Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU PENGARUHNYA TERHADAP INDIKATOR ENTOMOLOGI DAERAH ENDEMIS MALARIA PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN Boewono, Damar Tri; Widyastuti, Umi; Heryanto, Bambang; Mujiono, Mujiono
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 22, No 4 Des (2012)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/2910

Abstract

Abstract Integrated malaria vector control study has been conducted in the border area of Indonesia-Malaysia, Sebatik Island, Nunukan Regency, Kalimantan Timur Province.  The objective of the study was to determine the impact of integrated vector control application against quantitative entomological indicators as malaria epidemiology variable. The evaluation was carried out by all night human landing mosquito collection and larval density (dipper method; 350 ml volume) calculated as number of larvae per dip. The study revealed two mosquito species Anopheles balabacensis and Anopheles maculatus as malaria vectors in the area.  Anopheles balabacensis was  found predominant, highly antrophophylic 88,33% and the sporozoite index which was determined by ELISA test 12,75%.  Quantitative entomological indicators such as: vectorial capacity, entomological inoculation  rate, stability index of  An. balabacensis as malaria vector and the malaria cases were found gradualy decreased and within 6 months evaluation, 100% reductions were occured. Results of this study indicated the effectiveness of vector control application. Integrated vector control method is recommended to be applied in  effort to maintained low malaria endemicity and  not to be applied during the outbreak.   Keywords: Malaria,  Integrated control, Entomologycal indicator,  Sebatik  Island   Abstrak ARTIKEL Telah dilakukan penelitian pengendalian vektor malaria terpadu di daerah lintas batas Indonesia-Malaysia, Pulau Sebatik (Dusun Berjoko/Lordes, Desa Sungai Limau), Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur, tahun 2011. Tujuan penelitian mengetahui efektivitas pengendalian vektor malaria terpadu, distribusi kelambu berinsektisida dan aplikasi biolarvasida (piriproksifen 0,5%) dengan metode evaluasi indikator entomologi kuantitatif, sebagai variabel epidemiologi malaria.  Pengendalian dengan distribusi kelambu berinsektisida Long Lasting Insecticide Net (deltametrin 55 mg/m2), 1-2 unit/keluarga dan aplikasi bio-larvasida zat pengatur tumbuh (insect growth regulator) piriproksifen 0,5% di tempat perkembangbiakan nyamuk vektor dengan konsentrasi 1g/m2, setiap 2 minggu sekali. Evaluasi dilakukan dengan penangkapan nyamuk dan koleksi jentik (metode diper 350 ml). Ditentukan kepadatan jentik (ekor/ciduk) dan penurunan indikator entomologi kuantitatif sebagai variabel epidemiologi yaitu: kapasitas vektorial, rerata laju inokulasi entomologi, indek stabilitas nyamuk An. balabacensis sebagai vektor serta kasus malaria. Ditemukan 2 spesies  nyamuk tersangka vektor malaria An. balabacensis dan An. maculatus, populasi An. balabacensis sangat dominan dan bersifat antropofilik 88,33% dengan sporozoit indek 12,75%.  Setelah 6 bulan aplikasi pengendalian vektor malaria terpadu, indikator epidemiologi kuantitatif meliputi:  kapasitas vektorial, rerata laju inokulasi entomologi, indek stabilitas An. balabacensis sebagai vektor dan kasus malaria menurun sampai 100%.   Pengendalian vektor terpadu sangat efektif di daerah endemis untuk menjaga endemisitas malaria tetap rendah dan tidak direkomendasikan aplikasi pada waktu terjadi wabah dan peningkatan kasus.   Kata kunci: Malaria,  Pengendalian terpadu, Indikator entomologi, Pulau Sebatik
Ruang Kebersamaan: Suatu Kajian Sinergitas Dan Kreativitas Di Ruang Publik Kota Heryanto, Bambang; Jamila, Rona Fika; Dharmaraty, Ashri Prawesthi
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 16, No 3 (2020): JPWK Vol 16. No. 3 September 2020
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v16i3.32299

Abstract

The purpose of this research is to examine public space services in meeting the needs and activities of the community in their spare time. Synergy and creativity are two factors to measure how the public space functions and functions properly. A good public space has an index of synergy and creativity that can be used collectively and is interesting for its visitors to interact with. The synergy of public spaces is manifested in how compatible spaces are mutually compatible in serving the activities of its users. Creativity is how existing facilities have an attractive form so that visitors can use them together. The method used in this study is to spread questions to visitors who visit heritage areas in the old city area in Jakarta. Descriptive description is used in research to determine the togetherness aspect of the community using public space in carrying out the needs and activities of visitors. The results of this study found that most visitors like to do activities together, share space with other visitors, especially if there are events such as music, culture or carnivals, but most are still embarrassed to initiate the initiative to invite other visitors, besides that in Kota Tua the visitors also sometimes want a little privacy, so additional furniture such as seating and shade is needed.
FENOMENA SPASIAL PADA FLY-OVER URIP SUMOHARJO KM.4 MAKASSAR Muzdar, Muhammad Ajwad; Heryanto, Bambang; Akil, Arifuddin
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 5 No 2 (2018): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v5i2a3

