Rahman Hakim, Uky Firmansyah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Upaya Konseling Islam Melalui Terapi Rasional Emotif dalam Mengubah Kebiasaan Remaja yang Sering Melawan Kepada Orangtua Putra, Ahmad; Rahman Hakim, Uky Firmansyah
Jurnal Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol 2, No 1 (2020): Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terapi rasional emotif termasuk upaya konseling Islam dalam memperbaiki sikap dan kebiasaan remaja yang menyimpang, yang mana iasering melawan kepada orang tua. Terputusnya pendidikan, perilakuyang menyimpang dan pergaulanteman sebaya yang tidak baik serta lemahnya didikan agama orang tua kepada anak, menjadi penyebab rusaknya kepribadian anak, hingga pada akhirnya iatidak takut untuk melawan kepada orang tua. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Upaya yang konselor lakukan dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi klien ini ialah dengan melakukan konseling Islam melalui teknik terapi rasional emotif, yang mana teknik ini bertujuan untuk memperbaiki pikiran yang tidak rasional kepada pikiran yang rasional Hasil yang diperoleh dari upaya ini ialah remaja yang bersangkutan telah memperlihatkan perubahan sikap kepada orang tuanya, hal ini ditandai dengan pernyataan tetangga klien yang mengatakan bahwa telah jarang sekali terdengar si klien berkata-kata kotor kepada orang tua dan kesaksian teman sebayanya yang mengatakan bahwa si klien telah jarang keluar malam untuk begadang.
Anak autis sebagai mad’u dakwah: Analisis komunikasi interpersonal Rahman Hakim, Uky Firmansyah; Fadillah, Rima
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v40.2.4702

Abstract

Anak autis merupakan seseorang yang memiliki gangguan komunikasi, yang membuat penderitanya tidak mampu mengadakan interaksi sosial dengan baik. Sehingga keberadaan anak autis masih dipandang sebagai orang lain di masyarakat. Padahal, anak autis mampu melakukan komunikasi, meskipun komunikasi yang dilakukan berbeda dengan orang non-autis. Kaitannya dengan dakwah, anak autis seharusnya mampu menerima pesan-pesan dakwah, sehingga penelitian mengenai anak autis dari sudut pandang mad’u dakwah sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SLB Autis Jalinan Hati Payakumbuh dengan tujuan mengetahui tentang apakah anak autis dapat digolongkan sebagai mad’u dakwah, dan bagaimana perkembangan sosial dan komunikasi anak autis sehingga ia mampu menerima pesan dakwah. Melalui penelitian lapangan (field research), penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukan bahwa (1) dilihat dari pengertian dan kriteria mad’u, anak autis dapat digolongkan sebagai mad’u dakwah; (2) anak autis memiliki pola komunikasi interpersonal yang berbeda dengan anak non-autis, dalam perkembangannya ia tetap mampu melakukan komunikasi dengan orang lain, baik mengirim ataupun menerima pesan, melalui 3 tahapan, yaitu the own agenda stage (tahapan perkembangan komunikasi yang mendasar), the requester stage (perkembangan komunikasi mengalami kemajuan yang baik, tetapi masih terbatas), dan the early communication stage (tahapan kemampuan berkomunikasi sudah lebih baik).Child with autism is someone who has a communication disorder, which makes the sufferer unable to have good social interactions. So that the existence of autistic children is still seen as another person in society. In fact, autism can communicate, even though communication is different from non-autism. With regard to da'wah, autism should be able to receive da'wah messages, so research on autism from the point of view of mad'u da'wah is very important to do. This research was conducted at SLB Autism Jalinan Hati Payakumbuh to know whether autism can be classified as mad'u da'wah, and how the social development and communication of autism so that they can receive da'wah messages. Through field research (field research), this study uses qualitative descriptive methods, data obtained from interviews, observation and documentation. The results show that (1) seen from the definition and criteria of mad'u, autism can be classified as mad'u da'wah; (2) autism has different interpersonal communication patterns from non-autism, in their development they are still able to communicate with other people, either sending or receiving messages, through 3 stages, namely the own agenda stage (basic stages of development of communication) , the requester stage (communication development has progressed well, but is still limited), and the early communication stage (the stage of communication skills is better).