Gadis remaja memiliki keinginan untuk membentuk tubuh langsing dan indah, hal ini sangat berpengaruh pada kebiasaan makan yang dapat menyebabkan asupan makanan tidak seimbang dan mempengaruhi status gizi. Asupan serat dan aktivitas fisik adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecukupan serat dan tingkat aktivitas fisik dengan anak perempuan BMI. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 37 mahasiswi Fakultas Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), ditentukan dengan metode multistage random sampling. Berat diukur dengan skala berat digital (0,1 kg). Ketinggian diukur dengan microtoise. BMI dihitung berdasarkan berat dan tinggi responden. Data kecukupan tingkat serat diukur dengan metode recall 3 x 24 jam non-sekuensial, dibandingkan dengan Kebutuhan Individual setiap hari, kelipatannya 100 persen. Tingkat aktivitas fisik diukur dengan metode IPAQ (International Physical Activity Questionnaire). Hubungan variabel dianalisis dengan uji Korelasi Rank Spearman. Hasilnya 100% kekurangan serat dan 89,2% responden bergerak ringan. Sebanyak 78,4% responden termasuk kategori BMI normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat kecukupan serat dan BMI (p = 0,513), tidak ada korelasi antara tingkat aktivitas fisik dan BMI (p = 0,863). Tidak ada hubungan antara tingkat kecukupan serat dan tingkat aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh mahasiswa Universitas Muhammadiyah SemarangKata kunci: serat, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, siswa