Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISA PENANGANAN SEDIMENTASI DENGAN SEPASANG JETTY PADA MUARA SUNGAI SERAYU Novi Andhi Setyo Purwono; Iwan Rustendi; Fauzan Angga Musthafa; Rizka Riadianto
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.15 KB) | DOI: 10.22225/pd.9.2.1804.183-200

Abstract

The estuary functions as a discharge from the river, especially when it floods into the sea. The movement of currents from the sea and also the flow of water from upstream causes sedimentation problems in the estuary. Jetty building planning is required for handling sediment at the estuary of the Serayu River, which is planned with 35721 m2 construction area of a pair Wind data analysis for 10 years is carried out using software WRPLOT, AUTOCAD, and Google Earth. Concrete quality for making tetrapod using concrete (f’c) 31.2 MPa. The tetrapods used have a weight, width, height of 7.6 tons, 2.69 m, and 2.24 m, respectively. Geotextiles used in the jetty building design are 44781.68 m long. Security of the Serayu River estuary requires two pairs of the jetty, the jetty to the right of the estuary requires 778 m length and 34.6 m width, while the jetty to the left of the estuary requires 560 m length and 34.6 m width. The budget plan for the construction of a jetty for handling sediment at the estuary of the Serayu River is IDR 438,708,114,000.00.
PENGARUH BANGUNAN PENGAMAN PANTAI TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI SIMPANG AYAM RIAU Novi Andhi Setyo Purwono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v13i2.88

Abstract

Intisari Pantai Simpang Ayam Kabupaten bengkalis Propinsi Riau mengalami erosi yang cukup signifikan. Erosi yang terjadi akibat aliran air hujan yang membawa butiran tanah, dimana kondisi tanahnya gembur dan mudah terbawa oleh aliran hujan. Disamping itu juga terjadi proses erosi dari arah laut yaitu adanya gempuran energi gelombang yang cukup signifikan pengaruhnya terhadapa laju erosi yang terjadi, terutama pada musim-musim gelombang badai karena pantai tersebut langsung berhadapan dengan Selat Malaka.Pada kajian ini dilakukan pengukuran topografi dan bathimetri di lapangan sebagai data primer penunjang untuk mendukung upaya pendekatan kajian dengan model matematik perubahan garis pantai yaitu dengan model genesis. Model garis pantai adalah model prakiraan numerik yang didasarkan pada persamaan kontinyuitas sedimen dan persamaan laju angkutan sedimen sepanjang pantai. Laju angkutan sedimen sepanjang pantai merupakan fungsi dari variasi tinggi dan arah gelombang sepanjang pantai yang terbentuk karena  pengaruh refraksi dan difraksi.Hasil dari kajian dengan pendekatan model matematik terlihat bahwa terjadi penurunan erosi dari kondisi eksisting dibandingkan dengan penanganan dengan pembuatan bangunan konstruksi berupa tembok laut ataupun dengan bangunan pemecah gelombang lepas pantai. Dengan bangunan tembok laut diperkirakan tidak akan terjadi erosi pada garis pantai Simpang Ayam, tetapi tidak menambah maju garis pantai atau dengan kata lain stabil. Sedangkan dengan bangunan pemecah gelombang lepas pantai akan terjadi sedimentasi di belakang bangunan yang sering di sebut salient ataupun tombolo.Key word: Garis Pantai Simpang Ayam
STUDI PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI SERAYU HILIR AKIBAT DEBIT BANJIR Novi Andhi Setyo Purwono; Ary Sismiani
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 19, No 1 (2018): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v19i1.269

Abstract

The Serayu River Basin (DAS) is one of the watersheds in Serayu Bogowonto River, the problems that occur in the river channel is the degradation and erosion of river cliffs in recent years. Degradation anderosion of the cliffs resulted in sediment movement within the river channel so that attention needs to betaken to control the destructive power of water in the land around the river and in the river channel.Alluvial river stability is said to be in stable condition or to achieve balance if there are temporary or nonpermanent changes in the medium term.Result of simulation of hydrodynamic behavior of serayu river with constant flood discharge when repeated10 years some locations have erosion and some locations have deposition. The rate of erosion andsedimentation for each Bench Mark is different depending on the position on the outer corner, inner bend,or on a straight groove. Given the phenomenon of some areas that are in the rivers serayu erosion. It isnecessary to immediately do the handling by making a cliff reinforcement or by making a crib to direct thecurrent to the middle so as not to erode the right and left bank of the riverKeywords : river morphology, serayu river, numerical analysi
PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR Novi Andhi Setyo Purwono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 13, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v13i1.80

