Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Menumbuhkan Kesadaran dan Pengetahuan Hukum Akselerasi Produk Halal Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pohan, Zakirun
Mediation : Journal of Law Volume 3, Nomor 1, Maret 2024
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/mjol.v3i1.1711

Abstract

Membeli produk yang aman, higienis, dan sesuai syariah juga merupakan hak asasi manusia. Jelas bahwa semua produk yang bersertifikat Halal aman dan sehat. Dengan berlakunya UU No. 33 Tahun 2014 “Jaminan Produk Halal” (selanjutnya disebut UUJPH), produksi produk seperti makanan dan minuman menjadi mungkin. Apapun obat-obatan, vaksin, suplemen nutrisi, kosmetik, dan lain-lain, harus memiliki label halal. . Mengingat pengertian badan usaha dalam Pasal 1 Ayat 10 UUJPH, maka badan usaha diartikan sebagai orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang melakukan kegiatan usaha di: Wilayah Republik Kazakhstan. Indonesia. Dari definisi tersebut jelas bahwa setiap pelaku usaha yang memproduksi suatu barang atau produk wajib mendaftarkan produknya untuk memperoleh sertifikasi halal. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (1) UUJPH, produk yang memerlukan pendaftaran produk untuk memperoleh sertifikasi halal adalah makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, produk kimia, produk rekayasa genetika, dan produk konsumsi. Suatu barang yang digunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat. Pengertian masyarakat secara keseluruhan mencakup individu atau konsumen sebagai penerima manfaat akhir dari produk. Tidak ada syarat khusus bagi umat Islam. Pasal 4 UUJPH kemudian menegaskan bahwa produk yang dimasukkan, diedarkan, dan dijual di wilayah Indonesia harus memiliki sertifikat halal. Sehingga yang menjadi pertanyaan adalah apakah masyarakat milenial saat ini paham dan memahami produk halal, manfaat dan keamanannya serta upaya apa yang dilakukan pemerintah untuk memperkenalkan pentingnya produk halal kepada masyarakat milenial saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi produk halal.
PERTANGGUNG JAWAB WALI TERHADAP ANAK YATIM DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Daerah Aceh Singkil) Pohan, Zakirun
Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syari'ah dan Ahwal Al-Syakhsiyyah Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Islamic Family Law Department, STAI Syekh Abdur Rauf Aceh Singkil, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah menerima anak-anak yatim atau fakir miskin dengan syarat memiliki surat keterangan dari Kepala kampong masing-masing dimana mereka bertempat tinggal (domisili) yang menyatakan bahwa anak tersebut adalah anak yatim atau fakir miskin. Kebanyakan orang tuan menitipkan anaknya karena ketidak mampuannya utuk mengurus dan menyekolahkannya. Penelitian ini akan menemukan sebuah hasil terkait pertanggungjawaban wali terhadap anak yatim. Metode Penelitian yang digunakan yakni penelitian lapangan selain itu juga penulis menggunakan penetian pustaka. Hasil penelitian, kurang perhatiannya wali terhadap anak yang telah dititipkan di panti Asuhan. Seharusnya setiap orang tua terus berupaya demi bisa bersama anak perwaliannya dan mengasuh dengan sebaik-baiknya..
Distribusi Bantuan Bagi Korban Banjir Di Desa Cingkam Aceh Singkil Khairuddin, Khairuddin; Pohan, Zakirun; Dinata, Muhd. Farabi; Sukriyah, Sukriyah; Haris, Abdul
Abdurrauf Journal of Community Service Vol. 1 No. 1 (2024): Abdurrauf Journal of Community Service
Publisher : Yayasan Abdurrauf Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70742/ajcos.v1i1.54

