Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI BANGSAL HEMODIALISIS RUMAH SAKIT HAPPYLAND YOGYAKARTA Jumiati; Woro Supadmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Pasien gagal ginjal kronik menyebabkan penurunan fungsi ekskresi sehingga dapat menyebabkan kadar obat dalam darah meningkat. Penggunaan obat lebih dari satu meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Interaksi obat dapat menyebabkan kerugian pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase pasien hemodialisa yang mengalami kejadian interaksi obat potensial, obat-obat yang sering berinteraksi, serta kajian interaksi obat berdasarkan tingkat signifikansi, onset, dan severity. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data secara prospektif. Subjek penelitian adalah rekam medik pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialysis di Rumah Sakit Happyland Yogyakarta. Data diperoleh dengan cara survei langsung terhadap data terapi dan hasil pemeriksaan pasien Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8,7% (8 pasien) dari 92 pasien hemodialisis berpotensi mengalami interaksi obat. Jenis obat yang sering berinteraksi adalah ranitidine dan antasida. Kejadian interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah pada tingkat signifikansi 4 terdapat 4 kasus (50%), onset yaitu delayed sebesar 7 kasus (87,5%), dan severity yaitu moderate sebesar 5 kasus (62,5%). Kesimpulan: Persentase potensi interaksi obat pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sebesar 8,7%, dengan interaksi yang sering terjadi adalah obat ranitidin dan antasida, dan kejadian interkasi terbanyak adalah pada tingkat signifikansi 4.
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN AUTIS DI RUMAH SAKIT X KOTA YOGYAKARTA Ruri Renggani Sandra; Della Midi Wardhani; Woro Supadmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.52

Abstract

Autism spectrum disorders (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf dengan penyebab yang kompleks dari banyak fakor Penggunaan obat pada pasien autis harus dimonitoring untuk mencegah terjadinya drug related problems. Intervensi farmasis dengan mengidentifikasi kejadian drug related problem adalah kegiatan pelayanan asuhan kefarmasian untuk meningkatkan keberhasilan terapi. Penelitian ini adalah observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif berdasarkan data rekam medik. Evaluasi kejadian drug related problems meliputi indikasi yang tidak diterapi, terapi tanpa indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, overdosis, under dosis, adverse drug reactions dan interaksi obat. Literatur yang digunakan sebagai acuan adalah Drug Information Handbook, 18thed, Stockley Drug Interaction, Drugs Interaction Facts 2001, dan Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 2005 dan jurnal yang relevan. Hasil penelitian diperoleh pasien dengan jenis kelamin laki-laki 20 pasien (77%), perempuan 6 pasien (23%). Usia antara 6-11 tahun yaitu 15 pasien (58%), 1-5 tahun terdapat 9 pasien (34%), usia <1 tahun dan 12-17 tahun masing-masing sebanyak 1 pasien (4%). Penyakit penyerta ISPA merupakan kasus yang paling banyak terjadi, terbanyak kedua adalah epilepsi dan gastroenteritis akut (GEA). Kejadian DRPs Indikasi tidak diterapi 9%, Terapi tanpa indikasi 9%, Pemilihan obat tidak tepat 9%, Over dosis 31%, Under dosis 33% dan interaksi obat 9%. Terdapat 24 pasien ( 92,3%) yang mengalami DRPs potensial dan 2 pasien (7,7%) yang tidak mengalami. Kriteria DRPs dengan persentase tertinggi adalah under dosis sebanyak 33% dan over dosis sebanyak 31%.