Abstract

Abstrak_ Fly-Over Urip Sumoharjo KM.4 Makassar merupakan jalan layang yang dibangun oleh Pemerintah Kota Makassar guna untuk memecah kemacetan yang sering terjadi malah menambah kemacetan di waktu-waktu tertentu karena adanya aktivitas lain yang dilakukan oleh masyarakat dan menjadi masalah spasial pada fly-over. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan oleh aktor dan kekuatan yang membentuk aktivitas. Lokasi penelitian yaitu di Fly-Over Urip Sumoharjo KM.4 Makassar. Metode penelitian dilakukan dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan studi pustaka. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian mengungkapkan kekuatan yang membentuk aktivitas di Fly-Over adalah karena adanya kesatuan aktor-ruang-waktu. Posisi aktor adalah sebagai unsur yang berperan utama dalam memaknai ruang (space) menjadi sebuah tempat (place), juga merupakan unsur yang menentukan dalam pembentukan sebuah peristiwa. Ruang sebagai unsur yang mewadahi berlangsungnya sebuah kegiatan atau peristiwa, sedangkan waktu adalah unsur yang “seolah-olah” mengatur, mengendalikan dan menentukan kapan peristiwa itu terjadi dan kapan peristiwa itu berhenti. Ketiga unsur aktor-ruang-waktu dalam sebuah peristiwa senantiasa bergerak, berubah, bergeser, berganti dan selalu menjadi satu kesatuan yang utuh.Kata kunci : Ruang Publik; Fly-Over; Makassar Abstract­_ Fly-over on Urip Sumoharjo KM.4 in Makassar is  an overpass that built by the Makassar city government in order to solve the traffic jam that often occur becoming the increasing of traffic jam at a particular time because of the other activities that held by people of the city and which is the spatial problems of  fly-over. The study aimed to reveal the forms of activities that held by its actors, and the strenght that formed the activities. The location of the Research is the fly-over on Urip Sumoharjo KM.4 in Makassar. The method of research conducted with qualitative methods. Data collection is taken by interviews, questionnaires, observations and  literature study. Data analysis used descriptive analysis. The results of the study revealed the strength that formed the activity on The fly-over because of the unity of its actor, space and time. The position of the Actor is an element that played a main role in defining the space into a place, is also a decisive element in forming an event. Space is an element that accommodates an activitry or an event happened, while time is an element that seemed to regulate, control and determine when the eventshappened and when it stopped. The third element of the actor, space and time in an event constantly moved, changed, shifted and always be one whole unity.Keywords :  Public Space; Fly-Over; Makassar.
PHYSIOGNAMI DALAM ARSITEKTUR: MENGUNGKAP JATI DIRI MASKULINITAS DAN FEMINITAS MAHASISWA DALAM ARSITEKTUR Heryanto, Bambang; Sunoto, Asri Ardiati; Ashri Prawesthi Dharmaraty
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol. 5 No. 2 (2024): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v5i2.9832

Abstract

Arti kata physiognomy adalah ilmu yang mempelajari bentuk penampilan dan wajah untuk mengetahui karakteristik, baik yang tersurat (tanjibel) maupun yang tersirat (intanjibel), dari suatu objek, benda atau mahluk hidup, dan alam lingkungan. Dalam arsitektur, physiognami adalah bentuk dan wajah bangunan. Sejarah mencatat bahwa wujud perancangan atau desain bangunan selama ini didominasi oleh arsitek laki-laki. Oleh karena itu, dapat dimaklumi hasil perancangan arsitek laki-laki yang memiliki atribut maskulin telah mendominasi ruang-ruang kota di dunia. Ada yang menyatakan bangunan dapat diamati apakah dirancang oleh arsitek laki-laki atau perempuan dari atribut maskulin atau feminin yang dimilikinnya. Ada juga tidak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati jati diri arsitek sebagai perancang apakah beratribut maskulin dan feminin dengan mengambil kasus mahasiswa arsitektur berdasarkan physiognami (bentuk dan wajah bangunan) rancangannya. Hasil penelitian akan mengungkap jati diri mahasiswa apakah beratribut maskulin atau feminin? Apakah hasil ini konsisten dengan atribut gender mereka? Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan responden mahasiswa arsitektur yang mengambil Mata Kuliah Teori Arsitektur dan Studio Perancangan Arsitektur 6. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa mahasiswa arsitektur memiliki preferensi physiognamy ke arah netral (baik mahasiswa laki-laki maupun perempuan). Hal ini terjadi diperkirakan karena sifat dari pendidikan arsitektur (khususnya mata kuliah yang berhubungan dengan physiognamy yaitu Nirmana) cenderung membimbing mereka untuk lebih menyukai produk desain yang bersifat netral (tidak ke arah feminin maupun maskulin).
Tantangan dan Peluang: Memperkenalkan Pendidikan Arsitektur, Profesi Arsitek, dan Produk Arsitektur kepada Siswa SMA 101 Jakarta Heryanto, Bambang; Gambiro, Henny; Anggiani, Mona; Jamila, Rona Fika; Ekaputri, Dian
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4 No 5 (2024): JPMI - Oktober 2024
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.2807

