Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMODIFIKASI JILBAB DALAM SEJARAH PERADABAN MANUSIA Marinda, Leny
An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman Vol. 12 No. 2 (2019)
Publisher : LP2M IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/annisa.v12i2.21

Abstract

Hijab or khimar which is interpreted as a head covering for Muslim women is an interesting theme to be discussed. It is not something new when Islam was born. The discussion has crossed various levels in the history of human life from time to time. Hijab and khimar explained clearly in Al Ahzab: 59 and An Nur: 31. The context of the descent of the verses is related to the social, cultural, economic and security of the Muslim community. The development of interpretations of religious, social and cultural texts bring diverse views about Hijab. Now, the hijab ,with all its dynamics, has an important position in Muslim life that deserves attention. Hijab atau khimar yang diartikan sebagai penutup kepala bagi wanita muslimah menjadi tema yang menarik untuk dibahas. Bukan hal baru ketika Islam lahir. Pembahasan telah melintasi berbagai tingkatan dalam sejarah kehidupan manusia dari masa ke masa. Hijab dan khimar dijelaskan secara gamblang dalam Al Ahzab: 59 dan An Nur: 31. Konteks turunnya ayat tersebut terkait dengan sosial, budaya, ekonomi dan keamanan umat Islam. Perkembangan tafsir teks agama, sosial dan budaya membawa pandangan yang beragam tentang hijab. Kini, hijab dengan segala dinamikanya memiliki posisi penting dalam kehidupan muslim yang patut mendapat perhatian.
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN PROBLEMATIKANYA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Marinda, Leny
An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman Vol. 13 No. 1 (2020)
Publisher : LP2M IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/annisa.v13i1.26

Abstract

Cognitive development is a change processes of human life in understanding, managing information, solving problems and knowing something. Jean Piaget is one of a figures studied cognitive development and said about cognitive development steps. Jean Piaget is also a biologist who links the physical maturity development with cognitive development steps. These steps are the motoric sensory step (0–2 years), pre-operational (2-7 years), concrete operations (7–11 years) and formal operations (11–15 years). In understanding the world actively, a child uses a scheme, assimilation, accommodation, organization and equilibration. A child's knowledge formed gradually in line with the information experience found. According to Piaget, children undergo a definite sequence of cognitive development steps. In this theory, children predicted to have maturity quantity and quality based on the steps passed. a step of cognitive development is a continuation of previous cognitive development. Cognitive problems arise in elementary school children viewed from Piaget's cognitive development theory including dyslexia, dysgraphia and dyscalculia. Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu. Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti tentang perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan kognitif. Jean Piaget yang juga ahli Biologi menghubungkan tahapan perkembangan kematangan fisik dengan tahapan perkembangan kognitif. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahap sensory motorik (0–2 tahun), pra-operasional (2–7 tahun), operasional konkret (7–11 tahun) dan operasional formal (11–15 tahun). Dalam memahami dunia secara aktif, anak menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi dan equilibrasi. Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur sejalan dengan pengalaman tentang informasi-informasi yang ditemui. Menurut Piaget, anak menjalani urutan yang sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif. Pada teori ini, anak diprediksi memiliki kematangan secara kuantitas maupun kualitas berdasarkan tahapan-tahapan yang dilaluinya. Perkembangan kognitif pada satu tahap merupakan lanjutan dari perkembangan kognitif tahap sebelumnya. Problem kognitif yang muncul pada anak usia sekolah dasar dilihat dari teori perkembangan kognitif ala Piaget diantaranya disleksia, disgrafia dan diskalkulia.
INTERNALISASI NILAI-NILAI AHLUS SUNAAH WAL JAMAAH DALAM MENCEGAH SIKAP EKSTRIMISME PADA ANAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH MAARIF KH. SHIDDIQ 01 JEMBER DAN SEKOLAH DASAR DARUS SHOLAH JEMBER Marinda, Leny
IJIT: Indonesian Journal of Islamic Teaching Vol 3 No 1 (2020): Indonesian Journal of Islamic Teaching
Publisher : Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/ijit.v3i1.1344

