bambang; Sunoto, Asri Ardiati; Ashri Prawesthi Dharmaraty
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol. 5 No. 2 (2024): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v5i2.9832

Abstract

Arti kata physiognomy adalah ilmu yang mempelajari bentuk penampilan dan wajah untuk mengetahui karakteristik, baik yang tersurat (tanjibel) maupun yang tersirat (intanjibel), dari suatu objek, benda atau mahluk hidup, dan alam lingkungan. Dalam arsitektur, physiognami adalah bentuk dan wajah bangunan. Sejarah mencatat bahwa wujud perancangan atau desain bangunan selama ini didominasi oleh arsitek laki-laki. Oleh karena itu, dapat dimaklumi hasil perancangan arsitek laki-laki yang memiliki atribut maskulin telah mendominasi ruang-ruang kota di dunia. Ada yang menyatakan bangunan dapat diamati apakah dirancang oleh arsitek laki-laki atau perempuan dari atribut maskulin atau feminin yang dimilikinnya. Ada juga tidak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati jati diri arsitek sebagai perancang apakah beratribut maskulin dan feminin dengan mengambil kasus mahasiswa arsitektur berdasarkan physiognami (bentuk dan wajah bangunan) rancangannya. Hasil penelitian akan mengungkap jati diri mahasiswa apakah beratribut maskulin atau feminin? Apakah hasil ini konsisten dengan atribut gender mereka? Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan responden mahasiswa arsitektur yang mengambil Mata Kuliah Teori Arsitektur dan Studio Perancangan Arsitektur 6. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa mahasiswa arsitektur memiliki preferensi physiognamy ke arah netral (baik mahasiswa laki-laki maupun perempuan). Hal ini terjadi diperkirakan karena sifat dari pendidikan arsitektur (khususnya mata kuliah yang berhubungan dengan physiognamy yaitu Nirmana) cenderung membimbing mereka untuk lebih menyukai produk desain yang bersifat netral (tidak ke arah feminin maupun maskulin).