Abstract

Community Service (PKM) activities carried out by the PKM STAI Syekh Abdur Rauf Aceh Singkil team are in the form of providing humanitarian assistance to flood victims in Aceh Singkil Regency. The flooded villages are in Gunung Meriah District. The provision of assistance was carried out in flood-prone areas by taking five location points. This location was chosen based on consideration of the conditions and characteristics of flood-prone areas, which are characterized by differences in flood intensity, population number and density, and reliability. The conclusions obtained after this PKM activity are: 1) assistance for basic needs of the community as one of the needs is still very lacking; 2) local government policies on disaster management are still very limited; 3) laws and regulations, especially in the regions, are still limited; 4) Disaster management funding is still highly dependent on the State Expenditure Budget (APBN) and the Regional Expenditure Budget (APBD). Based on this study, it is recommended that it is necessary to determine more carefully the level of participation at each stage of the activity, according to the type of flood management activities. Then the formulation of humanitarian assistance needs to flood victims can be carried out with the recommendation of the local village head. Abstrak: Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan oleh tim PKM STAI Syekh Abdur Rauf Aceh Singkil berupa pemberian bantuan kemanusiaan korban bencana banjir di Kabupaten Aceh Singkil. Desa-desa yang terendam banjir berada di Kecamatan Gunung Meriah. Pemberian bantuan dilaksanakan pada daerah rawan banjir dengan mengambil lima titik lokasi. Lokasi ini dipilih atas pertimbangan kondisi dan karakteristik daerah rawan banjir, yang dicirikan dengan perbedaan intensitas banjir, jumlah dan kepadatan penduduk, serta keandalan. Simpulan yang diperoleh setelah kegiatan PKM ini adalah: 1) bantuan kebutuhan pokok masyarakat sebagai salah satu kebutuahan masih sangat kurang; 2) kebijakan pemerintah daerah tentang penanggulangan bencana masih sangat terbatas; 3) peraturan perundang-undangan, terutama di daerah masih terbatas; 4) pendanaan penanggulangan bencana masih sangat tergantung dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Berdasarkan kajian ini direkomendasikan bahwa perlu ditetapkan lebih cermat tingkat partisipasi pada setiap tahap kegiatan, sesuai dengan jenis kegiatan penanggulangan banjir. Kemudian perumusan kebutuhan bantuan kemanusiaan kepada korban banjir dapat dilakukan dengan rekomendasi kepala desa setempat.
Bimbingan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an Dan Fiqih Ibadah Bagi Remaja di Desa Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Pohan, Zakirun; Khairuddin, Khairuddin; Asmuddin, Asmuddin; Manik, Sutardi; Al Amin, Fuad
Abdurrauf Journal of Community Service Vol. 1 No. 1 (2024): Abdurrauf Journal of Community Service
Publisher : Yayasan Abdurrauf Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70742/ajcos.v1i1.56

Abstract

The learning activity of Reading and Writing the Qur'an is to read and write the verses of the Qur'an by knowing the rules that have been set such as the mahkorijul of letters, the length of the reading, the rules of tajweed, so that there is no change in the meaning of the verses of the Qur'an while Fiqh is a rule in the implementation of daily worship in accordance with the Sharia of Religion. The purpose of learning Al-Qu'an Reading and Writing Guidance and Fiqh Ibadah is to improve and prepare human resources for adolescents who will face the phase of becoming adults who have responsibilities for their families, starting from the ability to read and write Al-Qu'an letters and Fiqh Ibadah which later it is hoped that the educational values of Al-Qu'an will become a solid moral, ethical and spiritual foundation. The method used is the direct guidance method. In this BTQ and Fiqh Ibadah guidance program, especially for adolescents with an age range of thirteen to 24 years, for guidance used by conducting studies starting from seminars and also guiding extra by adjusting the needs and abilities of adolescents in Singkohor Village. Activity after activity can run well and receive full support from some of the community and pilgrims of Singkohior Village. This BTQ and Fiqh worship guidance program to the community has succeeded in achieving the main goal, which is to increase the reading and writing understanding of the Qur'an to teenagers and increase awareness. After the service is completed, it is hoped that the level of comprehension of reading and writing the Qur'an and Fiqh of Worship, especially the spirit of practice, will be better. Keywords: Learning guidance; Read and write the Qur'an; Fiqh Ibadah; Adolescent Abstrak:  Kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an adalah membaca dan menulis ayat-ayat Al- Qur'an  dengan  mengetahui aturan-aturan  yang  telah ditetapkan  seperti mahkorijul huruf, panjang pendek bacaan, kaidah tajwid, sehingga tidak terjadi perubahan makna pada ayat- ayat  Al-Qur’an sementara Fiqih merupakan aturan dalam poelaksanaan Ibadah sehari-hari sesuai dengan Syariat Agama. Tujuan pembelajaran Bimbingan Baca Tulis Al-Qu’an dan Fiqih Ibadah merupakan untuk meningkatkan dan mempersiapkan sumber daya manusia bagi kalangan remaja yang akan menghadapi fase menjadi dewasa yang memiliki tanggung jawab terhadap keluarga mulai kecakapan dalam membaca dan menulis huruf Al-Qu’an dan Fiqih Ibadah yang nantinya diharapkan nilai-nilai pendidikan Al-Qu’an akan  menjadi landasan moral, etika dan spiritual yang kokoh. Metode yang digunakan adalah metode bimbingan langsung. Dalam program bimbingan BTQ dan Fiqih Ibadah ini kusus bagi remaja dengan rentang usia tiga belas sampai dengan 24 tahun, untuk Bimbingan yang digunakan dengan melakukan kajian dimulai dari seminar dan juga membimbing secara ekstra denga menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan , Remaja di Desa Singkohor. Kegiatan demi kegiatan  dapat  berjalan  dengan  baik  dan   mendapat  dukungan  penuh   dari  sebagian masyarakat dan jamaah Desa Singkohior. Program bimibingan BTQ dan Fiqh ibadah ini  kepada  masyarakat  ini  telah  berhasil  mencapai  tujuan  utama  yaitu  meningkatkan pemahaman baca tulis Al Qur’an kepada Remaja dan menambah kesadaran. Setelah pengabdian selesai, diharapkan tingkat pemahaman membaca dan menulis Al Qur’an dan Fiqih Ibadah terutama semangat mengamalkan akan lebih baik
Menumbuhkan Kesadaran dan Pengetahuan Hukum Akselerasi Produk Halal Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pohan, Zakirun
Mediation : Journal of Law Volume 3, Nomor 1, Maret 2024
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/mjol.v3i1.1711

