Fitramadhana, Rizqyansyah
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TRANSFORMASI RUANG DI UNIVERSITAS: DARI RUANG PUBLIK KE RUANG PRIVAT Fitramadhana, Rizqyansyah
IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching Vol 4, No 2 (2020): IJTIMAIYA : Journal of Social Science Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v4i2.8082

Abstract

Ruang publik di universitas sedang mengalami transformasi besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkritisi transformasi ruang di kampus negeri tersebut. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara mendalam, serta studi pustaka. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan secara khusus menekankan realisme kritis sebagai paradigma utama untuk membongkar mekanisme umum yang melandasi sebuah realitas sosial, dalam hal ini transformasi spasial. Menggunakan teori kritis dari Henri Lefebvre, studi ini menghasilkan tiga kesimpulan. Pertama, kehadiran fasilitas modern seperti coworking space dan digital lounge merupakan pertanda perubahan spasial, tidak hanya secara material saja namun juga pada secara imajiner dan simbolik. Transformasi ruang tersebut terpusat pada bergantinya ruang publik menjadi ruang privat. Kedua, transformasi spasial dari ruang publik menjadi privat tidak pernah lepas dari kepentingan kaum borjuis. Terakhir, penelitian ini berargumen bahwa transformasi ruang tersebut memiliki potensi buruk bagi berlangsungnya kehidupan sosial-politik kampus.
TRANSFORMASI RUANG DI UNIVERSITAS: DARI RUANG PUBLIK KE RUANG PRIVAT Fitramadhana, Rizqyansyah
IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching Vol 4, No 2 (2020): IJTIMAIYA : Journal of Social Science Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v4i2.8082

Abstract

Ruang publik di universitas sedang mengalami transformasi besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkritisi transformasi ruang di kampus negeri tersebut. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara mendalam, serta studi pustaka. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan secara khusus menekankan realisme kritis sebagai paradigma utama untuk membongkar mekanisme umum yang melandasi sebuah realitas sosial, dalam hal ini transformasi spasial. Menggunakan teori kritis dari Henri Lefebvre, studi ini menghasilkan tiga kesimpulan. Pertama, kehadiran fasilitas modern seperti coworking space dan digital lounge merupakan pertanda perubahan spasial, tidak hanya secara material saja namun juga pada secara imajiner dan simbolik. Transformasi ruang tersebut terpusat pada bergantinya ruang publik menjadi ruang privat. Kedua, transformasi spasial dari ruang publik menjadi privat tidak pernah lepas dari kepentingan kaum borjuis. Terakhir, penelitian ini berargumen bahwa transformasi ruang tersebut memiliki potensi buruk bagi berlangsungnya kehidupan sosial-politik kampus.
Education in the Midst of Indonesia's Development Agenda Fitramadhana, Rizqyansyah
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um021v8i1p55-81