Abstract

Pendidikan dan profesi arsitektur masih kurang dipahami oleh siswa sekolah menengah, sehingga banyak yang belum menyadari pentingnya arsitektur dalam pembangunan suatu wilayah. Untuk mengatasi masalah ini, maka perlu dilakukannya sosialisasi pendidikan dan profesi arsitektur kepada siswa sekolah menengah dengan tujuan memberikan pemahaman mendalam tentang desain, proses konstruksi, dan peran arsitek dalam menciptakan lingkungan yang berkualitas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi pemaparan pengendalan ilmu arsitektur, peran arsitek, dan diskusi mengenai potensi karir di bidang arsitektur. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa mahasiswa mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang arsitektur dan mereka menjadi lebih sadar akan berbagai peluang karir di bidang arsitektur, yang dapat membantu mereka dalam merencanakan masa depan. Kegiatan ini bermanfaat dapat memperluas wawasan mereka tentang pentingnya arsitektur, meningkatkan apresiasi terhadap estetika dan fungsi pada ruang dan bangunan, serta merangsang minat dan bakat mereka dalam bidang seni dan teknik.
KAJIAN SOUNDSCAPE DI RUANG PUBLIK TERBUKA TENGAH KOTA PADA MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS: TAMAN CATTLEYA, TOMANG, JAKARTA BARAT) Heryanto, Bambang; Anggiani, Mona; Prawesthi, Ashri
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Urban public spaces are public spaces that are visited by many urban residents with all the activities they can do. In the urban public space, various kinds of voices or sounds fill this space. Voices can be heard from any room or place in the city. The natural environment, humans, and mechanical equipment produce sound landscapes or soundscapes in the city space air. In urban public spaces, activities carried out by humans can produce artificial sound, while natural activities produce natural sound. The purpose of this study is to describe and explore the sound landscape in urban public space. This research was conduct on holidays, by observing various types of sounds and voices, the distribution of sources, time, and strength of sounds and voices to achieve the research objectives. Found that after the observation, in the open public space of Cattleya Tomang Park, West Jakarta, the results of mechanical sound sources came from the roar of motorized vehicles and the sound of construction work was more dominant than natural sounds that came from humans, trees, and animals. Research on soundscapes in urban public spaces is expected to be a basis for consideration in designing urban public spaces so that public spaces can be enjoyed more by city residents who use them.                                  Abstrak: Ruang publik kota merupakan ruang publik yang banyak dikunjungi oleh warga kota dengan segala kegiatan yang bisa dilakukan. Di dalam ruang publik kota, berbagai ragam suara atau bunyi mengisi ruang ini. Bentang suara dapat didengar dari berbagai ragam ruang atau tempat di kota. Alam lingkungan, manusia, maupun peralatan mekanik memproduksi bentang suara atau soundscape di udara ruang kota. Di ruang publik kota, kegiatan yang dilakukan oleh oleh manusia dapat menghasilkan bunyi, sementara kegiatan alami menghasilkan suara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan mengeksplorasi bentang suara yang berada di ruang publik kota. Penelitian ini dilakukan pada hari libur, dengan mengobservasi berbagai macam jenis bunyi dan suara, sebaran sumber, waktu, dan kekuatan bunyi dan suara untuk mencapai tujuan penelitian. Didapati setelah pengamatan, pada ruang publik terbuka Taman Cattleya Tomang, Jakarta Barat, hasil sumber bunyi mekanik berasal dari deru mesin kendaraan bermotor dan bunyi pekerjaan konstruksi pembangunan gedung lebih dominan dibandingkan dengan suara alami yang datang dari manusia, pepohonan, maupun hewan. Penelitian soundscape di ruang publik kota ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam perancangan ruang publik kota agar ruang publik lebih dapat dinikmati oleh warga kota yang memanfaatkannya. Â