p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Sudarmanta, Bambang
Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Syngas Hasil Gasifikasi Pelet Kayu terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Dual Fuel Adani, Hafidh Fajar; Sudarmanta, Bambang
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i3.155409

Abstract

Kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat, sementara pasokan energi yang tersedia semakin terbatas. Kondisi ini mendorong penggunaan energi alternatif. Salah satu energi altrernatif yang memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan adalah biomassa kayu. Biomassa kemudian diolah melalui proses gasifikasi yang menghasilkan syngas. Syngas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar diesel sistem dual fuel. Oleh karena itu, pada penelitian ini terdapat penambahan syngas hasil gasifikasi pelet kayu pada mesin diesel. Tujuan utama untuk mengkarakterisasi unjuk kerja mesin diesel dan mendapatkan substitusi syngas yang maksimal pada sistem dual fuel. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan mesin diesel pada putaran mesin konstan 3000 rpm dengan variasi bukaan valve syngas dan pembebanan dari 500 watt hingga 4500 watt dengan interval kenaikan 500 watt. Sistem pemasukkan syngas menggunakan mixer secara langsung dari reaktor. Valve syngas dilakukan variasi bukaan ¼, ½, ¾, dan bukaan penuh. Pengukuran dilakukan terhadap arus dan tegangan listrik tiap pembebanan, waktu konsumsi biodiesel 25 ml, opasitas emisi gas buang, serta temperatur operasi: oli, mesin, dan gas buang. Hasil penelitian didapat pada variasi bukaan penuh menghasilkan unjuk kerja yang paling optimal. Penurunan specific fuel consumption (SFC) biodiesel sebesar 26,25% dari 0,240 kg/kWh menjadi 0,177 kg/kWh. Nilai efisiensi termal mengalami penurunan sebesar 0,6% dari kondisi single fuel. Nilai AFR terendah pada kondisi dual fuel, angka ini menurun sebesar 73% dari kondisi single fuel. AFR yang tidak ideal juga memberikan dampak terhadap temperatur operasi, temperatur mesin tertinggi 62°C meningkat 7,4%, temperatur oli tertinggi 112°C meningkat 9,6%, dan temperatur gas buang tertinggi 221°C meningkat 18,5% dibandingkan dengan kondisi single fuel. Nilai opasitas emisi didapat penurunan sebesar 36,1% dari 1,55 m-1 menjadi 0,99 m-1. Penambahan syngas dapat mensubstitusi biodiesel terbaik hingga 28,6%.
Studi Pengaruh State of Charge dan C-Rate terhadap Karateristik Generasi Panas dan Disipasi Panas Menggunakan Phase Change Material pada Proses Discharging Baterai Li-Ion IFR 26650 Hidayat, Wahyu Nur; Sudarmanta, Bambang
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.155602

Abstract

Penelitian ini didorong oleh masalah polusi udara dan keterbatasan bahan bakar minyak mendorong pemerintah terus meningkatkan jumlah kendaraan listrik. Litium-ion menjadi kandidat yang direkomendasikan karena memiliki densitas energi yang tinggi, tidak ada memory effect, dan efek self-discharge yang rendah. Namun, memiliki sensitivitas terhadap temperatur. Sistem manajemen termal menggunakan PCM menjadi salah satu solusi untuk mengontrol temperatur baterai. PCM bekerja dengan menyerap panas bangkitan baterai sebagai kalor sensibel dan kalor laten dengan ciri khas dapat menyerap kalor dalam jumlah besar dengan adanya perubahan fasa. Perbedaan laju pengosongan dan State of Charge (SOC) menjadi dua faktor yang mempengaruhi laju pembangkitan panas. State of Charge (SOC) sendiri adalah energi yang tersedia di dalam sel baterai, biasanya dinyatakan dalam presentase, dan laju pengosongan akan dinyatakan dalam C-Rate yaitu ukuran perbandingan arus relatif terhadap kapasitas. Penelitian ini akan mempelajari pengaruh kondisi SOC dan C-Rate pada karakteristik generasi panas baterai lithium-ion IFR 26650 dan perbandingan disipasi panas konveksi bebas dengan PCM. Metode yang digunakan untuk menganalisis pembangkitan panas baterai sekaligus disipasi panas secara konveksi bebas adalah eksperimen dengan konsep energy balance. Sedangkan untuk disipasi panas menggunakan PCM akan dilakukan secara numerik menggunakan ANSYS FLUENT dengan dilakukan Grid Independency Test, Meshing Quality Mesh, dan pengumpulan data material untuk mendekati fenomena fisik yang terjadi. Simulasi ini dilakukan dengan input pembangkitan panas dan koefisien konveksi yang didapatkan dari eksperimen untuk mengetahui temperatur tertinggi beserta kontur temperatur dan fraksi pelelehan apabila baterai menggunakan sistem pendinginan PCM. Kondisi State of Charge (SOC) menyebabkan perbedaan pola pembangkitan panas dan laju pengosongan menyebabkan perbedaan nilai pembangkitan panas secara signifikan. Efektivitas pendinginan diamati meningkat pada C-Rate rendah. Untuk laju pengosongan 1C, efektivitas pendinginan bernilai rata-rata 41,33%, di laju pengosongan 2C efektivitas pendinginan bernilai rata-rata 23,5%, dan di laju pengosongan 3C efektivitas pendinginan bernilai rata-rata 18,16%.