Abstract

Membeli produk yang aman, higienis, dan sesuai syariah juga merupakan hak asasi manusia. Jelas bahwa semua produk yang bersertifikat Halal aman dan sehat. Dengan berlakunya UU No. 33 Tahun 2014 “Jaminan Produk Halal” (selanjutnya disebut UUJPH), produksi produk seperti makanan dan minuman menjadi mungkin. Apapun obat-obatan, vaksin, suplemen nutrisi, kosmetik, dan lain-lain, harus memiliki label halal. . Mengingat pengertian badan usaha dalam Pasal 1 Ayat 10 UUJPH, maka badan usaha diartikan sebagai orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang melakukan kegiatan usaha di: Wilayah Republik Kazakhstan. Indonesia. Dari definisi tersebut jelas bahwa setiap pelaku usaha yang memproduksi suatu barang atau produk wajib mendaftarkan produknya untuk memperoleh sertifikasi halal. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (1) UUJPH, produk yang memerlukan pendaftaran produk untuk memperoleh sertifikasi halal adalah makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, produk kimia, produk rekayasa genetika, dan produk konsumsi. Suatu barang yang digunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat. Pengertian masyarakat secara keseluruhan mencakup individu atau konsumen sebagai penerima manfaat akhir dari produk. Tidak ada syarat khusus bagi umat Islam. Pasal 4 UUJPH kemudian menegaskan bahwa produk yang dimasukkan, diedarkan, dan dijual di wilayah Indonesia harus memiliki sertifikat halal. Sehingga yang menjadi pertanyaan adalah apakah masyarakat milenial saat ini paham dan memahami produk halal, manfaat dan keamanannya serta upaya apa yang dilakukan pemerintah untuk memperkenalkan pentingnya produk halal kepada masyarakat milenial saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi produk halal.
Peran Kantor Urusan Agama Dalam Menanggulangi Praktik Nikah Siri: Studi Di KUA Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Pohan, Zakirun; Dinata, Muhd Farabi; Asmuddin, Asmuddin; Khairuddin, Khairuddin
Abdurrauf Law and Sharia Vol. 1 No. 1 (2024): Abdurrauf Law and Sharia
Publisher : Yayasan Abdurrauf Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70742/arlash.v1i1.20

Abstract

Nikah siri pada sebagian masyarakat, terutama umat Islam Indonesia sudah cukup banyak dikenal. Terutama setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dan kendala yang di hadapi Kantor Urusan Agama Kecamatan Gunung Meriah dalam menanggulangi perkawinan siri. Adapun metode yang digunakan adalah field rieserch yang digunakan untuk menghimpun informasi agar bisa mengetahui kejadian secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran KUA dalam menanggulangi nikah siri adalah melakukan sosialisasi tentang pentingnya pencatatan pernikahan dan dampak buruknya terhadap keluarga, melalui seminar dan pengajian dan melakukan penyuluhan Pencatatan Pernikahan dan Keluarga Bahagia yang dilakukan oleh Badan Penasehat Perkawinan (BP4) di Kantor Urusan Agama kepada calon pengantin dan wali. Sedangkan kendalanya adalah Kurangnya kesadaran dan pemahaman hukum di masyarakat tembelang betapa pentingnya pencatatan perkawinan, Terdapat beberapa ulama/ustad yang bersedia menikahkan seorang laki-laki dan perempuan dengan alasan menghindarkan dari perbuatan zina atau aib keluarga tanpa melaporkan ke Kantor Urusan Agama, Rendahnya tingkat pendidikan yang dipelajari masyarakat yang ada di Kecamatan Gunung Meriah