Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupa-kan konflik yang berdampak paling parah karena melibatkan kekerasan fisik, seksual, psikologis, dan penelantaran rumah tangga. Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi de-ngan kasus kekerasan terbanyak dan mayoritas korbannya, yaitu perempuan. Meskipun kasus KDRT cukup sedikit, tetapi berdampak besar bagi ketahanan keluarga sehingga diharap-kan tidak terjadi. Oleh karena itu, dilakukan pemodelan dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kasus KDRT pada perempuan berstatus kawin di Provinsi Jawa Timur mengguna-kan metode regresi logistik biner dengan pendekatan SMOTE-NC (Synthetic Minority Oversampling Technique-Nominal Conti-nuous). Data yang digunakan bersumber dari Pendataan Kelu-arga tahun 2021 oleh BKKBN dengan unit penelitian perempu-an berstatus kawin di Provinsi Jawa Timur. Terdapat 5.582.645 perempuan yang tidak mengalami KDRT (99,66%) dan 19.092 perempuan mengalami KDRT (0,34%). Mayoritas perempuan mempunyai usia kawin pertama 20–25 tahun. Perempuan yang mengalami KDRT mayoritas berpendidikan akhir tamat SD/ sederajat dengan mayoritas jumlah anak masih hidup 1–2 anak. Pemodelan regresi logistik biner menghasilkan nilai sensitivitas 0%, spesifisitas 100%, G-mean 0%, dan AUC 50% dengan 11 variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap kasus KDRT. Model regresi logistik biner dengan penanganan SMOTE-NC yang terbaik menggunakan proporsi kategori KDRT sebesar 20%. Nilai sensitivitas 10,61%, spesifisitas 98,37%, G-mean 32,30%, dan AUC 54,49%. Terdapat 11 variabel prediktor berpengaruh signifikan terhadap kasus KDRT di Provinsi Jawa Timur, yaitu usia kawin pertama, tingkat pendidikan, kepemilikan anak, interaksi antar anggota keluarga, jenis pengasuhan anak, rekreasi bersama keluarga, keikutsertaan kegiatan sosial, terdapat anggota keluarga yang sakit, kepemilikan sumber penghasilan, kepemilikan tabungan, dan kepemilikan usaha ekonomi.