Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bentuk Variasi Makna Kalam Insya’ Talabi dalam Komik Nawadir Juha Li Al-Atfal: (Kajian Balaghah) Nurwahid, Ahmad; Fatimatul Djamilah, Wulan Indah; Anam, Faqihul
Kitabina: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 2 No 01 (2021): Kitabina: Jurnal Bahasa & Sastra
Publisher : Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.717 KB) | DOI: 10.19109/kitabina.v2i01.13178

Abstract

Artikel ini adalah hasil dari penelitian kualitatif deskriptif terhadap komik Nawadir Juha li al – athfal karya seorang sufi bernama Nasruddin Juha yang bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk - bentuk variasi makna kalam insya thalabi dalam perspektif balaghah. Jenis penelitian ini adalah library research dengan human instrument sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan, menyajikan, mengorganisasi, memaknai dan menyimpulkan data – data hasil penelitian serta ditunjang instrumen bantu berupa tabel atau pedoman analisis. Sumber data primer yang digali datanya adalah tiap paragraf yang ada dalam komik Nawadir Juha li al – athfal tersebut yang dikumpulkan dengan metode dokumentasi, kemudian dianalisis dengan tekhnik analisis wacana yakni mengkaji data berupa wacana tertulis secara keseluruhan baik dari segi tulisan maupun maknanya. Dari penelitian ini didapatkan bentuk insya thalabi dalam komik Nawadir Juha li al – athfal ada 45 berbentuk kalimat perintah, 5 berbentuk kalimat larangan, 64 berbentuk kalimat tanya, 21 berbentuk kalimat seruan/panggilan dengan bentuk variasi makna Amr (perintah) berjumlah 34 data yang terdiri dari Iltimas (perintah kepada sebaya) ada 21 bentuk, Tahdid (ancaman) ada 1 bentuk, Ta’jiz (melemahkan) ada 7 bentuk, Taswiyah (menyamakan) ada 2 bentuk, dan Ibahah (membolehkan) ada 3 bentuk. Bentuk variasi makna Nahyi ( larangan) berjumlah 4 data, terdapat dalam bentuk Taubigh (teguran/celaan). Bentuk variasi makna Istifham berjumlah 7 data, terdiri dari bentuk Amr (perintah) sebanyak 2 data, bentuk Inkar (penolakan) sebanyak 3 data, dan bentuk Tahqir (merendahkan) sebanyak 2 data. Bentuk variasi makna Nida’ (panggilan) ditemukan berjumlah 32 data yang terdiri dari bentuk anjuran, mengusung, mendorong atau menyenangkan sebanyak 12 data, bentuk teguran keras atau mencegah sebanyak 10 data, bentuk penyesalan/keresahan dan kesakitan sebanyak 2 data, bentuk mohon pertolongan sebanyak 2 data, bentuk ratapan atau mengaduh sebanyak 3 data, bentuk kasihan sebanyak 1 data serta bentuk bingung dan gelisah sebanyak 2 data.
TINJAUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TERHADAP PENELANTARAN RUMAH TANGGA OLEH SUAMI SEBAGAI BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Rosita, Rosita Ibrahim; Zainuri, Muhammad; Nurwahid, Ahmad
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 7 No 01 (2025)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v7i01.1705

Abstract

All forms of violence, especially domestic violence, are violations of human rights and crimes against human dignity as well as forms of discrimination that must be abolished, violence is not only in the form of physical violence but neglect is also a form of violence as regulated in Article 5 Letter e Law No. 23 of 2004 on PKDRT. which the act of neglect can have a negative impact on people who are victims of neglect. That the problem in this research is what are the forms of actions that are categorized as criminal acts of neglect of the household by the husband and how the sanctions are reviewed from Law No. 23 of 2004 concerning PKDRT. The method that the researcher uses is the normative research method, the data is obtained through statutory procedures, the analysis of this research is carried out by criticizing, supporting, or commenting, then making a conclusion on the research results.Based on the results of the study, the forms of household neglect are forbidding the victim to work but neglecting, not providing a living, not giving love, not providing care to the family, and not providing education to children. And the sanctions applied according to the provisions of Law Number 23 of 2004 concerning Domestic Violence regarding the criminal act of neglect of the household are regulated in Article 49 which states that "they shall be punished with imprisonment for a maximum of 3 (three) years or a fine of a maximum of Rp. 15,000,000, 00 (fifteen million rupiah), every person who neglects other people within the scope of his household as referred to in Article 9 paragraph (1). It is hoped that the punishment imposed on the perpetrators of the crime of neglect in the household should not be imprisonment or pay a fine, but with compensation sanctions, namely against the perpetrators of household neglect, compensation, social work, and following counseling guidance, so that they are not solely get a deterrent effect but also get improvements for the future.