Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Cytotoxicity and Anti-Inflammatory Activity of Tamarillo (Solanum betaceum Cav.) Peel Extract in Lipopolysaccharide Stimulated RAW 264.7 Cells Li, Novelya; Li, Wilvia
e-GiGi Vol 9, No 1 (2021): E-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.9.1.2021.32847

Abstract

Abstrak: Obat anti inflamasi sering diresepkan dalam bidang kedokteran gigi. Umumnya obat-obat ini memiliki efek samping beragam, dari yang ringan hingga parah seperti perdarahan lambung. Oleh karena itu, bahan anti inflamasi yang alami dan lebih aman diperlukan sebagai alternatif. Solanum betaceum Cav., dikenal sebagai terong Belanda, merupakan buah eksotik yang dapat juga dipergunakan sebagai bahan obat. Limbah buah seperti kulit dan biji biasanya tidak dikonsumsi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa limbah dari berbagai jenis buah mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sitotoksistas dan kemampuan anti-inflamasi dari ekstrak kulit terong Belanda terhadap makrofag lini RAW 264.7 yang diinduksi oleh lipopolisakarida (LPS). Sitotoksistas diuji untuk menentukan konsentrasi yang aman dengan menggunakan metode MTS. Aktivitas anti-inflamasi dinilai dengan membandingkan kadar PGE-2, TNF-α, dan IL-1β pada sel RAW 264.7 yang distimulasi LPS antara kelompok yang diberikan ekstrak dan yang tidak diberikan ekstrak menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian mendapatkan bahwa ekstrak kulit terong Belanda dapat menekan produksi PGE-2, TNF-α, dan IL-1β pada sel RAW 264.7 yang diinduksi dengan LPS. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak kulit Solanum betaceum Cav memiliki kemampuan antiinflamasi melalui penekanan produksi PGE-2, TNF-α, dan IL-1β pada sel RAW 264.7 yang diinduksi LPS.Kata kunci: ekstrak kulit Solanum betaceum Cav. (terong Belanda), sitotoksistas, antiinflamasi  Abstract: Anti-inflammatory agents are commonly prescribed in dentistry. Most of them have side effects varying from mild to severe such as gastric bleeding. Therefore, a safer and natural anti-inflammatory agent is needed as an alternative. Solanum betaceum Cav., known as tamarillo, is one of exotic fruits used in traditional medicines. The fruit wastes such as peels and seeds, are usually unconsumed. However, many investigators have reported that wastes from numerous fruits had potent bioactive compounds. This study was aimed to assess the cytotoxicity and anti-inflammatory activities of tamarillo peel extract (TPE) in lipopolysaccharide (LPS) stimulated RAW 264.7 macrophage cell line. The cytotoxicity of TPE was performed to determine the non-toxic concentration by using MTS method. The inflammatory markers measured in this study were PGE-2, TNF-α, and IL-1β. Their concentrations were measured by using ELISA based assay. The anti-inflammatory activity was determined by comparing the reduction of the inflammatory mediators between the LPS stimulated RAW 264.7 cells treated with TPE and the non-treated group. This study revealed that TPE could reduce the production of PGE-2, TNF-α, and IL-1β in LPS stimulated RAW 264.7 cells. In conclusion, tamarillo peel extract possess an anti-inflammatory effect by reducing the production of PGE-2, TNF-α, and IL-1β in LPS stimulated RAW 264.7 cells.Keywords: Solanum betaceum Cav. (tamarillo) peel extract, cytotoxicity, anti-inflammatory
Uji Sitotoksik dan Anti-Inflamasi Ekstrak Buah Bengkuang (Pachyrizus erosus (L.) Urb.) terhadap Sel RAW 264.7 yang Distimulasi Lipopolisakarida Li, Wilvia; Li, Novelya
e-Biomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i2.31465

