p-Index From 2020 - 2025
0.751
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik Gradien
Gede Sumarda
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERENCANAAN FASILITAS SISI UDARA UNTUK PELAYANAN PENERBANGAN BISNIS BANDAR UDARA LETKOL WISNU BALI Gede Sumarda; I Gusti Made Sudika; I Gusti Putu Agung Giga Pasoepati
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 1 (2021): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i1.740

Abstract

peningkatan jumlah pergerakan yang signifikan seperti jumlah pesawat udara, penumpang dan kargo. Namun demikian, perluasan atau perpanjangan runway maupun apron yang ada tidak memungkinkan karena bandara tersebut dekat dengan kawasan padat penduduk dan lingkungan perairan. Selain itu, jadwal penerbangan juga terganggu akibat adanya delay di apron yang mengakibatkan pesawat yang baru tiba harus mengantri di taxiway atau holding di udara akibat antrian penggunaan runway. Mengingat pengembangan Bandara I Gusti Ngurah Rai tidak memungkinkan, maka untuk mengatasi kepadatan lalulintas penerbangan Bandara I Gusti Ngurah Rai tersebut, perlu ada alternatif lain yaitu dengan memanfaatkan Bandara Letkol Wisnu sebagai bandar udara khusus untuk pesawat kategori nonkomersial. Dalam proses perencanaan, metodologi yang digunakan adalah metode observasi, studi pustaka, wawancara dan perhitungan. Adapun data- data yang dibutuhkan adalah data survey lingkungan bandara, airport information publicer dan annual departure. Dari perhitungan analisis dengan metode peramalan regresi dan analisis jumlah kebutuhan parking stand didapatkan hasil pergerakan pesawat sejumlah 3 pergerakan/jam, sehingga dibutuhkan 18 parking stand disertai 3 taxiway. Panjang runway yang dibutuhkan adalah 2340 meter dan tebal perkerasan flexible terhadap pesawat kritis (PCN ≥ ACN) total adalah 96,5 cm. Hasil perencanaan ketebalan perkerasan tersebut selanjutnya digunakan untuk tebal perkerasan pada masing-masing fasilitas sisi udara.
ANALISIS PENGARUH KINERJA SIMPANG PANTAI BERAWA TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CANGGU-BALI SAAT PANDEMI I Gusti Ngurah Eka Partama; Gede Sumarda; I Putu Yogi Eka Mantara Putra
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i2.754

Abstract

Permasalahan lalu lintas yang terjadi di Kabupaten Badung salah satunya ada di lokasi simpang Pantai Berawa yang terletak pada Ruas Jalan Pantai Berawa-Jalan Raya Canggu, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara. Simpang Pantai Berawa awalnya merupakan simpang bersinyal, namun Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) sudah tidak difungsikan lagi. Pada saat kondisi PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) termasuk di Simpang Pantai Berawa menyebabkan arus lalu lintas menjadi lengang. Perlu dilakukan kajian dengan berpedomanpada Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 (MKJI 1997) untuk mengetahui Kinerja Simpang Pantai Berawa dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Canggu. Data volume lalu lintas, geometrik dan hambatan samping pada simpang maupun dari ruas tersebut juga dikumpulkan dan dianalisis menggunakan MKJI 1997. Kinerja Simpang Pantai Berawa saat kondisi Pandemi Covid-19 tergolong sinpang tak bersinyal karena APILL yang terpasang tidak dioperasikan. Pada kondisi Pandemi Covid-19, derajat kejenuhan Simpang Pantai Berawa sebesar 0,800 menunjukkan Kinerja simpang masuk dalam kategori Tingkat Pelayanan Kategori C dan dengan derajat kejenuhan 0,447 pada Jalan Raya Canggu termasuk kategori Tingkat Pelayanan B yang menunjukkan arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut dalam keadaan stabil. Kategori tingkat pelayanan ruas jalan lebih baik dari kategori tingkat pelayanan simpang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kinerja Simpang Pantai Berawa terhadap kinerja Ruas Jalan Raya Canggu.
PERBANDINGAN METODE REGRESI LINEAR DENGAN METODE TIME HEADWAY UNTUK MENCARI KINERJA RUAS JALAN I Made Kariyana; Gede Sumarda; Putu Saniswa Paramanatha Awangga; Tri Hayatining Pamungkas
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i2.757