Abstract

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Beragam suku, agama, bahasa menjadi kekayaan tersendiri bagi Indonesia. Keberagaman ini pada kenyataannya tidak hanya menjadi kekayaan, namun juga menjadi salah satu faktor disintegrasi dan kekerasan di Indonesia. Jember sebagai miniatur masyarakat multicultural, memiliki tantangan dalam menciptakan kedamaian dan keharmonisan antar kelompok masyarakat di dalamnya. Pendidikan tentang memahami keberagaman dan bagaimana bersikap terhadap keberagaman tersebut sangat penting ditanamkan, khususnya kepada peserta didik setingkat SD/MI. hal ini menyangkut perkembangan kognitif peserta didik SD/MI yang berada pada fase operasional konkrit. Pada fase ini pembelajaran akan menjadi bermakna jika berdekatan dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan akan kedamaian dan keharmonisan dalam corak kultur yang berbeda sebagai salah satu alasan untuk melakukan upaya pencegahan sikap ekstrimisme, Baik itu ekstrimisme beragama, sosial, etnis maupun politik. Upaya ini dapat dilakukan melalui mata pelajaran ahlus sunnah wal jamaah yang memiliki corak pemikiran tawasuth, tasammuh, tawazun, I’tidal dan amar makruf nahi mungkar. MIMA KH. Shiddiq 01 Jember dan SD Darus Sholah Jember merupakan dua lembaga pendidikan yang memasukkan mata pelajaran ahlus sunnah wal jamaah dalam kurikulum pendidikan. Penelitian ini menjawab fokus penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana internalisasi nilai-nilai at-tawasuth wal-i’tidal (moderat dan percaya diri) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember?; 2) Bagaimana internalisasi at-tawazun (seimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember?; 3) Bagaimana internalisasi tasamuh (toleran) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember? Tujuan penelitian ini adalah : mendeskripsikan dan menganalisis Bagaimana internalisasi nilai-nilai at-tawasuth wal-i’tidal (moderat dan percaya diri) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember; 2) mendeskripsikan dan menganalisis internalisasi at-tawazun (seimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember; 3) mendeskripsikan dan menganalisis internalisasi tasamuh (toleran) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian study kasus. Penelitian kualitatif ini membutuhkan kehadiran peneliti untuk terlibat langsung mengobservasi dan mewawancarai serta mendokumentasikan segala bentuk aktifitas yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumenter. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model Milles dan Huberman yang meliputi proses pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi tekni dengan membandingkan data yang diperoleh dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain itu, faktor kehadiran peneliti juga manjadi salah satu tolok ukur dalam keabsahan data penelitian kualitatif. Temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah internalisasi nilai-nilai ASWAJA dalam mencegah sikap ekstrimisme pada anak meliputi : 1) internalisasi nilai tawasuth wal I’tidalm dilakukan dengan upaya pembiasaan amaliah aswaja mulai sejak kelas dasar. Dalil-dalil dan dasar hukum amaliah aswaja diberikan ketika sudah memasuki kelas 4. Penjenjangan ini dilakukan dengan memperhatikan tahapan kematangan kognitif anak sekolah dasar; 2) internalisasi nilai tasammuh (toleran) dalam mencegah sikap ekstrimisme pada anak dilakukan dengan cara memberikan keteladanan melalui metode pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar menghormati dan menghargai perbedaan pendapat. Selain itu, orang tua juga berupaya menanamkan nilai toleran dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memberikan kebebasan dalam bergaul dengan tetap memperhatikan disiplin waktu dan pengertian tentang perbedaan yang ada di skeitarnya ;3) internalisasi nilai tawazun (berimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme pada anak dilakukan dengan cara memberikan keteladanan kepada siswa untuk tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul, bersikap proporsional dan adil dalam memperlakukan tiap-tiap siswa yang memiliki keistimewaan dan karakteristik yang berbeda-beda.