Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Aktualisasi Hukum Perceraian Perspektif Pengadilan Agama di Indonesia Toni, Agus
MAQASHID Vol. 1 No. 2 (2018): Mei 18
Publisher : Fakultas Syariah - IAI Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.357 KB) | DOI: 10.35897/maqashid.v1i2.130

Abstract

Islamic law must be understood more broadly in the context of statehood and nationality with all the differences in cultural, sociological and geographical types. This is a form of actualizing the values of Islamic teachings so that they can be accepted by humans as a whole. Maintain the sustainability of Islam itself and take greater benefit. As in Indonesia, with a different context from the east in various aspects such as geography, culture and social psychology of society, demanding that Islamic law be taught must have an elasticity value by leaving a form of inductive and conservative thinking structure. With a historical and philosophical understanding of Islamic law, it will bring progressive changes to the accommodative Islamic law by lokal people without going through opposition and rejection. Therefore, Indonesia has codified Indonesian-style Islamic law in the form of the Compilation of Islamic Law (KHI) and Law No. 1 of 1974, which are also used by the Religious Courts to decide cases including divorce. Especially if there is a movement to conduct an extension to the community and socialization of Islamic law products that are updated in Indonesia, it will certainly reduce the level of misunderstanding of the community towards divorce status. So that the classical Islamic law products that have been rooted at the level of society about when divorce is legitimate until in what context the divorce is rationally accepted and what constitutes strong constitutional evidence of divorce has been fulfilled by the rules of the Compilation of Islamic Law (KHI). Keywords: divorce, law, Islam, Indonesia
MEMBANGUN PARADIGMA KRITIS TEKSTUALIS MENUJU HISTORIS SOSIALIS DALAM ISLAM Toni, Agus
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.006 KB) | DOI: 10.35888/el-wasathiya.v5i1.3024

Abstract

Abstrak: Islam sebagai agama yang universal memiliki nilai elasitisas dalam memahami konteks yang selalu berkembang. Nilai tersebut merupakan wujud kaidah al-Islam sholih likulli zaman wa makan. Interpretasi yang berseberangan antar ulama’ terhadap suatu ayat menjadi bagian kazanah pengetahuan yang harus diapresiasi. Hadirnya hukum-hukum yang termaktub dalm teks sebagai konsekuensi historis peradaban dan tradisi yang hadir dan berkembang. Oleh karena itu pemahaman paradigma dalam interpretasi dengan mengedepankan nilai konteksstual lebih dapat diterima oleh komunitas sosial dari pada intimidasi konteksstual oleh tekstual. Kata kunci: Paradigma, Elastisitas, Historis, Tekstual, Kontekstual
ISLAM DAN TATA NILAI KEHIDUPAN DI ERA MODERN Toni, Agus
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3626.691 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3523138

Abstract

Abstrak: Elastisitas Islam dalam menghadapi perubahan zamanmenjadi tanda bahwa kemaslahan nilai-nilai ajaran Islam dapatdirasakan dimanapun manusia berada dan dengan corak budaya apapunyang digelutinya. Keanekaragaman cara penyesesalain permasalahandalam hukum Islam memberi ruang kepada publik bahwa konsepIslam dalam menyelesaiakan permasalahan memiliki nilai yang lentur.Pemahaman Islam sebagai agama rahmatan lil alamin harus didasariterhadap peranannya dalam membangun, mempola serta mengarahkanmanusia mampu memahami perubahan kontek baik kaitannya denganmuamalah, siyasah maupun ibadah. Dengan dasar elastisisme ajaran Islamberikut nilai humanisme maka keberadaannya di khalayak manusia akanmenjadi atmosfer yang mampu melindungi Islam dari segala bentukiktikad untuk merongrong dan melakukan pelemahan secara sistemikdan konfrontatif secara masif terhadap Islam itu sendiriKata kunci: Islam, Tata Nilai, Modern.
REVITALISASI ESENSI HUKUM PERKAWINAN PERSPEKTIF PENGADILAN AGAMA DI INDONESIA (Rekontruksi Pemahaman Tujuan Perkawinan Sebagai Paradigma Kritis terhadap Fenomena Maraknya Gugat Cerai yang Dilakukan TKW di Pengadilan Agama) Toni, Agus
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1301.321 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3522913

