Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karsinoma Nasofaring dengan Multiple Cranial Nerve Palsy Pada Pasien Wanita Usia 52 Tahun Arilinia Pratiwi; Mukhlis Imanto
Medula Vol 9 No 4 (2020): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v9i4.223

Abstract

Nasopharyngeal Carcinoma is a malignant disease that appears in the nasopharyngeal area, namely the area above the throat and behind the nose. Nasopharyngeal carcinoma is an example of malignancy in the THT-KL and is the 4th most common malignancy case after breast cancer, cervical cancer, and lung cancer in Indonesia. The etiology of nasopharyngeal carcinoma is multifactorial, namely infection from Epstein Barr virus, genetic, and related to the environment such as consumption of salted fish, smoking habits, food preservatives, mosquito coils, and wood smoke. This case was found in a female patient, 52 years old, who came to Dr. Hospital. H. Abdoel Moeloek with complaints of headache since 2 months ago. Other complaints felt by patients are double vision, ringing in the ears, face feels numb on one side, pelo talk and tongue falling to one side, and nausea and weakness. There was a complaint of a lump appearing on the right neck since 5 months ago before complaints of headache appeared. The results of physical and supporting examinations and biopsy examinations have been carried out and the results obtained refer to the diagnosis of nasopharyngeal carcinoma. Treatment carried out on patients is symptomatic to reduce symptoms and is referred to a higher hospital for further treatment.
Vitamin C dan Selenium (Se): Pencegah Keracunan Pestisida Organofosfat Dian Isti Angraini; Arilinia Pratiwi
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membasmi organisme atau hama yang mengganggu pada pertanian. Di Indonesia penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang tidak tepat telah menjadi ancaman serius di kalanganpetani terutama di sektor kesehatan. Sebanyak 12.000 kematian pertahun dilaporkan akibat keracunan pestisida di Indonesia. Bahan pestisida yang sering menimbulkan keracunan adalah golongan organofosfat dan golongan karbamat.Organofosfat bekerja sebagai kolinesterase inhibitor. Efek organofosfat dalam menginhibisi CheA bersifat irreversible dengan membentuk phosporilated enzyme (enzyme-OP-complex). Intoksikasi tersebut akan berhenti jika ada reaktivasikompleks CheA-OP dengan proses yang lambat. Selenium sangat berperan dalam mengaktifan kembali enzim kolinesterase melalui beberapa proses yaitu: (1) Pengaktifan AMP siklik yang pada akhirnya akan mengaktifkan kolinesterase secara langsung; (2) Menyeimbangkan NADP dan NADPH pada jalur glikolisis aerobik di dalam eritrosit sehingga mencegah eritrosit dari kerusakan yang dapat menurunkan produksi kolinesterase darah; (3) Sebagai antioksidan untuk melindungi sel termasuk eritrosit dari kerusakan akibat radikal bebas; (4) Sebagai kofaktor proses oksidasi dealkilasi ikatan organofosfat dengan kolinesterase darah. Sedangkan vitamin C berperan dalam mengurai radikal bebas, membersihkan racun(detoksifikasi) yang ada pada tubuh secara simultan bersama GPX dan berperan penting dalam menjaga kestabilan Selenium di dalam lambung serta memperbaiki fungsi sel. Penambahan Selenium 200 μg dan vit C 100 mg pada petani yangberesiko keracunan pestisida akan meningkatkan 2,14% kadar ChEA darah.Kata kunci: keracunan, organofosfat, selenium, vitamin c