Panjaitan, Aprizal
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemanfaatan Abu Terbang (Fly Ash) Sebagai Bahan Subtitusi Semen Pada Sebagian Sifat Beton Segar Dan Beton Keras Panjaitan, Aprizal; Djauhari, Zulfikar; Kurniawandy, Alex
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains Vol 2, No 2 (2015): Wisuda Oktober Tahun 2015
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aims to obtain the characteristic of fresh and hard concrete using fly ash as substitute material on normal concrete. It is focused on analyzing the bulk density, workability, setting time, permeability and sulfate resistance. The percentage of fly ash waste that is used are 0% and 30% of the weight of the cement. The results show that using 30% of fly ash decrease the workability and bulk density on concrete. Meanwhile, the setting time with 30% of fly ashsubstitution is faster compared to 0% fly ash substitution. The use of 30% fly ash also increase the value of permeability on those concrete. At the testing of sulfate resistance, concrete with 0% of fly ash increases the compressive strength at ageof 28 and 56 days, then will decrease at the age of 90 days. Meanwhile, for 30 % of fly ash, the compressive strength decreases at the age of 56 and 90 days.Keywords : fly ash, bulk density, workability, setting time, permeability, sulfate resistance
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMP SWASTA BAHAL BATU SIBORONG-BORONG Panjaitan, Aprizal; Siregar, Nurhasanah
Jurnal MathEducation Nusantara Vol 8, No 1 (2025): January 2025
Publisher : Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/jmn.v8i1.358

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa VII di SMP Swasta Bahal Batu Siborong-borong ditinjau dari indikator komunikasi matematis setelah diberikan model pembelajaran Problem Based Learning dan mengetahui kesulitan yang dialami siswa VII di SMP Swasta Bahal Batu Siborong-borong dalam menyelesaikan masalah komunikasi matematis setelah diajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ditinjau dari indikator komunikasi matematis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa/i kelas VII di SMP Swasta Bahal Batu Siborong-borong yang berjumlah 30 orang, kemudian diangkat untuk subjek wawancara berdasarkan tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa yang berbeda (tinggi, sedang, rendah). Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah metode tes meliputi kemampuan komunikasi matematis dan metode wawancara. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: (1) Kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII di SMP Swasta Bahal Batu Siborong-borong setelah diajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) diketahui bahwa  36.67% siswa dengan kategori rendah tidak memenuhi kemampuan komunikasi matematis, 40.00% siswa dengan kategori sedang tidak memenuhi kemampuan komunikasi matematis dan 23.33% siswa dengan kategori tinggi memenuhi kemampuan komunikasi matematis. Setelah dirata-ratakan, indikator kemampuan komunikasi matematis siswa yang paling tinggi persentasenya adalah menyatakan masalah kehidupan sehari-hari ke dalam simbol atau bahasa matematis dan menuliskan informasi dari pernyataan ke dalam bahasa matematika dengan presentase sebesar 66.67%, sedangkan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa yang paling rendah adalah menginterpretasikan gambar atau simbol matematis ke dalam model matematika dengan persentase sebesar 46.67%. (2) Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa kelas VII di SMP Swasta Bahal Batu Siborong-borong dalam kemampuan komunikasi matematis pada siswa berkemampuan komunikasi matematis rendah yaitu mengalami kesulitan fakta, konsep, operasi dan prinsip. Pada siswa berkemampuan komunikasi matematis sedang, siswa mengalami kesulitan fakta dan konsep.