Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD BANGKINANG Aprirosita, Aprirosita; Aifa, Wira Ekdeni; Berikan, Fajar Sari Tan; Yanti, Rita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49449

Abstract

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi in partu, KPD dapat terjadi pada usia kehamilan aterm (≥37 minggu) atau preterm (<37 minggu), yang dapat mengakibatkan komplikasi pada persalinan sehingga berkontribusi dalam terjadinya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi (Prawirahardjo, 2020). Faktor predisposisi KPD diantaranya usia ibu, paritas, presentasi janin dan gameli. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Pada Ibu Bersalin di RSUD Bangkinang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain observasi analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan KPD di RSUD Bangkinang bulan Februari sampai Juni ditahun 2025 yaitu 22 kasus. Sampel penelitian ini berjumlah 22 orang yang diambil dengan teknik Total sampling. Metode analisa data dengan cara analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan nila p-value pada usia adalah p=0,018 <0,05, paritas p=0,609 >0,05, presentasi janin p=0,023 <0,05 dan gameli 0,338 >0,05. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan usia dan presentasi janin dengan kejadian KPD namun tidak terdapat hubungan antara paritas dan gameli dengan kejadian KPD di RSUD Bangkinang. Disarankan untuk RSUD Bangkinang agar meningkatkan penyuluhan kepada ibu hamil tentang tanda bahaya dan penyulit kehamilan yang salah satunya kejadian KPD pada ibu bersalin.
APAKAH MUSIK KLASIK MASIH MENJADI STIMULUS DAYA INGAT JANGKA PENDEK BAGI GEN Z? Aprilian, Widya Wahyuningsih; Yanti, Rita; Taufik, A.M. Zulfikar; Bakar, Resekiani Mas; Dzikrayafi, Andi Muh.N.
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 8, No 1 (2026): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v8i1.20806

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas efektivitas musik klasik sebagai stimulus daya ingat jangka pendek pada generasi Z. Musik klasik telah lama diyakini mampu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, namun relevansinya pada generasi Z yang tumbuh di era digital menjadi pertanyaan. Studi ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan desain posttest only terhadap 22 mahasiswa dari Universitas Haluoleo Kendari yang termasuk dalam kategori Generasi Z dengan tingkat kecerdasan rata-rata. Para partisipan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan mendengarkan musik klasik Mozart dan kelompok kontrol yang tidak diberikan stimulus. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun beberapa individu masih merasakan manfaat positif, sebagian besar partisipan menunjukkan bahwa musik klasik justru cenderung mengganggu konsentrasi mereka dalam daya ingat jangka pendek. Rata-rata skor daya ingat kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan kelompok eksperimen, namun hasil uji t-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa efektivitas musik klasik sebagai stimulus memori jangka pendek pada Gen Z cenderung menurun, sehingga diperlukan pendekatan baru yang lebih relevan dengan preferensi generasi ini. Kata Kunci: Eksperimen, Music Klasik, Daya Ingat Jangka Pendek, Gen Z  AbstractThis study examines the effectiveness of classical music as a stimulus for short-term memory in Generation Z. While classical music has long been believed to enhance concentration and memory, its relevance to Generation Z who have grown up in the digital era raises questions. This research employed an experimental approach using a posttest-only design involving 22 students from Halu Oleo University in Kendari, all categorized as Generation Z with average intelligence levels. Participants were divided into two groups: an experimental group exposed to Mozart’s classical music and a control group that received no auditory stimulus. The results indicated that although some individuals reported positive effects, the majority found that classical music tended to disrupt their concentration during short-term memory tasks. The control group showed a higher average memory score than the experimental group; however, a t-test revealed no statistically significant difference between the two. The study concludes that the effectiveness of classical music as a short-term memory stimulus for Generation Z appears to be declining, suggesting a need for new approaches that better align with the preferences of this generation. Keywords: Experiment, Classical Music, Short Term Attention Span, Gen Z