p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Gunawan, Setiyo
Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pra Desain Pabrik Mosof (Modified Sorghum Flour) Skala UMKM dengan Proses Fermentasi Menggunakan Bakteri Lactobacillus plantarum Salya, Rafika Aulia Rahmadian; Prahandika, Alfien Naufal; Gunawan, Setiyo
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i3.124326

Abstract

Mosof (Modified Sorghum Flour) merupakan salah satu tepung yang berbahan dasar dari sorgum yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi sorgum dengan fermentasi, dimana peran enzim mikroba mendominasi selama fermentasi berlangsung. Mosof memiliki potensi sebagai pengganti tepung terigu yang berbahan dasar dari gandum. Nilai impor gandum dan meslin Indonesia mencapai US$3,45 miliar dengan 11,17 juta ton pada tahun 2021. Gandum adalah sumber gluten yang dapat memicu penyakit Celiac Disease (CD). Gandum juga memiliki Indeks Glikemik (IG) dengan nilai IG 55 – 69 termasuk dalam kategori sedang. Salah satu usaha pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu melakukan diversifikasi pangan sebagai alternatif bahan pangan yang akan mengurangi ketergantungan konsumsi gandum. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong pengembangan dan pemanfaatan sorgum sebagai alternatif pengganti gandum. Sorgum memiliki indeks glikemik sebesar 43 – 46,8 yang tergolong dalam kategori rendah. Pabrik mosof direncanakan mulai beroperasi tahun 2025 dengan kapasitas produksi sebesar 100 ton/tahun. Lokasi pendirian pabrik direncanakan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Proses produksi mosof dapat diuraikan menjadi 7 tahapan proses yaitu persiapan bahan baku, pengolahan bahan baku, tahap fermentasi, tahap pemisahan, tahap pengeringan, tahap penghalusan, tahap pengayakan. Pabrik mosof dirancang sebagai perusahaan yang termasuk dalam skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pabrik mosof memiliki harga Capital Expenditure (CAPEX) sebesar Rp2.834.417.566 dan Operating Expenditure (OPEX) dengan estimasi hasil penjualan sebesar Rp7.103.212.331 per tahun. Estimasi umur pabrik ini adalah 10 tahun dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 23,89%, Pay Out Time (POT) 5 tahun 10 bulan, dan Break Even Point (BEP) sebesar 6,68%. Berdasarkan nilai CAPEX dan hasil penjualan, pabrik ini termasuk dalam kategori industri skala kecil.
Pra-Desain Pabrik Crude Palm Oil dan Crude Palm Kernel Oil Skala Menengah dari Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Assidiqie, Gloria Islamy; Siregar, Albar Sutan Bahari; Gunawan, Setiyo
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i3.125729

Abstract

Pabrik CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO (Crude Palm Kernel Oil) skala UMKM didirikan bertujuan untuk menyerap tandan buah segar (TBS) dari petani sawit yang terkadang sulit dijual, harganya rendah, atau petani tidak punya teknologi untuk mengolah sawitnya menjadi CPO dan CPKO. Pabrik ini memiliki kapasitas 330.000 kg/tahun. Lokasi pendirian pabrik ini direncanakan di Desa Batu Ampar, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau dipilih menjadi lokasi pendirian pabrik karena telah diseleksi terhadap dua lokasi lain, yaitu Provinsi Jambi dan Kalimantan Tengah terhadap enam kriteria, yaitu ketersediaan bahan baku, upah tenaga kerja, area pemasaran, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, dan ketersediaan utilitas. Untuk memproduksi CPO dan CPKO, mula-mula TBS disterilisasi, kemudian dipipil, kemudian dilumat dan dipress, sehingga menghasilkan dua produk yaitu CPO kasar dan biji kelapa sawit. CPO kasar tersebut mengandung CPO dan campuran serat TBS. Pemurnian CPO dilakukan dengan filtrasi minyak, kemudian dikeringkan dan akhirnya dikemas. Sedangan biji kelapa sawit mula-mula dipisahkan serat dengan bijinya. Bijinya kemudian dipecah dan dipisahkan antara cangkang dengan inti. Kemudian inti kelapa sawit dikeringkan dan kemudian dipress. Dan difiltrasi untuk menghasilkan CPKO Dalam pemenuhan kapasitas tahunan, pabrik akan beroperasi kontinyu 24 jam per hari selama 330 hari. Dengan bahan baku berupa TBS sebesar 9.570 ton/tahun dapat dihasilkan produk CPO sebesar 2.393 ton/tahun dan CPKO sebesar 234 ton/tahun. Pabrik ini tergolong Usaha Menengah. Untuk dapat mendirikan pabrik ini, dibutuhkan modal investasi Rp4.312.656.476,14 dan total biaya produksi sebesar Rp23.101.878.124,39/tahun dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 12%, Pay Out Time (POT) 2 tahun 4 bulan, Break Even Point (BEP) sebesar 113%, dan NPV sebesar -Rp217.469.254,56. Berdasarkan analisa ekonomi tersebut, pabrik ini tidak layak untuk didirikan.