Abstract

IntisariNovi Andhi Setyo P Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya yang relatif tinggi. Untuk mengurangi berat jenis tersebut maka digunakan struktur beton non-pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan air, tanpa menggunakan pasir. Agregat kasar untuk beton non-pasir dapat berupa kerikil alami, batu pecah, agregat ringan alami, maupun agregat buatan dari tanah lempung.Pada penelitian ini menggunakan 3 jenis agregat kasar, yaitu kerikil alami, kricak (batu pecah dengan tangan) dan split (batu pecah dengan mesin) yang berasal dari Sungai Krasak di daerah Tempel, Sleman, Yogyakarta. Ketiga jenis agregat kasar tersebut digunakan untuk pembuatan beton non-pasir dengan perbandingan volume agregat-semen ditentukan 6 : 1 dan faktor air semen 0,4.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agregat kasar berupa kerikil, kricak, dan split mempunyai berat jenis berturut-turut 2,46 kg/dm3, 2,51 kg/dm3, 2,58 kg/dm3. Kuat desak dan berat jenis beton non-pasir yang dihasilkan dari ketiga jenis agregat kasar tersebut berturut-turut adalah ukuran butir maksimum 10 mm didapat pada pemakaian agregat kasar kerikil alami sebesar 92,25 kg/cm2 dan 1,83 kg/dm3, ukuran butir maksimum 20 mm didapat pada pemakaian agregat kasar split sebesar 79,92 kg/cm2 dan 1,82 kg/dm3. Untuk ukuran butir maksimum 30 mm didapat pada pemakaian agregat kasar kerikil alami sebesar 65,97 kg/cm2 dan 1,80 kg/dm3, dan ukuran butir maksimum 40 mm didapat pada pemakaian agregat kasar kerikil alami sebesar 86,17 kg/cm2 dan 1,93 kg/dm3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kuat desar silinder beton non-pasir terbesar diperoleh dengan menggunakan agregat kasar kerikil alami dengan ukuran butir maksimum 10 mm. Key word: Beton non-pasir.
ANALYSIS OF CBR VALUE ON CLAYSILT SOIL DUE TO THE EFFECT Analisis Nilai CBR Pada Tanah Claysilt ... OF WATER CONTENT CHANGE Ary Sismiani; Novi Andhi Setyo Purwono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 20, No 1 (2019): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.393 KB) | DOI: 10.53810/jt.v20i1.296

Abstract

Claysilt is a soil that has its own uniqueness, in conditions that are too dry or too saturated, the soilwill experience weakening or reduction in shear strength. Claysilt which is positioned as subgrade in a roadconstruction project, needs to be reviewed about the size of CBR that meets the requirements for this soil.There are 4 variations of the test material used in this study, namely at the water content of 20.13%, 30.04%,40.69% and 50.50%. Then the physical and mechanical properties of the soil were tested which includeddirect shear test and CBR test. From the results of the direct shear test, the internal cohesion and frictionangles obtained as follows: cohesion value 0.28 kg / cm2, 0.58 kg / cm2, 0.35 kg / cm,while the friction angle internal soil 23.76º, 22.57º, 15.96º, and 14.82º, with a CBR value of 9.36%, 6.59%,2.77%, and 1.73%. Thus it can be concluded that water content has a very large influence on CBR values.Therefore it is necessary to make an effort to maintain or reduce excess soil water content by reducing excesspore pressure, because at higher water levels it will cause soil The claysilt decreases the shear strengthwhich is indicated by the smaller internal friction angle and the CBR value.Keywords: claysilt, water content, shear strength, CBRABSTRAKClaysilt adalah tanah yang mempunyai keunikan tersendiri, dalam kondisi terlampau kering atauterlampau jenuh, tanah akan mengalami perlemahan atau pengurangan pada kuat gesernya. Tanah claysiltyang berposisi sebagai tanah dasar pada proyek pembangunan jalan, perlu ditinjau tentang besarnya nilaiCBR yang memenuhi syarat untuk tanah ini.. Ada  4 variasi benda uji  yang digunakan pada penelitian ini,yaitu pada kadar air 20.13%, 30.04%, 40.69% dan 50.50%.  Selanjutnya dilakukan uji sifat fisis dan mekanistanah yang meliputi uji geser langsung dan uji CBR. Dari hasil uji geser langsung didapatkan nilai kohesi dansudut gesek internal sebagai berikut : nilai kohesi 0,28 kg/cm2, 0,58 kg/cm2, 0,35 kg/cm2, dan, 0,30 kg/cm2,sedangkan sudut gesek internal tanah 23.76º,  22.57º, 15.96º, dan 14.82º, dengan nilai CBR sebesar 9.36% ,6.59%, 2.77%,  dan 1,73%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar air mempunyai pengaruh yangsangat besar terhadap nilai CBR.. Oleh karena itu perlu suatu upaya untuk mempertahankan atau mengurangikadar air tanah yang berlebih dengan cara mengurangi ekses tekanan air pori, sebab pada kadar air yangmakin tinggi akan menyebabkan tanah claysilt tersebut mengalami penurunan kuat geser yang ditandaidengan makin kecilnya sudut gesek internal dan nilai CBR nya.Kata kunci : claysilt, kadar air, kuat geser, CBR2, and 0.30 kg / cm2
Peramalan Kejadian Gelombang Pantai Watunohu Dengan Pendekatan Empiris Analisa Data Angin Novi Andhi Setyo Purwono; Ary Sismiani
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 19, No 2 (2018): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v19i2.262