Abstract

Nilai ekivalensi mobil penumpang adalah faktor konversi dari berbagai tipe kendaraan menjadi satuan mobil penumpang untuk menyetarakan berbagai tipe kendaraan yang beroprasi di satu ruas jalan kedalam satu jenis kendaraan yaitu mobil penumpang, Sementara itu, saat ini dunia sedang mengalami pandemi Covid-19 tidak terkecuali di Indonesia sendiri, khususnya di Kota Denpasar tidak luput dari serangan virus yang menyerang saluran pernafasan ini (Sosilo, 2020) Dengan adanya pandemi ini maka berpengaruh juga terhadap arus lalu-lintas yang tentunya semakin lenggang yang berdampak pada kinerja ruas jalan. Penelitian ini di lakukan di Ruas Jalan Tukad Yeh Aya, Ruas Jalan Hang Tuah dan WR Supratman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan emp dan kinerja ruas jalan yang telah di teliti sebelumnya oleh Kariyana, dkk (2020) yang di bandingkan dengan Regresi Linear. Penelitian diawali dengan pengumpulan data dan kemudian melakukan analisis data yang sudah ada. Data yang sudah didapat dari survei terdahulu oleh Kariyana, dkk (2020) kemudia diolah menggunakan bantuan prangakat aplikasi dan didapat hasil emp dari metode Regresi Linear. Terdapat perbedaan dari hasil perhitungan kinerja ruas jalan antara metode Regresi Linear dengan time headway yaitu pada ruas Jalan Tukad Yeh Aya didapat derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,36 dengan tingkat pelayanan B, lebih kecil dari time headway dengan (DS) 0,92 dan tingkat pelayanan E. Pada ruas Jalan Hang Tuah nilai derajat kejenuhan metode Regresi Linear (DS) 0,43 dengan tingkat pelayanan B, lebih kecil dibandingkan time headway 0,85 dengan tingkat pelayanan E dan untuk jalan WR Supratman menggunakan Regresi Linear didapat hasil (DS) 0,39 tingkat pelayanan B lebih kecil dari time headway 0,77 dengan tingkat pelayanan C.
EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL SIMPANG GUNUNG TANGKUBAN PERAHU - TEUKU UMAR BARAT DI KOTA DENPASAR Gede Sumarda; I Gusti Made Sudika; Kadek Bela Wirawan
Jurnal Teknik Gradien Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v14i1.834

Abstract

Simpang Gunung Tangkuban Perahu – Teuku Umar Barat terletak pada wilayah Denpasar Barat merupakan salah satu simpang dengan volume lalu lintas tinggi karena merupakan jalan penghubung arus lalu lintas. Menurut pengamatan awal saat melakukan survei, permasalahan pada Simpang Gunung Tangkuban Perahu – Teuku Umar Barat adalah berupa kemacetan lalu lintas dengan panjang antrian kendaraan bisa mencapai ratusan meter. Kemacetan pada ruas ini terjadi antara pukul 07.00 - 08.00 WITA, 14.00 - 16.30 WITA dimana pada jam tersebut merupakan jam keberangkatan dan pulang dari aktifitas. Pada ruas jalan tersebut belum adanya pengoperasian rambu atau sinyal lalu lintas yang menambah parah kemacetan yang terjadi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dan memberikan alternatif pemecahan masalah pada Simpang Gunung Tangkuban Perahu – Teuku Umar Barat yang ada saat ini. Dari penelitian di dapatkan hasil bahwa kinerja simpang Jalan Gunung Tangkuban Perahu – Teuku Umar Barat dengan system tak bersinyal memiliki tingkat pelayanan simpang D dengan Volume lalu lintas maksimum terjadi pada pagi hari yaitu 8.215 kend/jam, Kapasitas maksimal terjadi pada jam puncak pagi yaitu 4.366 smp/jam serta Derajat Kejenuhan maksimal pada jam puncak sore = 1,065. Dimana tingkat pelayanan simpang termasuk kategori buruk. Setelah dilakukan analisa dengan pelebaran pada kaki simpang C Jalan Teuku Umar Barat (Timur) dari lebar awal 6,3 m menjadi 10 m, Derajat kejenuhan mengalami penurunan menjadi 0,998, tetapi masih lebih dari >0,75.