Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SIMBOLISME ALAM DALAM KARYA MUSIK DIALITA SEBAGAI EKSPRESI MEMORI KOLEKTIF PASCATRAGEDI 1965 Sidjabat, Yedija Remalya
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menganalisis peran simbolisme alam dalam karya musik paduan suara Dialita. Dialita adalah kelompok perempuan mantan tahanan politik peristiwa 1965 yang memanfaatkan alam sebagai medium untuk mengekspresikan memori kolektif dan menyuarakan pengalaman trauma. Penelitian ini berfokus pada lagu berjudul Taman Bunga Plantungan yang mengeksplorasi elemen-elemen alam, seperti taman dan bunga yang digambarkan sebagai saksi bisu dari penderitaan serta pengingat atas memori yang dibungkam oleh negara. Berdasarkan teori memori kolektif yang dipaparkan oleh Maurice Halbwachs, alam dipahami sebagai idiom kultural yang memungkinkan para penyintas membentuk ruang sakral untuk merefleksikan dan menghubungkan pengalaman kolektif dengan audiens. Penelitian ini dilakukan melalui analisis lirik dan observasi video pertunjukan di platform online. Pengamatan yang dilakukan memperlihatkan bahwa simbolisme alam menciptakan kesadaran kolektif dan ruang rekonsiliasi yang dapat menghubungkan generasi terdahulu dan kini dalam memahami sejarah yang terlupakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alam tidak hanya menjadi latar estetis, tetapi juga ruang kesakralan yang memperkuat proses pemulihan sosial dan memori kolektif dalam konteks pascakonflik.
Analisis Konsep Seni dan Kreativitas dalam Konser Hologram “Glenn Fredly: 25 Years of Music” Prasetyo, Guntur Eko; Sidjabat, Yedija Remalya; Wiyati, Wahyu Sri
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: penelitian ini berfokus pada eksplorasi konsep seni dan kreativitas dalam konser hologram “Glenn Fredly: 25 Years of Music.” Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana seni dan kreativitas diwujudkan dalam konteks konser hologram, khususnya dalam mengenang mendiang musisi Glenn Fredly. Metode penelitian: Metode penelitian kualitatif digunakan dengan menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif. Tahapan penelitian meliputi identifikasi penelitian terdahulu, pengembangan kerangka konseptual, observasi dan wawancara dengan pemangku kepentingan, serta analisis konten online. Variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi ekspresi artistik, respon penonton, dan unsur kreatif dalam konser hologram. Hasil dan pembahasan: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tren inovasi dalam industri musik, memperkenalkan pertunjukan hologram sebagai sarana penghormatan dan rekonsiliasi terhadap artis yang telah meninggal. Penelitian ini menghadapi tantangan dalam memahami perpaduan seni dan teknologi dalam konteks pertunjukan hologram. Keunikan penelitian ini terletak pada fokusnya pada konser “Glenn Fredly: 25 Years of Music” yang memadukan unsur seni musik dan teknologi hologram. Implikasi: kontribusi penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang interaksi antara seni dan teknologi dalam konteks konser hologram, serta berkontribusi terhadap perkembangan industri musik yang sedang berlangsung.
POLITIK IDENTITAS DALAM PERSPEKTIF POSKOLONIAL STUDI KASUS HIP HOP DANGDUT GRUP NDX A.K.A Sidjabat, Yedija Remalya; Yulianto, Vissia Ita; Koapaha, Royke Bobby
CaLLs (Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics) Vol 4, No 2 (2018): December 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.238 KB) | DOI: 10.30872/calls.v4i2.1693

Abstract

Hip hop dangdut is music identity of NDX A.K.A group. Hip hop dangdut that became popular in society also bring the pros and cons for some groups. Political identity in this research investigates background in choosing music dangdut and hip hop that integrated in NDX’s songs. Political identity used to see the factor that played a role in  formation of hip hop dangdut, but not fully realized by NDX group. Political identity in  formation of hip hop dangdut then analyzed in textual and contextual to answer the contestation of hip hop dangdut in postcolonial perspective. The concept postcolonial in this research is criticized dominance or the form of leadership culture (hegemony) conducted by capitalists. Hip hop dangdut formed because of the hegemony of media in popularizing hip hop that occurs massively. Contestation on hip hop dangdut identity is analyzed using the concept of mimicry and hybridity to see ‘in-between’ space or third space that can be described the position of hip hop dangdut. Negotiations between hip hop and dangdut is a form of hybridity that takes place in ambivalence, which is mimicking and mocking, and not entirely subordinated to the cultural discrimination that occurs to the strategy of globalization. The performance and NDX music that performed on stage shows the cultural identity negotiations between hip hop and dangdut that formed in the third space.
THE TRANSFORMATION OF BALINESE GAMELAN: AUTHENTICITY AND HERITAGE POLITICS IN DIGITAL PLATFORMS Sidjabat, Yedija Remalya; Krishnanandayani, Jyothi Devi
Proceeding Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference Vol. 4 (2024): Proceedings Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/bbwp.v4i1.610

Abstract

The digital era has significantly transformed traditional arts, particularly in how cultural authenticity and heritage politics are negotiated. The Gamelan Bali application represents an important case study of this transformation, showcasing Balinese gamelan on a digital platform designed for global accessibility. This research aims to explore how the Gamelan Bali application navigates cultural authenticity and negotiates heritage politics in the context of digital platforms. This study employs content analysis of the Gamelan Bali application and user reviews available on public platforms. Patterns of cultural authenticity and usability perceptions were identified. The application simplifies certain cultural elements to suit digital usability while expanding the global reach of Balinese gamelan, reflecting a negotiation between traditional preservation and digital innovation. The Gamelan Bali application demonstrates how digital platforms mediate between cultural preservation and transformation, emphasizing the dynamic interplay of tradition and technology in a globalized context.