Articles
STUDI KUALITAS ORGANOLEPTIK BUBUK BIJI KOPI DENGAN APLIKASI GOOD MANUFACTURING PROCESS DAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT DI KOTA TERNATE
Mustamin Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 10, No 2 (2017): Edisi Perdana Publikasi Online
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.10.2.80-86
Penelitian ini adalah mengetahui kualitas organoleptic bubuk kopi yang berbeda dengan penerapan good manufacturing process dan hazard analytical critical control point pada proses pembuatan bubuk kopi. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat bagi para petani dan pengusaha kopi serta para pengguna kopi dan produk turunannya di Kota Ternate. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu varietas buah kopi (P) dengan tiga perlakuan (P1=kopi robusta, P2=kopi arabika, P3=kopi lokal) dan lima ulangan sehingga unit percobaan berjumlah 15 unit. Berdasarkan hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa: Daging buah kopi dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bubuk, tingkat kesukaan konsumen terhadap bubuk buah kopi dengan perlakuan varietas yang berbeda menghasilkan nilai warna 3.45 – 3.81 (netral), aroma 3.44 – 3.72 (netral), tekstur 3.42 – 4.01 (netral – suka ) dan rasa 3.73 – 4.29 (netral – suka).Perlakuan bubuk buah kopi dengan perlakuan varietas yang berbeda berpengaruh nyata terhadap parameter tekstur dan rasa, namun tidak berpengaruh nyata parameter warna dan aroma. Perlakuan bubuk nbuah kopi Arabika (P2) memiliki ranking terkecil (skor 7) dengan menghasilkan nilai organoleptik warna 3.66, aroma 3.44, tekstur 4.01, dan rasa. Terdapat penerapan quality control dan food safety yang baik pada proses tersebut.
Studi pada kualitas bubuk biji kakao lindak sebagai pembanding pada produk kakao bubuk komersial
Mustamin Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.62-69
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah biji kakao menjadi kakao bubuk, mengetahui kualitas produk akhir yang dihasilkan serta membandingkannya dengan produk kakao bubuk komersial dan menentukan titik kendali kualitas kakao bubuk dalam pengolahannya dari biji kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar air kakao bubuk yang dibuat selama penelitian relatif lebih rendah daripada kakao bubuk komersial (10,35%), merupakan kadar air yang masih ideal untuk produk bubuk. Kadar lemak kakao bubuk yang dibuat selama penelitian relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kadar lemak kakao bubuk komersial. Laju pengendapan kakao bubuk yang dibuat selama penelitian relatif lebih tinggi daripada laju pengendapan kakao bubuk komersial. warna dan tekstur kakao bubuk yang dibuat selama penelitian dinilai kurang kompetitif jika dibandingkan dengan kakao bubuk komersial. Kakao bubuk cukup disukai dari sisi rasa dan tekstur, setara dengan kakao bubuk komersial. Tahap pengecilan ukuran dan pemanasan sebelum pemisahan lemak menjadi titik kendali kualitas kakao bubuk.
The Effect Of White Sugar Cristal Concentration Towards Red Peanut Selai Organoleptic Quality (Arachis Hypogea)
Mustamina Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.11.2.124-132
Jam is part of one of the food ingredients that tastes very sweet and can be made from various types of fruits, such as banana, pineapple, apple, strawberry, blueberry, apricot and grape jams. The sweet taste is due to the addition of white crystalline sugar in the product which shows its characteristic as jam. Various opinions of experts have stated that jam can be made from various kinds of fruit but no one has mentioned tubers or legumes or secondary crops. One of the most possible palawija plants is peanuts which have the potential to be used as ingredients for jam production. The purpose of this study was to determine the effect of variations in sugar concentration on the quality of peanut butter, especially on organoleptic parameters and is expected to provide new information about differences in sugar concentrations in peanut butter. This study used an experimental method, Completely Randomized Design (CRD) consisting of one factor with 5 (five) treatments and 3 (three) replications, so that there were 15 treatment units. Parameters observed include analysis of organoleptic properties of jam products such as color, taste, aroma and texture.
