Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KASAR DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilmbi L.) TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Pseudomonas fluorescens SECARA IN VITRO Rahmawati, Etika Dwi; Andayani, Sri; Suprastyani, Heny
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 3 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.3

Abstract

Intensifikasi budidaya perikanan dapat menyebabkan menurunnya kondisi lingkungan yang menyebabkan penyakit pada ikan. Penyakit yang sering menginfeksi ikan adalah bakteri Pseudomonas fluorescens. Pengobatan yang sering dilakukan yaitu penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi bakteri. Pengobatan alternatif digunakan pada ikan yang terserang penyakit oleh bakteri adalah dengan menggunakan bahan – bahan alami yang mengandung zat anti bakteri yang lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan resistensi terhadap bakteri. Salah satunya adalah daun belimbing wuluh (A. bilimbi L.). Berdasarkan masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian terhadap pengaruh ekstrak kasar daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap bakteri P. fluorescens. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak kasar daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap bakteri P. fluorescens. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan menggunakan Uji MIC (Minimum Inhibition Concentration) dan Uji Cakram. Pada penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan, 2 kontrol dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak kasar daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan dosis 5 ppm, 25 ppm, 45 ppm, 65 ppm dan 85 ppm. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak kasar daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan dosis dengan hasil tertinggi terdapat pada perlakuan E dengan dosis 85 ppm.