Karang Widiastuti, Ni Luh Gede
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDIDIKAN SAINS TERINTEGRASI KETERKAITAN KONSEP IKATAN KIMIA DENGAN BERBAGAI BIDANG ILMU Karang Widiastuti, Ni Luh Gede
Widya Accarya Vol 10 No 2 (2019): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.352 KB) | DOI: 10.46650/wa.10.2.777.%p

Abstract

Abstrak   Artikel ini disusun dengan tujuan guru IPA khususnya guru kimia mampu mengajarkan konsep ikatan kimia terintegrasi dengan berbagai bidang ilmu. Mata Pelajaran IPA (sains) adalah sebagai sarana untuk memahami alam dan melatihkan pola pikir siswa dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan objek IPA. Amanah kurikulum menghendaki IPA dibelajarkan secara terpadu (terintegrasi) sesuai dengan namanya yaitu IPA Terpadu (Sains Terintegrasi). Mata pelajaran kimia merupakan salah satu bagian dari sains itu sendiri yang memiliki peran sejajar dengan cabang-cabang sains lainnya, seperti fisika, biologi, geologi, dan astronomi. Ikatan kimia merupakan salah satu materi yang dikaji dalam mata pelajaran kimia khususnya pada kelas X sesuai dengan K-13 yang berlaku. Sesuai tuntutan K-13 bahwa pembelajaran IPA termasuk kimia harus diajarkarkan secara terintegrasi. Salah satu konsep kimia yaitu ikatan kimia. Konsep ikatan kimia ini dapat dikaitkan dengan berbagai bidang ilmu seperti ilmu kimia, fisika, biologi, geologi, serta astronomi. Selain itu, konsep ikatan kimia juga dapat dikaitkan dengan beberapa aspek kehidupan seperti bidang lingkungan, kesehatan dan keselamatan serta teknologi sehingga pemahaman siswa akan lebih bermakna dan menyeluruh terhadap konsep ini. Kata-kata kunci: ilmu pengetahuan alam, sains terintegrasi, ikatan kimia   Abstract   This article was compiled with the aim of the Sciences teacher especially the chemistry teacher being able to teach the concept of integrated chemical bonds with various fields of science. Sciences Subjects are as a means to understand nature and train students' mindset in solving various problems related to the objects of Sciences. The mandate of the curriculum requires that science be taught in an integrated manner (integrated) in accordance with its name, namely Integrated Sciences. Chemistry is a part of science itself that has a parallel role with other branches of science, such as physics, biology, geology, and astronomy. Chemical bonding is one of the material that is studied in chemistry subjects, especially in 10th grade students according to the applicable 2013 curriculum. In accordance with the demands of the 2013 curriculum that learning Sciences including chemistry must be taught in an integrated manner. One chemical concept is chemical bonds. The concept of chemical bonds can be linked to various fields of science such as chemistry, physics, biology, geology, and astronomy. In addition, the concept of chemical bonds can also be linked to several aspects of life such as the environment, health and safety and technology so that students' understanding will be more meaningful and comprehensive about this concept. Keywords: science, integrated science, chemical bonds
Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Kontekstual Dengan Konsep Tri Hita Karana untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Karang Widiastuti, Ni Luh Gede
Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran Vol 4, No 3 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jipp.v4i3.28436

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar IPA berbasis kontekstual dengan konsep Tri Hita Karana untuk siswa kelas VII SMP yang valid, praktis, dan efektif digunakan dalam pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan, yaitu penelitian dan pengembangan (R&D) mengadopsi dari model R & D yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap penyusunan draft bahan ajar, uji ahli, dan uji lapangan dalam skala terbatas. Sample penelitian ini berjumlah 32 orang, terdiri dari 17 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validitas bahan ajar yang dikembangkan tergolong dalam kategori sangat valid. (2) Kepraktisan bahan ajar yang dikembangkan tergolong dalam kategori praktis. (3) Efektivitas bahan ajar yang dikembangkan tergolong dalam kategori efektif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar kelayakan bahan ajar sehingga mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL CUBLAK-CUBLAK SUWENG UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD BINA TUNAS Oktavia Dwi Wuyung Sari; Karang Widiastuti, Ni Luh Gede
Widya Accarya Vol 11 No 2 (2020): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/wa.11.2.946.188-197