Abstract

waves due to the generation process can be divided into waves that occur as a result of wind waves andtides waves.Wave energy is one form of energy that can form the coast, causing longshore current andlongshore transport in a perpendicular direction and along the coast, and causing forces acting on portbuildings. For planning purposes, wave data is required at long intervals of at least 5 years and betterwave data for 10 years. Long wave data is very difficult to obtain in the field, one method of approach toobtaining long wave data is by processing wind data obtained from the Meteorology, Climatology andGeophysics Department.Utilization of sea transportation by using the facilities of ships, ports, docks andbuildings as well as marine facilities that support it, needs to be planned, especially regarding thecondition of coastal and offshore. To support port planning and coastal structure, hydrooseanographicdata is needed including wave data in the field with long time intervals. For this reason, it is necessary toanalyze wave data forecasting using wind data from the nearest wind stationThe results showed the conversion of wind speed and direction into height, period and direction of waves inWatunohu waters in 2003-2013. The maximum significant wave height in Watunohu waters occurred in2011 and 2013 is 5.49 meters. The maximum significant wave period in Watunohu waters occurred in 2011and 2013 is 9.05 seconds.Based on statistical analysis probability with return methods of wave heightevents, wave heights can occur or exceed of the Watuhono Port area for a 10-year return period are 3.91meters to 4.39 meters. The results of this wave height forecasting can be used as a basis for calculating theport dock elevationKeywords : Waves Analysis, Fetch, WatunohuABSTRAKGelombang di laut akibat proses pembangkitannya dapat dibagi menjadi gelombang yang terjadi akibatdibangkitkan oleh angin dan gelombang yang dibangkitkan oleh pasang surut. Energi gelombang merupakansalah satu bentuk energi yang dapat membentuk pantai, menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arahtegak lurus dan sepanjang pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pelabuhan.Untuk keperluan perencanaan diperlukan data gelombang dalam interval yang panjang minimal 5 tahun danlebih bagus lagi data gelombang selama 10 tahun. Data gelombang yang cukup panjang sangat sulitdiperoleh di lapangan, salah satu metode pendekatan untuk mendapatkan data gelombang yang panjangadalah dengan mengolah data angin yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.Pemanfaatan transportasi laut dengan menggunakan fasilitas kapal, pelabuhan, dermaga dan bangunan sertafasilitas laut yang mendukungnya, perlu direncanakan dengan baik terutama terkait kondisi perairan pantaidan lepas pantai. Untuk mendukung perencanaan pelabuhan dan bangunan pengaman pantai, dibutuhkandata hidrooseanografi diantaranya adalah data gelombang di lapangan dengan interval waktu yang panjang.Untuk itu diperlukan analisis peramalan data gelombang dengan menggunakan data angin dari stasiunpencacatan angin terdekat.Hasil penelitian menunjukankonversi kecepatan dan arah angin menjadi tinggi, periode dan arahgelombang di perairan Watunohu Tahun 2003-2013. Tinggi gelombang signifikan maksimum di perairanWatunohu terjadi pada tahun 2011 dan 2013 dengan tinggi gelombang 5,49 meter. Periode gelombangsignifikan maksimum di perairan Watunohu terjadi pada tahun 2011 dan 2013 dengan periode gelombang9,05 detik. Berdasarkan analisa statistik dengan metode kala ulang kejadian tinggi gelombang, tinggigelombang dapat terjadi atau terlampaui pada perairan Pelabuhan Watuhono untuk kala ulang 10 tahunadalah 3,91 meter sampai dengan 4,39 meter. Hasil peramalan tinggi gelombang ini dapat digunakansebagai dasar perhitungan dalam menentukan elevasi dermaga pelabuhan.Kata kunci : Peramalan Gelombang, Fetch, Watunohu.
DESIGN ANALYSIS OF EXCAVATION IN LIMESTONE QUARRIES IN REDISARI VILLAGE, ROWOKELE SUBDISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE Ary Sismiani; Novi Andhi Setyo Purwono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 20, No 2 (2019): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1513.862 KB) | DOI: 10.53810/jt.v20i2.302