The Effect of Sucrose Proportion and Glutinous Rice Towards Organoleptic Properties on Dodol Banana Ambon
Mustamin Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.14.2.232-242
The purpose of this study was to determine the organoleptic properties of banana fruit dodoo with the influence of the prorortion of sucrose and glutinous rice flour. With the treatment accordedthe G1T1 =Sucrose 400 g, 400 g glutinous rice flour,G2T1 =Sucrose 500 g, 400 g glutinous rice flour, and G2T2 = Sucrose 500 g, 500 g glutinous rice flour, and G3T2 = Sucrose 600 g, 400 g glutinous rice flour. Test carried out by organoleptic methods study was conducted in a Completely Randomized Design (CRD) with 1 factors: faktor T = variation in starch and sucrose factor G =variation. At every level and every unit treatmen done 3 replicates so as to obtain 3x6=18 experimental units.then do the analysis that includes the organoleptic properties are: color,flavor and texture. All of the organoleptic properties (color,flavor and texture) gives a significantly different effect on the combination treatmen and observation. Organoleptic testing of the banana fruit dodoo with the treatment the proportion of sucrouse and glutinous rice flour produces different color values from 1.91 to 3.96 (very not-neutral brown), taste from 3.10 to 4.12 (neutral-taste banana) andtexture 2.05 to 4.40 (not chewy-chewy).of all the treatments dodoo banana fruit is best in this study was the proportion of sucrose and glutinous riceflour in trearmen (G1T1) with organoleptic results are: 3.77 color,flavor 4.12 and texture 4.15.
STUDI EFEKTIFITAS RASIO TEPUNG PISANG MULU BEBE DAN DAGING BUAH TERHADAP DODOL PALA
Mustamin Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.10.1.79-81
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio daging buah pala dan tepung pisang mulu bebe terhadap karakteristik kimia dodol pala yang dihasilkan. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancagan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari lima kombinasi rasio daging buah pala dan tepung pisang mulu bebe yaitu 65%:35%, 60%:40%, 55%:45%, 50%:50%, dan 45%:55%. Data hasil penelitian dianalisis ragam dan jika perlakuan brpengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Rasio penambahan daging buah pala 65% dan tepung pisang mulu bebe 35% efektif terhadap dodol dengan kadar sukrosa 47.4% dan memenuhi syarat mutu Stadar Nasional Indonesia (SNI) dodol. Rasio penambahan daging buah pala 45% dan tepung pisang mulu bebe 55% menghasilkan dodol pala yang disukai oleh konsumen.
Efektivitas konsentrasi natrium bisulfit dan lama blanching terhadap parameter kualitas tepung jambu mete
Mustamin Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Sangia Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.7.2.15-20
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konsentrasi natrium bisulfate dan lama blanching terhadap parameter kualitas tepung jambu mete. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan informasi baru tentang diversifikasi pemanfaatan buah semu jambu mete menjadi tepung, terkhusus dalam penghilangan rasa kelat dan mempertahankan warna akhir dari tepung jambu mete yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan mutu tepung jambu mete yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan mengkombinasikan faktor K dan T. Masing - masing kombinasi diulang 2 kali ulangan, sehingga diperoleh 4 x 4 = 16 kombinasi perlakuan. Untuk mengetahui beda antar perlakuan, maka dilakukan uji keragaman dengan uji jarak berganda Duncan (JBD) pada jenjang nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketentuan standar mutu tepung yang mendekati standar mutu terutama adalah tepung jambu mete dengan perlakuan waktu lama blanching 30 menit (T3) dan konsentrasi natrium bisulfit dengan perlakuan perendaman 1200 ppm (K3) dengan kadar serat kasar : 0,56 % / bk ; kadar air : 9.62 % / bb ; kadar abu dan kadar abu 0.18 %/ bk.
Studi efektifitas rasio tepung pisang mulu bebe dan daging buah terhadap dodol pala
Mustamin Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.10.1.79-81
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio daging buah pala dan tepung pisang mulu bebe terhadap karakteristik kimia dodol pala yang dihasilkan. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancagan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari lima kombinasi rasio daging buah pala dan tepung pisang mulu bebe yaitu 65%:35%, 60%:40%, 55%:45%, 50%:50%, dan 45%:55%. Data hasil penelitian dianalisis ragam dan jika perlakuan brpengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Rasio penambahan daging buah pala 65% dan tepung pisang mulu bebe 35% efektif terhadap dodol dengan kadar sukrosa 47.4% dan memenuhi syarat mutu Stadar Nasional Indonesia (SNI) dodol. Rasio penambahan daging buah pala 45% dan tepung pisang mulu bebe 55% menghasilkan dodol pala yang disukai oleh konsumen.
