Rombon, Marhen Darius
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEBERADAAN MILITER MINAHASA DI CIMAHI PADA MASA KOLONIAL TAHUN 1896-1942 Momongan, Fernandes Trianno; Rombon, Marhen Darius; Kaunang, Ivan R.B.
JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Vol 18 (2021)
Publisher : JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

                                                 ABSTRAK   KEBERADAAN MILITER MINAHASA DI CIMAHI PADA MASA KOLONIAL                                               TAHUN 1896-1942     Penelitian ini berisi tentang keberadaan militer Minahasa pada masa kolonial di Cimahi, yang menjelaskan pembangunan serta perkembangan Cimahi pada masa kolonial Belanda, perjumpaan dengan bangsa Eropa yang menjadi suatu permulaan dalam perkembangan militer di Minahasa serta peranan yang ditimbulkan dari kehadiran dari militer Minahasa di wilayah Hindia Belanda termasuk yang berada di Cimahi. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan 1. Heuristik (pengumpulan sumber), 2. Verifikasi (kritik sumber), 3. Interpretasi, 4. Historiografi (penulisan sejarah). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan 1) Cimahi ditetapkan sebagai salah satu garnisun dan dalam perkembangannya berbagai pembangunan militer kemudian dilakukan. 2) Terjalinnya interaksi dengan bangsa pendatang di tanah Minahasa menyebabkan terjadinya perlawanan. Perkembangan yang ditimbulkan adalah terciptanya aturan untuk menyediakan prajurit dari Minahasa untuk membantu Belanda. 3) Peranan yang ditimbulkan dari hadirnya militer Minahasa di Cimahi selain aktif dalam dunia pers, juga turut dalam berbagai ajang kemiliteran, kompetisi olahraga dan kegiatan sosial.Kata kunci: Militer, Cimahi, Minahasa, Kolonial.                                               ABSTRACTMINAHASA MILITARY PRESENCE IN CIMAHI DURING COLONIAL PERIOD                                                1896-1942     This study contains about the Minahasa military presence during the colonial period in Cimahi, which explains the development of Cimahi during the Dutch colonial period, encounters with Europeans that became a beginning in military development in Minahasa and the role arising from the presence of the Minahasa military in the Dutch East Indies including those in the Cimahi. In this study using historical research method with stage 1. Heuristics (source gathering) 2. Verification (source criticism), 3. Interpretation, 4. Historiography (history writing). The results in this study showed 1) The Cimahi was designated as one of the garrisons and in its progress various military developments were then carried out. 2) Intertwined interactions with the settlers in the land of Minahasa led to resistance. The development resulted in the creation of rules to provide soldiers from Minahasa to help Dutch. 3) The role arising from the presence of the Minahasa military in Cimahi in addition to being active in the world of press, also participated in various military events, sports competitions and social activities.Keywords: Military, Cimahi, Minahasa, Colonial.
PERKEMBANGAN SEKOLAH COKROAMINOTO DI BOLAANG MONGONDOW 1968 -1998 Detu, Asti Widiastuti; Kembuan, Rogger Allan; Rombon, Marhen Darius
JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Vol 17 (2021)
Publisher : JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

                                                ABSTRAK     Pendidikan di Bolaang Mongondow yang memiliki satu-satunya izin dari gubernur adalah Zending dan telah membuka sekolahnya sekitar tahun 1830 di desa Bolaang Mongondow di bawah pemerintahan Raja Jacobus Manuel Manoppo, pada masa pemerintahannya sekolah tersebut langsung ditutup. Dengan menguatnya basis ekonomi masyarakat Bolaang Mongondow, pimpinan Syarikat Islam (SI) Adampe Dolot mengajukan proposal kepada Pengawas M. Alaart yang berbasis di Kotamobagu untuk membuka sekolah Islam di Bolaang Mongondow. pada tanggal 1 Juli 1926 didirikan Sekolah Suwasta Islam ic dengan nama "Pusat Pendidikan dan Pengajaran Islam Tjockroaminoto" (BPPI 5 TAHUN) dengan jumlah siswa kurang lebih 500 orang menggunakan bangunan dengan ukuran 45 x 16 meter. dan pada tahun 1930 -1998 dikembangkan kembali oleh yayasan Cokroaminoto dengan mendirikan sekolah sebanyak sembilan belas sekolah di Bolaang Mongondow.Hi.Aria Sukma Malah ST 2014,Menampak Sejarah Merapikan Langkah Memepersiapkan Masa Depan.                                                 ABSTRCAT     Education in Bolaang Mongondow which has the only permission from the governor is Zending and has opened his school around 1830 in Bolaang Mongondow village under the rule of King Jacobus Manuel Manoppo, during his reign the school was immediately closed. With the strengthening of the economic base of the people of Bolaang Mongondow, the leader of the Syarikat Islam (SI) Adampe Dolot submitted a proposal to Controluer M. Alaart who was based in Kotamobagu to open an Islam ic school in Bolaang Mongondow. on July 1, 1926 the Islam ic Suwasta School was established under the name of the "Tjockroaminoto Islam ic Education and Teaching Center" (BPPI HIS 5 YEARS) with a total of approximately 500 students using a building with a size of 45 x 16 meters and in 1930 -1998 it was developed again by the foundation Cokroaminoto has established a school of as many as nineteen schools in Bolaang Mongondow.Tread History Smoothed Steps to Prepare for the Future.