Abstract

Abstrak: Sebagai sunatullah yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat memiliki kontribusi terhadap perkembangan dan dalam hal mempertahankan klain kehidupan manusia. Perkawinan yang baik dan sah dalam konteks regulasi positif dan normatif bersandar pada kesamaan akidah meskipun terdapat pernyataan yang disyartakan dalam kebiasaan di struktur masyarakat seperti kesamaan dalam strata sosial. Sebagai konsekwensi logis dalam perkawinan adalah terwujudnya tatanan keluarga dan masyarakat yang harmonis secara absolut. Akan tetapi sebuah tujuan dari perkawinan tersebut dalam perjalanannya mengalami kendala yaitu perceraian dengan berbagai faktor yang melatar belakangi seperti jarangnya komunikasi antar pasangan, jarak yang begitu jauh, faktor ekonomi dan adanya pihak ketiga. Meskipun perceraian adalah suatu hal perlu dijauhi namun kondisi tersebut terkadang menjadi tuntunan untuk dilakukan sebagai alternatif dalam menyelesaikan masalah keluarga setelah mediasi tidak menemukan titik penyelesaian. Aspek alternatif terakir sebagai solusi penyelesaian masalah dalam keluarga, perceraian menjadi indikator terhadap keretakan dalam menjaga dan membangun esensi keharmonisan keluarga. Terlepas dari perubahan kultur masyarakat yang syarat akan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan pergaulan, menjadi dasar akan pentingnya pemahaman kembali terhadap fungsi dan tujuan pernikahan oleh masyarakat menjadi langkah kongkrit diawal seseorang dalam memutuskan untuk menikah. Kata Kunci: Perkawinan, Perceraian, Esensi.
PENGARUH FEMINISME TERHADAP CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA Toni, Agus
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 7 No. 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3369.271 KB) | DOI: 10.35888/el-wasathiya.v7i2.3824

Abstract

Islam sebagai agama yang dapat memayungi setiap kepentinganmanusia dalam menjaga dan memperjuangkan hak-haknya. Sebagai agamasamawi yang fungsi ajaranya dapat dirasakan oleh seluruh makhluk terlebih olehmanusia tanpa terkecuali menjustifikasi terhadap relevansi Islam sebagai agamarahmatan lil alamin. Diskriminasi pada manusia baik dalam kontek strata danstatus sosial merupakan perwujuadan perilaku egoisme superior yang berakibatpada pengebirian kebebasan pihak-pihak lemah. Perempuan sebagai manusia yangdiidentikkan sebagai sosok yang lemah dan inferior menjadi doktrinasi dalambudaya yang kurang sensitif terhadap ajaran agama yang menekankan persamaanderajat. Dalam realitanya ajaran Islam menolak akan diskriminasi sosial karenasetiap manusia memiliki hak yang sama dan adapun yang membedakan terletakpada tingkat ketaqwaannya. Oleh karena itu dalam masalah hukum keluargayang menyangkut pengambilan kemaslahatan dari solusi permasalahan sumi istridalam bentuk cerai gugat merupakan bagian peletakan syariat Islam dalammenjalankan fungsinya sebagai pembawa rahmat kepada manusia tanpa pilihkasih dan tanpa melihat faktor genderisasi. Pihak istri untuk memperjuangkannilai feminimisme nya diberi kebebasan untuk mengajukan gugatan dengan dalihsebagaimana yang undangkan baik dalam hukum positif, maupun hukum Islamsebagai legalitas yang secara formilnya.
REKONSTRUKSI PRINSIP-PRINSIP EKONOMI PERSPEKTIF AL-QURAN Toni, Agus
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 8 No. 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35888/el-wasathiya.v8i2.4230

Abstract

Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi asas kemanusian pada tarah sejahtera, menjadi agama logis untuk diejawantahkan nilai-nilai yang terkandung dalam perilaku kehidupan manusia sehari-hari. Al-quran sebagai kalam suci sekaligus menjadi pedoman umat islam penuh aakan syarat ajaran yang mensejajarkan prinsip kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Nilai yang terkandung dalam al-quran tidak bisa ditampik sebagai nilai kritik teori yang ditawarkan oleh kaum sekuler yang bersifat temporal dalam menghadapi pelbagai permasalahan. Sisi lain pada kandungan al-quran yaitu perhatiannya terhadap manusia dalam memaraktekkan kegiatan muamalah. Kegiatan yang menjadi landasan pemenuhan kebutuhan hajiyah, jinsiyah, tahsiniyah merefkesikan akan fungsi al-quran sebagai penjembatan kebutuhan ruhiyah dan jasmaniyah. Nilai-nilai yang juga merefleksikan perilaku nabi Muhamad saw, tersebut tercermin pada setiap aktifitas muamalah yang tidak hanya menekankan pada kebutuhan dunia yang bersifat meterialistik namun juga pemenuhan kebutuhan yang bersifat ukhrawi. Sifat-sifat yang menunjang untuk produktifitas aktivitas tersebut yaitu akidah (ketuhanan), sidik (jujur), adl wa tawazun (adil dan seimbang), itqan (profesional). Kata Kunci: Al-Quran, Akidah, Sidik, Adl wa Tawazun, Itqan