Abstract

Redisari is a village located in Rowokele Sub-District, Kebumen District, Central Java. Located about 35km to the west, which is the border area between the districts of Kebumen, Banyumas and Banjarnegara. Inthis village, many limestone deposits are found, which are tertiary rocks with fan structures. With thecondition of the area consisting of these limestone deposits, the village of Redisari has the potential to be alimestone producing village. The existence of a community mine that has been running provides ideas forresearchers to participate in designing the design of excavation or mining in the first five years. From themine plan design results using the Surpac program, five designs were obtained with each volume asfollows: year 1 = 276,625 m3, year 2 = 276,825 m3, year 3 = 272,475 m3, year 4 = 278,400 m3, year 5 = 280,650 m3. The mine design at the end of year 5 is as follows: slope angle = 70, mine slope = 12%, levelheight = 10 meters and width width = 10 meters, with Safety Factor1.625. Whereas the value of safetyfactors at the end of the first year up to the end of the 5th year in a row is as follows:1.601 ; 1.589 ; 1.583 ;1.579 ; 1.577.Keywords: Mine Design, Limestone, Volume, Safety Factor of BenchABSTRAK Redisari adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen  Jawa Tengah.Terletak sekitar 35 km ke arah barat yang merupakan wilayah perbatasan antara Kabupaten Kebumen,Banyumas dan Banjarnegara. Di desa ini baanyak dijumpai adanya endapan batugamping, yang merupakanendapan batuan tersier dengan struktur kipas. Dengan kondisi wilayah yang terdiri dari endapanbatugamping ini, maka desa Redisari berpotensi sebagai desa penghasil batugamping. Adanya tambangrakyat yang sudah berjalan memberikan ide bagi peneliti untuk berperan serta merancang desain penggalianatau penambangan pada lima tahun pertama. Dari hasil perencanaan desain tambang dengan menggunakanprogram Surpac didapatkan lima buah desain dengan masing-masing volume sebagai berikut : akhir tahunke-1 = 276,625 m3,akhir  tahun ke-2 = 276,825 m3, akhir  tahun ke-3 = 272,475 m3, akhir  tahun ke-4 =278,400 m3, tahun ke-5 = 280,650 m3. Desain tambang pada awal tahun ke-1 adalah sebagai berikut : sudutkemiringan lereng = 70, kemiringan jalan tambang = 12%, tinggi jenjang = 10 meter dan lebar jenjang = 10 meter, dengan nilai Faktor Keamanan adalah 1.625. Sedangkan nilai Faktor Keamanan lereng  padaakhir tahun ke-1 sampai dengan akhir tahun ke-5 berturut-turut adalah sebagai berikut : 1.601; 1.589; 1.583; 1.579; 1.577.Kata kunci : Desain Tambang, Batugamping, Volume, Faktor Keamanan lereng 
KAJIAN TRANSFORMASI GELOMBANG STUDI KASUS PPI CISOLOK DENGAN MODEL CG WAVE Novi Andhi Setyo Purwono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.596 KB) | DOI: 10.53810/jt.v7i1.2

Abstract

AbstractTo support the solving of hydrodynamics coastal, estuari or port teritorial problem especially wave propagation, the mathemathical model represent one of the solution which often used. Simulation model is useful in development and planning at coastal area, so that impact which possible happened can anticipate early . mathemathical model which is used in this research is SMS BOSS, CGWAVE. Any data which needed in research is cover layout,  bathymetry and occurence waving. In this research will study about occurence waving in study area with daily wave and plan wave with various incident wave direction. Result of simulation model showing that with daily wave and wave plan from south is highest compared with other incident wave direction. Wave high of daily at port pool is 0.36 until 1.38 m, at port mouth 2.08 m and at territorial water 0.87 until 1.98 m. Wave high of wave plan that happened at port pool is 0.43 - 1.37 m, at port mouth 2.21 m and at territorial water 1.19 - 4.59 m. Key word: CG WAVE
ANALISIS PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE CPM, PERT, KURVA-S (Studi Kasus Peningkatan Jalan Menganti Kesugihan) Dita Puji Puspitasari; Novi Andhi Setyo Purwono; F Eddy Poerwodihardjo
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 23, No 1 (2022): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v23i1.441

Abstract

Abstrak Proyek konstruksi yaitu salah satu kegiatan yang berlangsung dalam durasi yang terbatas, dengan menggunakan sumber daya tertentu, untuk mencapai hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Proyek konstruksi dikerjakan dengan perencanaan yang matang agar proyek dapat selesai dengan tepat waktu. Kegagalan suatu proyek konstruksi disebabkan kurang efektifnya pengendalian waktu pengerjaan. Penjadwalan proyek konstruksi merupakan suatu bentuk perencanaan proyek yang dibuat dengan tujuan agar proyek dapat selesai tepat waktu. Critical Path Method (CPM), Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Kurva S merupakan tiga dari beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk membuat penjadwalan proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui durasi penjadwalan proyek apabila menggunakan metode CPM, dan metode PERT dengan perbandingan menggunakan metode Kurva-S yang berasal dari proyek Peningkatan Jalan Menganti – Kesugihan. Penelitian ini menghasilkan informasi bahwa penjadwalan proyek dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Methode) ditemukan durasi 208 hari. Artinya proyek dikerjakan lebih cepat 2 hari dari durasi yang telah direalisasikan yaitu 210 hari kerja dengan menggunakan metode Kurva-S. Kemudian dengan menggunakan metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) didapat durasi 209 hari dengan kemungkinan dicapai 50,80%. Kata kunci: Penjadwalan, Critical Path Method, Program Evaluation and Review Technique, Kurva S
Analisa Model Matematik Arus Sejajar Pantai Pada Groin Seri Permeable Adi Surya Pria Pranata; Novi Andhi Setyo Purwono; Ary Sismiani
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 19, No 2 (2018): Techno Volume 19 No.2 Oktober 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v19i2.3173

Abstract

This research is the mathematical model has been made with two groins, permeable and impermeable groins, with the variation is in length and distance; 50 meters, 100 meters, 150 meters and 200 meters. A modelling has been done by using the data of physical modeling study by Chen., et al, 2003, and used as input to the simulation of mathematical models using 2D Boussinesq software.Results of the research showed the influence of variation model long distance between the groins, the reduction of longshore current velocity along the coast with an average 59.21% reduction for the double permeable groin with 50 meters long, 76.02% for 100 meters, 79.50% for 150 meters, 80.49% for 200 meters. The reduction of longshore current velocity along the coast are 57.42% for an impermeable groin groin double with 50 meters, 84.61% for 100 meters, 150% for 88.89 meters, and 89.91% for 200 meters. The distance variation between one groin to the other groin has a result that a longer permeable or impermeable groin affects the reduction longshore current velocity along the coast of the Surf Zone with the addition of longshore current velocity reduction occurs along the coast up to 20%. Reduction of longshore current velocity along the coast by the permeable and impermeable groin Permeable and impermeable groins has not been significantly occured in the long-term groin area exceeding Surf zone with an average additional reduction up to 5%. The longshore current velocity approaching the speed of currents along the coast for the existing conditions at a distance up to 2.4 times of length of groins. And the distance between the groins are too close if we compare to the long groins causing the current direction of movement towards the sea (rip Current).