Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Makna Kekudusan Hidup Menurut Imamat 19:2 Dan Implementasinya Bagi Kehidupan Rohani Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Jemaat Sion Tiakka’ Tapparan, Resvin; Tapingku, Joni; Lilo, Deflit Dujerslaim
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 3, No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v3i2.102

Abstract

The problem of holiness of life among young people is often in the spotlight. The young generation is vulnerable to an attitude of life that does not reflect holiness. The holiness of life itself is emphasized in Leviticus 19:2 which is God's command to His people. To explore this research, the author will use qualitative research methods. Through literature study, the author conducted grammatical analysis while field research was conducted by means of observation and interviews. After doing research, the writer found that First, the meaning of the holiness of life stated in Leviticus 19:2 is related to God's commandments and the life principles of believers, both concerning moral matters and status before God. Second, the members of the Toraja Church Youth Fellowship (PPGT) of the Sion Tiakka' Congregation, Klasis Ulusalu have not understood and implemented the behavior of living in holiness according to God's will. Therefore, the meaning of the holiness of life based on Leviticus 19:2 can be applied to PPGT members of the Sion Tiakka Congregation in order to create a paradigm pattern and a holy life behavior. Permasalahan kekudusan hidup di kalangan anak muda sering menjadi sorotan. Generasi muda rentan dengan sikap hidup yang tidak mencerminkan kekudusan. Kekudusan hidup itu sendiri ditekankan dalam kitab Imamat 19:2 yang merupakan perintah Allah kepada umat-Nya. Untuk mendalami penelitian ini, Penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif.  Melalui studi kepustakaan, penulis melakukan analisis gramatikal sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Setelah melakukan penelitian, penulis menemukan bahwa Pertama, makna kekudusan hidup yang dinyatakan di dalam Imamat 19:2 berkaitan dengan perintah Allah dan prinsip hidup orang percaya baik yang menyangkut urusan moral maupun status di hadapan Allah. Kedua, para anggota Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Jemaat Sion Tiakka’, Klasis Ulusalu belum memahami dan menerapkan perilaku hidup dalam kekudusan sesuai kehendak Allah. Karena itu, makna kekudusan hidup berdasarkan Imamat 19:2 dapat diterapkan kepada anggota PPGT Jemaat Sion Tiakka’ agar terciptanya pola paradigma dan perilaku hidup yang kudus.
TANGGUNGJAWAB MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP : (KAJIAN LIVING TEOLOGI) Tapingku, Joni
Living Islam: Journal of Islamic Discourses Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/lijid.v5i2.4015

Abstract

Abstrak Penelitian ini, sebagai kajian living teologi, bermaksud untuk menganalisis tanggung jawab warga Gereja Toraja Eben Haezar Omu terhadap lingkungan hidup sebagai implikasi ajaran dalam Kitab Kejadian 1: 26-28. Di dalam ayat-ayat tersebut digambarkan bahwa manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah dan diberi kuasa untuk berkuasa atas dan memelihara seluruh bumi. Artikel ini menjawab masalah penelitian tersebut menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan menganalisis data-data lapangan. Hasil penelitian menunjukkan living teologi yang sejalan bahwa warga Gereja Toraja Eben haezar Omu setuju bahwa kesegambaran dan keserupaan manusia dengan Allah menjadikan manusia mahkota ciptaan-Nya, wakil Allah di bumi, dan memiliki hubungan dengan ciptaan lainnya. Mereka percaya bahwa tugas manusia di bumi untuk menaklukkan alam, tetapi bukan dalam arti kesewenang-wenangan. Sehingga, mereka juga percaya bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk memelihara lingkungan hidup dengan gambar dan rupa Allah seperti memelihara, merawat, menjaga dan reboisasi lingkungan hidup. Kata Kunci: Living Teologi, Tanggung Jawab Lingkungan, Kitab Kejadian   Abstact This research, as a study of living theology, intends to analyze the environment responsibility of Toraja Eben Haezar Omu Church members as an implication of the teachings in the Book of Genesis 1: 26-28. In these verses it is described that humans were created in the image and picture of God and were given the power to rule over and care for the entire earth. This article answers this research problem by using a descriptive-qualitative approach by analyzing field data. The results of the study show a living theology which is in line with the fact that Toraja Eben haezar Omu Church residents agree that the image and picture of humans to God makes humans the crown of His creation, God's representatives on earth, and have a relationship with other creations such as environment or earth. They believed that it was man's duty on earth to subdue nature, but not in the sense of arbitrariness. Thus, they also believe that humans have a responsibility to care for the environment in the image and picture of God such as maintaining, caring for, protecting and reforesting the environment. Keywords: Living Theology, Environmental Responsibility, Genesis