Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MALNUTRISI PADA ANAK DIBAWAH LIMA TAHUN DAN PEMBERIAN SUPLEMENTASI MIKRONUTRIEN Setyoningsih, Dewi
Jurnal Keperawatan GSH Vol. 13 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56840/jkgsh.v13i1.118

Abstract

Background: Malnutrition i a condition when there is an imbalance, whether it is a lack or excess of nutrition in a person's body. This condition can actually attack anyone at any age. However, most cases of malnutrition usually occur in the children's age group. Malnutrition can actually be interpreted as a child's nutrition being insufficient or even excessive. Both cause health problems and interfere with your little one's development. Malnutrition is divided into 2 large groups of conditions, namely undernutrition and overnutrition. Therefore, malnutrition and micronutrient supplementation in children need serious attention. Objective: The aim of this literature review is to analyze the incidence of malnutrition in toddlers and the effectiveness of providing micronutrient supplementation to overcome malnutrition. Method: literature review with critical appraisal. Data was extracted from several sources and then synthesized into review articles from 10 different articles. Results: analysis of 10 journals conducted by researchers shows that providing micronutrient supplementation can help fulfill nutritional needs in children with malnutrition. Conclusion: The Indonesian government has launched the provision of Taburia supplements to overcome the problem of malnutrition in children. Taburia contains 12 types of vitamins and 4 types of minerals which are needed for growth and development and preventing anemia in toddlers.   Latar Belakang: Malnutrisi adalah kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan, entah itu kekurangan atau kelebihan nutrisi di dalam tubuh seseorang. Kondisi ini sebenarnya dapat menyerang siapa saja di usia berapa pun. Namun, kebanyakan kasus malnutrisi biasanya dialami oleh kelompok usia anak-anak. Malnutrisi sebenarnya bisa diartikan sebagai nutrisi anak kurang cukup atau bahkan kelebihan. Keduanya sama-sama menimbulkan masalah kesehatan dan mengganggu perkembangan si kecil. Malnutrisi terbagi menjadi 2 kelompok besar kondisi, yakni gizi kurang (undernutrition) dan gizi lebih (overnutrition). Oleh karena itu malnutrisi dan pemberian suplementasi mikronutrien pada anak-anak  perlu mendapat perhatian yang serius. Tujuan: Tujuan dari literature review ini untuk menganalisis kejadian malnutrisi pada balita dan efektivitas pemberian suplementasi mikronutrien untuk mengatasi malnutrisi. Metode: literature review dengan critical appraisal. Data diekstrak dari beberapa sumber dan kemudian di sintesis menjadi artikel review dari 10 artikel yang berbeda. Hasil: analisis dari 10 jurnal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil bahwa pemberian suplementasi mikronutrien dapat membantu pemenuhan zat gizi pada anak dengan malnutrisi. Kesimpulan : Pemerintah Indonesia Mencanangkan Pemberian Suplemen Taburia untuk mengatasi masalah Malnutrisi pada anak. Taburia mengandung 12 macam vitamin dan 4 jenis mineral yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang dan mencegah terjadinya anemia pada balita.
Case Analysis of Post-Placenta IUD Expulsion Setyoningsih, Dewi; Nurhidayati, Evi
International Journal of Health Science and Technology Vol. 2 No. 1 (2020): July
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.911 KB) | DOI: 10.31101/ijhst.v2i1.1832

