Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui tingkat pemahaman Pengguna Narkotika Suntik (penasun) dalam menerima informasi yang terdapat di media Komunikasi Informasi & Edukasi tersebut, sehingga mampu mencegah penularan HIV & AIDS kepada diri sendiri.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif atau menggambarkan melalui tulisan dengan populasi pengguna narkotika suntik dampingan Yayasan Galatea di Medan. Jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah 270 orang, namun sampel yang digunakan hanya berjumlah 27 orang. Penarikan sampel ini menggunakan rumus Arikunto sebanyak 10%, sehingga di dapatlah jumlah sampel sebanyak 27 orang, dengan teknik pengambilan sampel secara random (acak). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Hipodermik atau jarum suntik. Dimana teori tersebut menjelaskan bahwa, pesan atau informasi yang disampaikan komunikator (Yayasan Galatea Medan) kepada komunikan (pengguna narkotika suntik) tidak mengharapkan dua arah. Namun berharap efek yang ditimbulkan dapat merubah pola prilaku, atau paling tidak komunikan paham dengan maksud dan tujuan penyampaian pesan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, para pengguna narkotika suntik sudah sangat sadar akan pentingnya informasi terkait penularan dan pencegahan HIV & AIDS yang ada di dalam tiap media KIE. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas pengguna narkotika suntik (responden) yang di analisa melalui tabel tunggal yang ada pada tabel 30. Responden memiliki keinginan kuat agar terhindar dari penyakit yang belum ada obatnya tersebut. Meskipun satu diantaranya sulit untuk merubah perilaku berisiko atau menggunakan narkotika dengan penyuntikan melalui pembuluh darah.