This study explores how mosques can serve not only as places of worship but also as vibrant centers for social engagement, education, and community-based da'wah. Focusing on the Al-Furqon Mosque in Trenggalek, East Java, the research examines an innovative approach called the 3M Program (Masjid Makan-Makan or Mosque and Meals), which integrates shared meals into religious and community activities. Using a qualitative case study method, the study collects data through interviews, observation, and documentation. The analysis follows the steps of data reduction, presentation, and conclusion drawing. Findings reveal that the 3M Program successfully revitalizes mosque activities by fostering emotional connections between congregants and the mosque through cultural practices like communal eating. This approach aligns with the concept of “logistical da'wah,” which emphasizes addressing the real needs of the community—such as food—as an entry point for deeper spiritual engagement. Despite facing challenges in funding, volunteer consistency, and media management, the program proves effective in increasing participation and turning the mosque into a dynamic and inclusive space for all.Penelitian ini berangkat dari kesadaran bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga memiliki peranan penting sebagai pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan dakwah dalam kehidupan umat Islam. Latar belakang ini mendorong pertanyaan utama: Bagaimana strategi dakwah yang diterapkan oleh takmir Masjid Al-Furqon dalam menghidupkan kegiatan keagamaan melalui program 3M (Masjid Makan-Makan)? Penelitian menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif yang fokus pada analisis strategi dakwah berbasis kebutuhan jamaah (dakwah logistik) di lingkungan masjid. dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis dilakukan secara sistematis melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggambarkan secara rinci pelaksanaan program 3M, strategi komunikasi dakwah yang digunakan, serta tantangan-tantangan yang dihadapi takmir dalam pelaksanaan program tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program 3M efektif dalam menarik minat masyarakat untuk datang ke masjid, mempererat hubungan antarjamaah, dan menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan yang lebih hidup. Strategi dakwah juga didukung oleh pemanfaatan media sosial dan partisipasi jamaah melalui infak. Meski menghadapi tantangan seperti ketidakstabilan dana, keterbatasan tim media dan relawan, serta fluktuasi semangat pengurus, program ini tetap memberikan dampak positif dan menjadi bentuk nyata dari dakwah logistik yang memperhatikan kebutuhan jamaah secara langsung.