Kesesuaian lahan merupakan tingkat kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, seperti lahan pertanian, industri maupun rumah tangga. Tanaman yang ditanam pada lahan yang sesuai akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas tanaman kedelai di Indonesia masih tergolong rendah, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang penentuan kesesuaian lahan tanaman kedelai untuk meningkatkan produktivtas tanaman kedelai khususnya di Jawa Timur. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan kelas kesesuaian lahan tanaman kedelai di wilayah DAS Bedadung dan menentukan daerah yang menjadi prioritas untuk pengembangan tanaman kedelai. Berdasarkan data yang ada, dilakukan pengklasifikasian dan diperoleh 7 parameter untuk menentukan kelas kesesuaian lahan diantaranya, yaitu parameter jenis tanah, kemiringan lahan, tutupan lahan, iklim yang berupa temperatur rata-rata dan kelembaban, curah hujan dan tingkat bahaya erosi. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa kelas kesesuaian lahan tanaman kedelai di wilayah DAS Bedadung adalah S3 (sesuai marginal), S2 (cukup sesuai), dan N (tidak sesuai). Luasan hektar dari masing-masing kelas yaitu S3 seluas 40539,90 Ha (48,79%), S2 seluas 42168,67 (50,75%) dan N seluas 378,96 (0,46%). Daerah yang menjadi prioritas penanaman kedelai pada wilayah DAS Bedadung yaitu 21 Kecamatan diantaranya Kecamatan Krucil, Rambipuji, Sukorambi, Kaliwates, Ajung, Jenggawah, Patrang, Sumbersari, Arjasa, Pakusari, Kalisat, Sukowono, Ledokombo, Sumberjambe, Panti, Ambulu, Pakem, Maesan, Grujugan, Tamanan dan Jelbuk. Sedangkan untuk 3 Kecamatan yang tidak sesuai untuk ditanami tanaman kedelai yaitu Kecamatan Puger, Balung dan Wuluhan. Untuk mengatasi ketidaksesuaian lahan yang ada, dilakukan dengan mengatasi faktor pembatas seperti irigasi yang baik untuk menambah ketersediaan air, penanaman tanaman penutup tanah untuk pengurangan laju erosi dan banyak usaha lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas.