Kelapa sawit merupakan komoditas yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Pabrik kelapa sawit mini memiliki tantangan berupa perancangan pabrik, proses produksi dan anggaran yang kurang optimal serta pengelolaan operasional. Sebanyak empat perusahaan swasta yang memiliki berbagai konflik yang berbatasan langsung dengan Desa Bukit Layang. Desa Bukit Layang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit milik individual seluas 500-700 ha dengan produksi tandan buah segar mencapai 2000-3500 ton per tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya potensi desa untuk memiliki pabrik pengolahan minyak kelapa sawit sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pabrik, proses produksi, anggaran dan menganalisis biaya produksi pada mini pabrik kelapa sawit berkapasitas 1000 ton per tahun menggunakan metode Life Cycle Costing (LCC). Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif melalui studi kasus pabrik kelapa sawit mini. Berdasarkan hasil perhitungan, total biaya siklus hidup pabrik selama 1 tahun mencapai Rp 1.287.000.000, terdiri dari CapEx Rp 711.000.000, OpEx Rp 456.500.000, Replacement Cost Rp 39.500.000, dan EoL Cost Rp 80.000.000. Sementara itu, untuk periode 10 tahun, total biaya proyek mencapai Rp 5.751.500.000. Analisis finansial menunjukkan proyek ini layak dengan nilai NPV sebesar Rp 18.477.000.095, IRR sebesar 249,9%, Payback Period selama 0,4 tahun, BCR sebesar 7,48, dan Profitability Index sebesar 15,3.