Abstract

Abstract: Jicama, cultivated in Indonesia, has the potential as an anti-inflammatory agent. In this study, cytotoxic test was tested to reveal the safety of jicama’s flesh extract (JFE) to cells’ viability, then the safe concentration of jicama’s flesh extract was tested on LPS-induced RAW 264.7 cells to imitate inflammatory process. There were three kinds of ELISA tests being done to expose the anti-inflammatory activity of jicama, as folows: prostaglandin E2 (PGE2), tumor necrosis factor alpha (TNF-α), and interleukin 1β (IL-1β). The results showed that JFE was safe in concentrations of 12.5 μg/ml, 25.0 μg/ml, and 50.0 μg/ml. JFE with a concentration of 75.0 μg/ml had a significant anti-inflammatory potential, shown by the ELISA test result towards PGE2, TNF-α, and IL-1β. Although JFE with a concentration of 12.5 μg/ml also showed anti-inflammatory effects on TNF-α and IL-1β, but there was no signicifant difference in PGE2 compared to the positive control. In conclusion, JFE is safe in concentrations of 12.5 μg/ml, 25.0 μg/ml, and 50.0 μg/ml. Moreover, JFE with a concentration of 75.0 μg/ml had a significant anti-inflammatory potential.Keywords: jicama’s flesh extract, Pachyrizus erosus, cytotoxic effect, anti-inflammatory effect Abstrak: Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia ialah buah bengkuang yang berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai agen anti-inflamasi. Dalam penelitian ini, ekstrak buah bengkuang (EBB) diujikan terlebih dahulu sitotoksisitasnya untuk mengetahui kadar ekstrak buah bengkuang yang aman untuk keberlangsungan hidup sel. Konsentrasi EBB yang aman pada uji sitotoksik dilanjutkan dengan pengujian pada sel RAW 264.7 (sel makrofag) yang distimulasi lipopolisakarida (LPS) untuk mengimitasi proses inflamasi. Dilakukan 3 jenis uji ELISA untuk mengetahui aktivitas anti-inflamasi ekstrak buah bengkuang, yaitu: Prostaglandin E2 (PGE2), Tumor Necrosis Factor alpha (TNF-α), dan Interleukin 1β (IL-1β). Hasil penelitian menunjukkan bahwa EBB aman pada konsentrasi 12,5 μg/ml, 25,0 μg/ml, dan 50,0 μg/ml. Selain itu, EBB dengan konsentrasi 75,0 μg/mLmemiliki potensi anti-inflamasi yang bermakna, ditunjukkan dengan hasil uji ELISA terhadap protein PGE2, TNF-α, dan IL-1β. Konsentrasi 12,5 μg/mL dari EBB juga memiliki potensi anti-inflamasi, ditunjukkan dengan hasil uji ELISA terhadap TNF-α dan IL-1β, namun tidak memiliki perbedaan bermakna terhadap penurunan PGE2 bila dibandingkan dengan kontrol positif. Simpulan penelitian ini ialah EBB aman pada konsentrasi 12,5 μg/ml, 25,0 μg/ml, dan 50,0 μg/ml melalui uji sitotoksik. Selain itu, EBB 75,0 μg/ml memiliki potensi anti-inflamasi yang bermakna.Kata kunci: ekstrak buah bengkuang; Pachyrizus erosus, sitotoksik, anti-inflamasi
Studi In-Vitro Uji Stabilitas dan Efektivitas Gel Asap Cair Tempurung Kelapa Terhadap Candida Albicans dan Enterococcus Faecalis Pada Saluran Akar Gigi Setiawan, Linda Novelgia; Li, Wilvia; Citta Kartika, Disya
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 11 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i11.2978

Abstract

Studi In-Vitro Uji Stabilitas dan Efektivitas Gel Asap Cair Tempurung Kelapa Terhadap Candida Albicans dan Enterococcus Faecalis Pada Saluran Akar Gigi Setiawan, Linda Novelgia; Li, Wilvia; Citta Kartika, Disya
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 11 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i11.2978

Abstract