Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strategi Percepatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Kabupaten Hulu Sungai Utara Siska Fitriyanti; Herry Azhar Pradana; Muhammad Arief Anwar
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 14 No 2 (2019): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hulu Sungai Utara Regency is one of the regency in Kalimantan Selatan that have the lowest HDI rate among other regencies/cities. Over the past few years, the Government of Hulu Sungai Utara Regency has committed and implemented programs related to the dimensions of HDI. Although several indicators of the HDI elements have shown a significant increase, it is still unable move Hulu Sungai Utara Regency from the last place based on HDI. The study aims to identify the factors that cause low HDI scores, analyze programs and supporting capacity of government agencies related to HDI, as well as to propose programs that can improve HDI in Hulu Sungai Utara Regency. This research is descriptive with qualitative approach. Primary data were collected through in-depth interviews with structural officials in the government agencies that were directly related to the that were directly related to the element of HDI. Secondary data was taken from the Annual Report and Strategic Plan of the latest year from the related government agencies. The results of the study show that the main factor of the low Hulu Sungai Utara Regency HDI exist in the economic sector, which is low per capita expenditure. Related programs and supporting capacity of those government agencies are already quite good in efforts to increase HDI. However, it needs to be more focused on increasing EYS and AYS in the education sector, decreasing cases of malnutrition and early marriage in the health sector, as well as increasing economic growth and per capita expenditure in the economic sector. Abstrak Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan yang memiliki angka IPM paling rendah di antara kabupaten/kota lainnya. Selama beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten HSU telah berkomitmen dan melaksanakan program-program yang berhubungan dengan dimensi pembentuk IPM. Meskipun beberapa indikator dimensi IPM telah menampakkan peningkatan yang cukup signifikan, akan tetapi masih belum bisa merubah peringkat Kabupaten HSU sebagai pemilik IPM terendah di Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya nilai IPM, menganalisis program dan daya dukung SKPD terkait untuk meningkatkan IPM, serta untuk memberikan usulan program dan kegiatan yang dapat meningkatkan IPM. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan para pejabat struktural di SKPD yang berkaitan langsung dengan sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Data sekunder berasal dari Laporan Tahunan dan Renstra tahun terakhir dari SKPD terkait. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor utama rendahnya IPM Kabupaten HSU ada di sektor ekonomi, yaitu pengeluaran per kapita yang rendah. Adapun program dan daya dukung SKPD terkait sudah cukup baik dalam usaha meningkatkan angka IPM, hanya saja perlu difokuskan kepada peningkatan HLS dan RLS di sektor pendidikan, penurunan kasus gizi buruk dan pernikahan usia dini di sektor kesehatan, serta peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran per kapita di sektor ekonomi.
Analisis Pembangunan Kepemudaan di Kota Banjarbaru menggunakan Pendekatan Indeks Pembangunan Pemuda (Domain Pendidikan dan Lapangan & Kesempatan Kerja) Siska Fitriyanti; Herry Azhar Pradana
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 17 No 1 (2022): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47441/jkp.v17i1.257

Abstract

The Youth Development Index (YDI) is an instrument to measure youth development in a region. Youth development is a vital need to prepare quality people for future development. In Indonesia, YDI is only available at the provincial level. However, district and city governments are obliged to apply youth development in regional development planning to support the achievement of provincial YDI. This paper aims to analyze youth development in the education and employment sector in Banjarbaru City based on YDI indicators in these domains: MYS, SM-APK, APK-PT, white-collar entrepreneur, and youth unemployment rate. This study used a qualitative approach and analyzed descriptively exploratory. Primary data were collected through interviews. The source of secondary data was mainly BPS and relevant worksheets. The analysis showed that the MYS and APK SM do well enough, while the APK-PT although above the achievements of the province is still below the national average. In the employment sector, white-collar entrepreneurial youth in Banjarbaru City is above the province and the nation. Youth Unemployment is above province, below the national. The problem in this sector is the mismatch between workforce competence and job opportunities. Abstrak Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) merupakan suatu instrument untuk mengukur pembangunan kepemudaan di suatu wilayah. Pembangunan kepemudaan sangat penting dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melanjutkan pembangunan. IPP di Indonesia baru tersedia di tingkat provinsi, belum sampai ke tingkat kabupaten/kota. Meski demikian, kabupaten/kota juga berkewajiban untuk terus meningkatkan kualitas pembangunan kepemudaan dalam perencanaan pembangunan daerah untuk menunjang capaian IPP provinsi. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pembangunan kepemudaan di sektor pendidikan dan lapangan & kesempatan kerja di Kota Banjarbaru berdasarkan indikator IPP di 2 domain tersebut, yaitu RLS, APK SM, APK PT, pemuda wirausaha kerah putih, dan TPT pemuda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dianalisis secara literatur review. Data primer diambil melalui wawancara, sedangkan data sekunder terutama berasal dari BPS dan dokumen kinerja SKPD yang relevan dengan objek penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa domain Pendidikan sudah cukup baik, sedangkan di domain lapangan dan kesempatan kerja terdapat permasalahan TPT Pemuda yang cukup tinggi karena adanya ketidaksesuaian antara kompetensi tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Penambahan Konsentrat dan Jamu Ternak Terhadap Pertumbuhan Sapi Bali Dara Pra Sapih Siska Fitriyanti; Askalani Askalani; Surya Nur Rahmatullah
JURNAL PENELITIAN PETERNAKAN LAHAN BASAH Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpplb.v2i1.1797

Abstract

The research was conducted in the Institute for Assessment and Development ofIntegrated Farming (BP3T) in Tambang Ulang. The aim of research was to study the use ofsupplemental feed (concentrate) based on corn by product in increasing the performance Baliheifer. Fourteen Bali heifer were divided into two groups, those were group A (feeding forage,concentrate, and cattle herbs) and group B (feeding forage and concentrate). The averagesweight gain during the 81 days were 0.49 and 0.27 kg/head/day respectively for treatments A andB, while feed consumption and feed conversion of each treatment were 19.29 kg/head/day and8.36 for A and 19.29 kg/head/day and 16.04 for B, respectively. In conclusion, herb cattlesupplementation could increase Bali heifer weight gain better than fed concentrate only