Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Social Construction of Reality: Junior High School Students Brawl in Balaraja Tangerang Haryono, Haryono; Hardika Legiani, Wika; Carolina, Mona
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 5 No 1 (2023): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v5i1.75

Abstract

This study aims to explore the condition of education caused by brawls at the high school level. The research uses qualitative methods with data collection techniques: observation, interviews, and document studies. The results of the study show that students who engage in brawls can be caused by environmental factors, school, and social friends. Student brawls carried out together with peers are in the form of influences from outside the environment (externalization). Indirectly school is a factor in the occurrence of brawls. Schools are places where children with the same characteristics as “peer brawls” (objectivation) gather. In this case the socialization carried out by the child of the student brawl is with social friends which greatly influences one's personality (internalization). By using Peter L. Berger's conception of prevention that can be done, among others, socializing the dangers and negative effects of brawls by formal institutions. As well as countermeasures by giving strict sanctions or punishments that can provide a deterrent effect based on the country's positive law. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi pendidikan yang diakibatkan tawuran di tingkat sekolah menengah atas (SMA). Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelajar yang melakukan tawuran dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, sekolah, dan teman pergaulan. Tawuran pelajar yang dilakukan bersama-sama dengan peer berbentuk pengaruh dari luar lingkungan (eksternalisasi). Secara tidak langsung sekolah elemen faktor terjadinya tawuran. Sekolah menjadi wadah berkumpulnya anak-anak dengan karakteristik sama “peer tawuran” (objektivasi). Dalam hal ini sosialisasi yang dilakukan oleh anak pelaku tawuran pelajar adalah dengan teman pergaulan yang sangat memengaruhi kepribadian seseorang (internalisasi). Dengan menggunakan konsepsi dari Peter L. Berger pencegahan yang dapat dilakukan di antarnya, mensosialisasikan bahaya dan dampak negatif dari tawuran oleh institusi formal. Serta penanggulangan dengan memberi sanksi tegas atau hukuman yang dapat memberikan efek jera berdasarkan hukum positif negara.
Model Kurikulum Sekolah Alam Berbasis Karakter Mulyanah, Dina; Lestari, Ria Yuni; Hardika Legiani, Wika
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 5 No 2 (2020): Volume 5, Nomor 2 - Desember 2020
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v5i2.4439

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan peranan model kurikulum Sekolah Alam berbasis karakter Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model kurikulum Sekolah Alam berbasis karakter dapat membentuk akhlak, leadership, logika dan bisnis siswa di Sekolah Alam Bintaro terintegrasi dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler. Model kurikulum sekolah alam berbasis karakter ini berperan sebagai pedoman dan sarana mentransimisikan -nilai karakter serta mengembangkan potensi setiap siswa. Beberapa hambatan dalam penerapan model kurikulum ini yakni hambatan internal yang datang dari guru dan siswa serta hambatan eksternal yang datang dari orangtua, lingkungan dan teknologi. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model kurikulum Sekolah Alam berbasis karakter yang terintegrasi dalam kegiatan intrakurikuler, ektrakurikuler, dan kokurikuler .berperan aktif menjadikan siswanya memlikiki keterampilan leadership, logika dan bisnis serta memiliki akhlak yang baik.
FENOMENA SOSIAL ANAK PUTUS SEKOLAH JENJANG PENDIDIKAN 12 TAHUN (STUDI DESKRIPTIF DI KELURAHAN TAKTAKAN KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG) Rizki Muhibi, Ahmad; Sari Dewi, Ratna; Hardika Legiani, Wika
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 4 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i4.2025.1527-1534

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana faktor penyebab anak putus sekolah jenjang Pendidikan 12 tahun di Kelurahan Taktakan Kecamatan Taktakan Kota Serang serta bagaimana upaya kolaborasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang dan Pemerintah Kelurahan Taktakan dalam mengelola anak putus sekolah di Kelurahan Taktakan Kecamatan Taktakan Kota Serang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk memahami fenomena sosial secara mendalam. Metode ini digunakan untuk menggambarkan fenomena secara terperinci dalam bentuk kata-kata dan bahasa sesuai dengan konteksnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak putus sekolah di Kelurahan Taktakan Kecamatan Taktakan Kota Serang disebabkan oleh beberapa faktor seperti rendahnya minat belajar, kondisi ekonomi kurang memadai, budaya masyarakat yang agamis, latar belakang pendidikan orang tua yang rendah, serta masih sulitnya akses ke Sekolah Menengah Atas Negeri. Adapun upaya kolaborasi Dinas Pendidikan Kebudayaan Kota Serang dan Pemerintah Kelurahan Taktakan dalam mengelola anak putus sekolah dilakukan melalui program Gerakan Aje Kendor Sekolah. Program Aje Kendor Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan SDM di Kota Serang dengan mengembalikan anak-anak yang tidak sekolah kembali ke sekolah sekaligus sebagai solusi agar tercapainya wajib belajar 12 Tahun dan tepat sasaran.