Pratomo, Gigih Wahyu
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

WACANA RADIKALISME ISLAM DI TENGAH PERSPEKTIF OKSIDENTALISM DAN POSKOLONIALISM Pratomo, Gigih Wahyu
Bahasa Indonesia Vol 10 No 2 (2024): JIS : TASAWUF DAN PEMIKIRAN ISLAM
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v10i2.1107

Abstract

Secara garis besar, pokok masalah orientalism adalah pada kerangka metodologis keilmuwan barat, mereka berusaha mendoktrinasi perspektifnya kepada kaum timur supaya pandangannya lebih diterima, bahkan lebih dari itu mereka juga percaya bahwa ternyata kaum timur mereka aggab telah menyepakati pandangannya, sebab masih minimnya metodologi pengetahuan orang timur yang diangab belum bisa atau mampu untuk membantah dari hasil kajian dan teori barat tersebut. Menggunakan metode kajian pustaka kita bisa melihat dimana letak dasar singkronisasi dan awal mula terjadinya pembeda dari makna radikalisme. Melalui konsep yang dibangun sebelumnya oleh para tokoh keilmuan sebelumnya, maka akan memberikan langkah runut untuk menarasikan letak masalah yang terjadi. Sehingga memunculkan kaidah yang sesuai untuk menjawab persoalan tersebut. Seiring dengan minimnya wacana tandingan dari Negara Timur terkait radikalisme, kerangka perpektif ilmiah barat seolah menjadi kebenaran atas fakta yang terjadi. Kerangka yang menempatkan alasan radikalisme sebagai perilaku yang keras dan identik dengan karakter dunia Islam sangatlah tidak mendasar secara ilmiah. Bahwasanya upaya mensimbolkan orang-orang timur sebagai manusia yang arogan dan kasar, bahkan tidak suka menerima perbedaan sebagai tindakan radikalisme.Kajian poskolonial dan oksidentalism dapat menjadi pilihan logis untuk membongkar makna radikalisme yang sudah hadir. Secara metodologis dengan meletakkan kembali makna awal radikalisme, bisa didapatkan sebuah gambaran sepihak dominasi wacana radikalisme yang sering kali paradoks, hingga memunculkan kekuatan yang masif dan mendominasi sebagai efek latency-nya .