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran matematika melalui implementasi kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantu media pembelajaran permainan tradisional cublak-cublak suweng. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dengan peneliti pada mata pelajaran matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Bina Tunas yang berjumlah 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantu media pembelajaran permainan tradisional cublak-cublak suweng untuk meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran matematika kelas IV SD Bina Tunas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase skor rata-rata motivasi belajar matematika sebesar pada siklus I sebesar 69,66% dan pada siklus II sebesar 84,83%. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 15,17%. Hasil analisis data siklus II menunjukkan bahwa skor tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu minimal tinggi. Terdapat 5 indikator dengan 4 deskripsi motivasi belajar dalam penelitian ini dan kelima indikator tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan minimal tinggi. Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media Pembelajaran Permainan Tradisional Cublak-cublak Suweng, Motivasi Belajar Matematika ABSTRACT This research aimed to increase learning motivation in mathematic learning through implement a cooperative learning model, the type of teams games tournament (TGT) was assisted by the learning media of cublak-cublak suweng traditional games. Assisted by traditional learning media cublak-cublak suweng in learning motivation for fourth grade mathematics learning at SD Bina Tunas. This research was a classroom action research which was carried out collaboratively between teachers and researchers in mathematics. The subjects in this research were the fourth grade students of SD Bina Tunas, totaling 6 students consisting of 3 female students and 3 male students. Data collection methods in this research using observation and documentation. The research instrument used was the observation sheet and documentation. The data analysis technique used in this research was descriptive quantitative data analysis. Based on the results of the research, it was concluded that the cooperative learning model of the Teams Games Tournament (TGT) type was assisted by the learning media of cublak-cublak suweng traditional games to increase learning motivation in the fourth grade mathematics learning of SD Bina Tunas. It was indicated by an increase in the percentage of the average score of learning motivation for mathematics in the first cycle of 69.66% and 84.83% in the second cycle. There was an increase from cycle I to cycle II of 15.17%. The results of cycle II data analysis indicated that the score had reached the specified success indicator, which was at least high. There were 5 indicators with 4 descriptions of learning motivation in this research and the five indicators had reached the specified minimum high success indicator. Keywords: Teams Games Tournament (TGT), Learning Media for Traditional Games Cublak-cublak Suweng, Motivation to Learn Mathematics
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DISELIPKAN TEKNIK ICE BREAKING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS III SD DWIJENDRA DENPASAR Anita Adriyanti, Ni Putu; Karang Widiastuti, Ni Luh Gede; Edy Purnawijaya, I Putu
Widya Accarya Vol 12 No 1 (2021): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/wa.12.1.1061.77-97

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition Diselipkan Teknik Ice Breaking untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SD Dwijendra Denpasar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari observasi, perencanaan, pelaksanaan/tindakan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Dwijendra Denpasar dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Data mengenai aktivitas belajar diperoleh menggunakan metode observasi dengan instrumen yang berbentuk lembar observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas belajar yang diperoleh yaitu pada refleksi awal (prasiklus) rata-rata aktivitas belajar hanya mencapai 60,07% yang berada pada kategori “kurang aktif”. Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I sampai pada siklus ke II, aktivitas belajar berupa persentase rata-rata pada siklus I yaitu 68,24% yang berada pada kategori “cukup aktif”. Setelah diadakan perbaikan tindakan pada siklus II, rata-rata aktivitas belajar siswa semakin meningkat menjadi 80,14% yang berada pada kategori “aktif” sehingga terjadinya peningkatan persentase rata-rata aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 11,90%. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition Diselipkan Teknik Ice Breaking dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SD Dwijendra Denpasar. Kata kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition, Teknik Ice Breaking, Aktivitas Belajar Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Kontekstual Dengan Konsep Tri Hita Karana untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Karang Widiastuti, Ni Luh Gede
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 3 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jipp.v4i3.28436

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar IPA berbasis kontekstual dengan konsep Tri Hita Karana untuk siswa kelas VII SMP yang valid, praktis, dan efektif digunakan dalam pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan, yaitu penelitian dan pengembangan (R&D) mengadopsi dari model R & D yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap penyusunan draft bahan ajar, uji ahli, dan uji lapangan dalam skala terbatas. Sample penelitian ini berjumlah 32 orang, terdiri dari 17 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validitas bahan ajar yang dikembangkan tergolong dalam kategori sangat valid. (2) Kepraktisan bahan ajar yang dikembangkan tergolong dalam kategori praktis. (3) Efektivitas bahan ajar yang dikembangkan tergolong dalam kategori efektif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar kelayakan bahan ajar sehingga mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.