Studi pada kualitas bubuk biji kakao lindak sebagai pembanding pada produk kakao bubuk komersial
Mustamin Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.62-69
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah biji kakao menjadi kakao bubuk, mengetahui kualitas produk akhir yang dihasilkan serta membandingkannya dengan produk kakao bubuk komersial dan menentukan titik kendali kualitas kakao bubuk dalam pengolahannya dari biji kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar air kakao bubuk yang dibuat selama penelitian relatif lebih rendah daripada kakao bubuk komersial (10,35%), merupakan kadar air yang masih ideal untuk produk bubuk. Kadar lemak kakao bubuk yang dibuat selama penelitian relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kadar lemak kakao bubuk komersial. Laju pengendapan kakao bubuk yang dibuat selama penelitian relatif lebih tinggi daripada laju pengendapan kakao bubuk komersial. warna dan tekstur kakao bubuk yang dibuat selama penelitian dinilai kurang kompetitif jika dibandingkan dengan kakao bubuk komersial. Kakao bubuk cukup disukai dari sisi rasa dan tekstur, setara dengan kakao bubuk komersial. Tahap pengecilan ukuran dan pemanasan sebelum pemisahan lemak menjadi titik kendali kualitas kakao bubuk.
Efektivitas konsentrasi natrium bisulfit dan lama blanching terhadap parameter kualitas tepung jambu mete
Mustamin Anwar Masuku
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.7.2.15-20
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konsentrasi natrium bisulfate dan lama blanching terhadap parameter kualitas tepung jambu mete. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan informasi baru tentang diversifikasi pemanfaatan buah semu jambu mete menjadi tepung, terkhusus dalam penghilangan rasa kelat dan mempertahankan warna akhir dari tepung jambu mete yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan mutu tepung jambu mete yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan mengkombinasikan faktor K dan T. Masing - masing kombinasi diulang 2 kali ulangan, sehingga diperoleh 4 x 4 = 16 kombinasi perlakuan. Untuk mengetahui beda antar perlakuan, maka dilakukan uji keragaman dengan uji jarak berganda Duncan (JBD) pada jenjang nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketentuan standar mutu tepung yang mendekati standar mutu terutama adalah tepung jambu mete dengan perlakuan waktu lama blanching 30 menit (T3) dan konsentrasi natrium bisulfit dengan perlakuan perendaman 1200 ppm (K3) dengan kadar serat kasar : 0,56 % / bk ; kadar air : 9.62 % / bb ; kadar abu dan kadar abu 0.18 %/ bk.
Potensi Pengolahan Bioetanol dari Alang-Alang sebagai Bahan Bakar Nabati dengan Metode SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation) di Maluku Utara
Nurul Felika;
Erna Rusliana Muhamad Saleh;
Mustamin Anwar Masuku
Cannarium Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Khairun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33387/cannarium.v20i2.5279
Salah satu hal yang sangat penting di dunia saat ini yaitu energi. Sumber energi utama bagi manusia didapatkan dari bahan bakar fosil. Namun, bahan bakar fosil merupakan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui dan pasti akan habis. Salah satu contoh bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui adalah minyak bumi. Keberadaan minyak bumi hingga saat ini menempati urutan pertama sebagai sumber energi. Oleh karena itu, perlu adanya energi alternatif baru yaitu bahan bakar nabati. Salah satu contoh bahan bakar nabati yaitu bioetanol. Bioetanol merupakan etanol yang terbuat dari hasil fermentasi tanaman yang mengandung karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme. Pembuatan bioetanol lebih cenderung dikembangkan dengan bahan baku yang mengandung selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk mereview beberapa hasil-hasil penelitian mengenai pengolahan bioetanol dari alang-alang sebagai bahan bakar nabati dengan metode SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation) dan potensi pengolahan bioetanol dari alang-alang di Maluku utara. Metode penelitian ini menggunakan Studi kepustakaan. Sumber data pada penelitian ini diambil dari : 1). Jurnal penelitian terkait. 2). Dinas atau lembaga lembaga terkait (Badan Standarisasi Nasional, BPS Maluku Utara, Dinas Pertanian Kabupaten dan Kota Maluku Utara). 3). Teks book terkait serta sumber data atau informasi lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar bioetanol yang dihasilkan dari bahan baku dari alang-alang lebih tinggi yaitu 4.000-9.000 L/Ha jika dibandingkan dengan kadar bietanol yang dihasilkan dari bahan baku lain seperti singkong, ubi jalar dan sagu. Oleh karena itu, alang-alang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku bioetanol di Maluku Utara ditinjau dari aspek ketersediaan bahan baku dan teknologi.