Abstract

Indonesian Government has launched various programs to overcome population problems. Postpartum Family planning program is included in maternal insurance program, so every partum mother can immediately insert Post-placenta IUD for free. The failure of inserting IUD contraception in Indonesia reached 37.75%. The result of this review can be taken into consideration regarding goverment policy about Postpartum Family Planing Programe.  The design of this study is literature review. The selected articles are those relating to IUD Post-placenta expulsion. Database PubMed used to cellecting article. We only take article that published from 2010 – 2018. The analysis of 11 journals showed that the IUD post-placenta have rates of expulsion varies from some article, the lowest 1,4 % and highest 24 %. Then delayed insertion of IUD have expulsion rates 0 % up to 37%. This review supports the evidence that insertion of an IUD Postplacenta after vaginal delivery or caesarean delivery is safe. Expulsion rates should be further studied in larger randomised controlled trials.
Studi Kualitatif Pengalaman Wanita Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi di Desa Tempursari setyoningsih, dewi
JURNAL KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
Publisher : UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program dari pemerintah Indonesia yang diharapkan dapat membentuk manusia yang berkualitas dan dapat mengurangi kelahiran bayi serta kematian perempuan (ibu). Kematian yang terjadi pada perempuan dapat disebabkan karena jarak kehamilan yang dekat atau bahkan karena seringnya mengalami keguguran. Namun, program keluarga berencana hanya dipahami untuk dipakai perempuan saja, sehingga peranan keluarga menjadi tidak seimbang. Perempuan-perempuan di Desa Klampok tidak menyadari bahwa dia menjadi target sasaran pembangunan bangsa. Masyarakat hanya memahami bahwa tujuan keluarga berencana dengan menggunakan alat kontrasepsi adalah untuk mensejahterakan masyarakat tanpa menyadari adanya ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan menjadi pemilik rahim bertanggung jawab terhadap fungsi reproduksinya. Alat-alat kontrasepsi yang tersebar pada masyarakat lebih banyak ditujukan untuk perempuan dan cocok digunakan Perempuan. Sehingga banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masalah reproduksi dengan membatasi kehamilan dan kelahiran anak menjadi tanggung jawab Perempuan. Jenis penelitian ini adalah Studi Kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan pengetahuan dan pengalaman perempuan mengenai penggunaan  kontrasepsi. Informasi diperoleh melalui observasi  kehidupan perempuan dan wawancara terhadap lima orang perempuan pengguna alat kontrasepsi. Kontrasepsi meliputi suntikan, pil, implan, IUD, dan metode kontrasepsi mantap. Karena efektivitas alat kontrasepsi menimbulkan ketidaknyamanan bagi penggunanya, seringkali perempuan mengganti metode kontrasepsinya agar sesuai dengan tubuhnya. Sekalipun hal itu membuat seorang Perempuan tidak nyaman, namun mereka tetap bertahan karena tidak punya pilihan lain. Pengetahuan perempuan terhadap metode kontrasepsi masih sangat rendah, dan pengetahuan tersebut kebanyakan diperoleh melalui pengalaman orang tua dan saudara kandungnya. Pasangan (suami)  kurang terlibat, bahkan ada pasangan yang tidak mau mengetahui penggunaan kontrasepsi pasangannya (istri). Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan  metode kontrasepsi antara lain pengetahuan, masyarakat, pendidikan, dorongan dari keluarga dan pasangan, serta efek samping penggunaan. Perempuan mempunyai hak untuk memilih jenis alat kontrasepsi yang digunakannya, namun mereka tidak berhak menolaknya, meskipun alat tersebut bisa berdampak membahayakan kesehatannya.
PEMERIKSAAN DAN KONSULTASI KESEHATAN GRATIS BERSAMA DOSEN KEBIDANAN ITB AAS INDONSESIA DI CAR FREE DAY (CFD) KARTASURA Setyoningsih, Dewi; Nurjanah, Fatihah Wari; Wahyuniastuti, Tri
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 3 (2024): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Penyakit tidak menular (PTM) di dunia dapat menyebabkan kematian hingga 70%, walaupun penyakit ini tidak menular, pengendalian faktor risiko yang lemah berpengaruh terhadap peningkatan kasus tiap tahun. untuk menurunkan kasus PTM tersebut, dibutuhkan program pengendalian berupa deteksi dini dan pengobatan. Namun kebanyakan Masyarakat malas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke fasilitas kesehatan sebelum merasakan keluhan yang berat. Hal ini yang mendasari dosen prodi D3 Kebidanan ITB AAS Indonesia melakukan pengabdian masyarakat dengan mengadakan pemeriksaan dan konsultasi gratis. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memfasilitasi Masyarakat umum untuk melakukan deteksi dini penyakit tidak menular sehingga apabila terdeteksi bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2024 di CFD Kartasura. Kegiatan ini meliputi meliputi pemeriksaan kesehatan dan konsultasi gratis serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Mayoritas pasien yang hasil pemeriksaanya tidak normal menyatakan bahwa tidak mengetahui kondisi tersebut karena jarang memeriksakan kesehatanya. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan baik. Program pengabdian Masyarakat ini bisa di katakan berhasil. Kata Kunci: kesehatan, pemeriksaan kesehatan, konsultasi AbstractHealth is an important factor in human life. Non-communicable diseases (NCDs) in the world can cause up to 70% of deaths. Even though these diseases are not contagious, weak risk factor control has an impact on the increase in cases every year. To reduce cases of PTM, a control program in the form of early detection and treatment is needed. However, most people are lazy to carry out routine health checks at health facilities before experiencing serious complaints. This is the basis for lecturers from the D3 Midwifery Study Program at ITB AAS Indonesia to carry out community service by holding free examinations and consultations. This Community Service aims to facilitate the general public in carrying out early detection of non-communicable diseases so that if they are detected they can immediately receive appropriate treatment. This activity will be held on June 23 2024 at CFD Kartasura. This activity includes free health checks and consultations as well as providing additional food (PMT). The majority of patients whose examination results were abnormal stated that they did not know about this condition because they rarely had their health checked. The whole series of activities went well. This community service program can be said to be successful.Keywords: health, medical examination, consultation