Fokus studi ini ialah tentang model katekese Keuskupan Agung Pontianak di tengah pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui bahwa pandemi Covid-19 merupakan sebuah wabah yang telah melanda hampir seluruh belahan dunia. Selama pandemi Covid-19, beragam kegiatan masyarakat serba dibatasi, termasuk kegiatan keagamaan. Di masa sebelum pandemi, umat Katolik merayakan ibadat di Gereja, tetapi hal itu tidak bisa lagi dilakukan. Sebab pemerintah telah memberlakukan larangan berkerumun/berkumpul baik di tempat umum maupun di tempat tertentu demi mencegah semakin merebaknya penularan virus corona. Hal ini pun lantas mengakibatkan terhambatnya pembentukan keimanan umat. Selain itu, juga terjadi perpindahan tempat dalam beribadah. Di mana, sebelumnya umat mengikuti perayaan ibadah sabda atau pun Misa secara langsung di dalam gereja, namun sekarang umat hanya bisa mengikuti secara live streaming melalui gadget. Keuskupan Agung Pontianak kiranya juga turut merasakan apa yang dirasakan dan dialami oleh umat. Oleh karena itu, pihak keuskupan pun mau tidak mau berbenah diri, mencari cara dan solusi yang tepat agar bisa menyampaikan ajaran iman kepada umat. Dalam hal ini, katekis, baik imam maupun awam memegang peran penting dalam pewartaan dan pengajaran iman di tengah umat. Metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif. Data-data dikumpulkan dari buku, surat kabar, wawancara, dan jurnal. Dalam analisis data, penelitian ini menggunakan metode deduktif dalam terang dokumen Evangelii Gaudium (Sukacita Injil). Penelitian ini menemukan bahwa katekese digital di tengah pandemi Covid-19 mendapatkan sambutan yang positif dari umat Katolik. Katekese digital mendapat tempatnya di tengah umat, menjadi jawaban atas kerinduan kerohanian mereka pada masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.