The exact etiology of acne vulgaris is still unknown. However, few epidemiologic studies on acne vulgaris showed that there is association between diets especially with a high glycemic load, with the incidence of acne vulgaris. The objective of this study is to reveal the correlation between high glycemic load diet and lesion of acne vulgaris prevalence. Sample was 60 students of Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta, consist of 32 male and 28 female with age from 21 to 22 year. Dietary survey was done without diet intervention for two consecutive months and was analyzed for acne status and glycemic load value at the end of each month. an status akne dan nilai dietuhammadiyah Yogyakarta sebanyak 60 orang terdiri dari 32 orang laki-laki dan 28 orangStatistical analyses were done using Wilcoxon test. The result showed that there was a significant difference (p0,05) between the average value of glycemic index in the first month (132,78) and the second month (233,5). The average of lesion count in the first month (9,6) and in the second month (12,88) was significantly difference (p0,05). It is concluded that there were significant differences on lesion count and acne vulgaris severity between the moderate and high glycemic index diets.Faktor penyebab pasti akne vulgaris masih belum diketahui dengan jelas. Penelitian epidemiologis tentang akne vulgaris menunjukkan adanya hubungan antara makanan, khususnya yang mempunyai indeks glikemik tinggi, dengan insidensi akne vulgaris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan derajat lesi pada penderita akne vulgaris dengan indeks glikemik tinggi dan sedang. Jumlah sampel penelitian ini 60 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, terdiri atas 32 laki-laki dan 28 perempuan. Data diperoleh dengan cara survei makanan sehari-hari selama 2 bulan dan setiap akhir bulan dilakukan pengukuran terhadap glycaemic load dan jumlah lesi akne. Selanjutnya kedua data dianalisis menggunakan tes Wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan indeks glikemik diet sehari-hari pada bulan pertama (132,78) dan kedua (233,5) berbeda secara bermakna (p0,05). Jumlah rerata lesi akne pada bulan pertama (9,6) dan bulan kedua (12,88) juga berbeda bermakna (p0,05). Kesimpulan: terdapat perbedaan jumlah lesi dan derajat akne vulgaris pada penderita dengan diet dengan indeks glikemik tinggi dan sedang secara bermakna.