Candrayanti, Gusti Ayu Made
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Uji Toksisitas Akut dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT) dan penetapan kadar Fenolik dan Flavonoid Ekstrak dan Fraksi Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera) Yamin, Yamin; Sartinah, Ari; Arba, Muhammad; Candrayanti, Gusti Ayu Made
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v6i2.12759

Abstract

Latar Belakang : Kelor dikenal sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib. Hal ini didukung dengan fakta bahwa kelor terbukti secara ilmiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat(Tutik et al., 2018).  M. oleifera sudah banyak digunakan sebagai sumber makanan dan telah digunakan sebagai obat selama berabad-abad lamanya, diantaranya penyakit kulit, infeksi pernapasan, infeksi telinga dan gigi, hipertensi, diabetes, kanker, antiinflamasi, antioksidan, hiperglikemia dan makanan suplemen. Tujuan : untuk menentukan nilai toksisitas kulit batang kelor (Moringa oleifera) dengan menggunakan metode  Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Metode : Serbuk kulit batang kelor diekstraksi dengan cara maserasi. Fraksi diperoleh dengan metode cair-cair. Sifat toksik diuji dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Kadar fenolik dikur dengan menggunakan metode reagen Folin-Ciocalteau. Kadar flavonoid dianalisis dengan metode kolorimeter Aluminium klorida. Hasil : Ekstrak metanol menunjukkan nilai toksik yang kuat dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan air dengan nilai toksisitas sebesar 153,394 ppm. Kadar fenolik dan flavonoid yang tertinggi terdapat pada ekstrak metanol dengan kadar sebesar  509,91 g EAG/100 g sampel untuk fenolik dan 536,11  gEK/100 g sampel  untuk flavonoid. Kesimpulan : Kulit batang kelor memiliki sifat toksik dengan ekstrak metanol paling toksik, sehingga bias ditelusuri lebih lanjut untuk mengetahui senyawa yang paling bersifat toksik