Abstract

President Jokowi made a shocking decision in his second term by pointing to Nadiem Makarim as Minister of Education, Culture, Research, and Technology. Not long after his appointment, Nadiem Makarim released Merdeka Belajar and Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035, which is significant to Indonesia’s education context. Those two stipulations alone indicate exponential change within education governance in Indonesia. Various notable scholars later argue that Nadiem Makarim’s policy is intriguing and essential, emphasizing their support for Merdeka Belajar and Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035. A glance at scientific articles published right after enacting these two policies shows that many, if not most, researchers agree thoroughly with Nadiem Makarim. In contrast with the previous undertaking, this study uses critical explanations to expose and unearth the interest lurking beneath the so-called neutral policy agenda. To support the aim of this research, a critical policy study paradigm will be used along with the critical discourse analysis of Norman Fairclough. There are two significant findings from an in-depth search of the study of the text production process, text analysis, and interpretation of discourse and social practices of education policy during the Jokowi era. First, in the eye of Jokowi’s administration, education is part of the development business. Education, in short, is seen as a proper tool (a) to adapt to the current condition of the knowledge-based economy and to cultivate human resources and (b) to build a young generation (Profil Pelajar Pancasila) who can thrive in the changing world without losing its grip on Pancasila as the main symbol of Indonesia. Second, Jokowi’s education discourses and social practices are spurred by the urgent need to reskill, upskill, and enhance the employability of both workers and future workers. These two propositions are corroborated by the production of texts that are thick with institutional interests in the form of increasing human capital for Indonesia's Vision 2045, text analysis that shows the dominance of representation of human resource development interests in various policy documents in Indonesia, and interpretation of discourse that hints at the existence of link and match hegemony in human resource development projects as well as efforts to align cognitive and ethical aspects through the P5 program.Pendidikan di Dalam Agenda Pembangunan IndonesiaPada periode kedua pemerintahannya, Presiden Jokowi melakukan gebrakan dalam dunia pendidikan dengan menunjuk Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek. Tak lama berselang, Nadiem Makarim meresmikan kebijakan Merdeka Belajar serta merintis Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 yang sangat signifikan bagi lanskap pendidikan di Indonesia. Dua momen tersebut menandakan sebuah perubahan seismik dalam tata kelola pendidikan di Indonesia. Menanggapi terobosan itu banyak pihak menyatakan dukungannya. Artikel ilmiah yang terbit setelah Merdeka Belajar diresmikan lebih banyak berpihak pada upaya pemerintah. Berlawanan dengan tren tersebut, kajian ini mencoba menghadirkan pembahasan kritis mengenai kebijakan pendidikan di masa Jokowi—khususnya pada periode kedua pemerintahannya. Untuk mendukung tujuannya, penelitian ini menggunakan paradigma studi kebijakan kritis yang dikombinasikan dengan metodologi analisis wacana kritis milik Norman Fairclough. Dari penelusuran mendalam tentang studi terhadap proses produksi teks, analisis teks, dan interpretasi wacana serta praktik sosial kebijakan pendidikan pada masa Jokowi, terdapat dua temuan penting. Pertama, dalam agenda pembangunan Indonesia, pendidikan diposisikan sebagai (a) alat untuk menyesuaikan diri dengan ekonomi berbasis pengetahuan dan menciptakan sumber daya manusia unggul (b) serta membangun Profil Pelajar Pancasila yang atentif terhadap perkembangan zaman dan peduli pada pelestarian identitas khas bangsa Indonesia. Kedua, diskursus dan praktik sosial pendidikan tersebut digulirkan agar pekerja dan calon pekerja dapat beradaptasi dengan profil keterampilan baru. Dua proposisi tersebut dibuktikan oleh produksi teks yang kental dengan kepentingan institusional berupa peningkatan sumber daya manusia unggul untuk Visi Indonesia 2045, analisis teks yang menunjukkan dominasi representasi kepentingan pembangunan sumber daya manusia dalam berbagai dokumen kebijakan di Indonesia, dan interpretasi wacana yang mengisyaratkan eksistensi hegemoni link and match dalam proyek pembangunan sumber daya manusia serta upaya penyelarasan aspek kognitif dan budi pekerti lewat program P5.
TRANSFORMASI RUANG DI UNIVERSITAS: DARI RUANG PUBLIK KE RUANG PRIVAT Fitramadhana, Rizqyansyah
IJTIMAIYA: Journal of Social Science and Teaching Vol 4, No 2 (2020): IJTIMAIYA : Journal of Social Science and Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v4i2.8082

Abstract

Ruang publik di universitas sedang mengalami transformasi besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkritisi transformasi ruang di kampus negeri tersebut. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara mendalam, serta studi pustaka. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan secara khusus menekankan realisme kritis sebagai paradigma utama untuk membongkar mekanisme umum yang melandasi sebuah realitas sosial, dalam hal ini transformasi spasial. Menggunakan teori kritis dari Henri Lefebvre, studi ini menghasilkan tiga kesimpulan. Pertama, kehadiran fasilitas modern seperti coworking space dan digital lounge merupakan pertanda perubahan spasial, tidak hanya secara material saja namun juga pada secara imajiner dan simbolik. Transformasi ruang tersebut terpusat pada bergantinya ruang publik menjadi ruang privat. Kedua, transformasi spasial dari ruang publik menjadi privat tidak pernah lepas dari kepentingan kaum borjuis. Terakhir, penelitian ini berargumen bahwa transformasi ruang tersebut memiliki potensi buruk bagi berlangsungnya kehidupan sosial-politik kampus.
Creating Social Innovation: Lesson Learned from Community Development Practice at PT ANTAM UBP Emas Pongkor and PT Kilang Pertamina Internasional Unit III Plaju Fitramadhana, Rizqyansyah
Indonesian Journal of Social Responsibility Review (IJSRR) Vol. 1 No. 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Prospect Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.059 KB) | DOI: 10.55381/ijsrr.v1i2.30

Abstract

Human’s intractable problems are pushing people around the globe to create innovation. Social innovation discussions and practices had becoming global requirement that transforming the important to the future development. The government of Indonesia, through its Ministry of Environment and Forest, has inserted social innovation into their newest legal code. Permen LHK No. 1 Tahun 2021, for instance, challenges corporations to enact social innovation to sweep all the problems away. Unfortunately, that kind of expectation doesn't followed by clear instructions from the government leaving firms in a confusing situation. Spearheaded by that deficiency, this research aims to adumbrate several conditions which support the creation of social innovation. By evaluating two community empowerment-based social innovations at PT ANTAM UBP Emas Pongkor and PT Kilang Pertamina Internasional Unit III Plaju, this investigation wants to find out what is the specific precursor of social innovation. Using case study methodology, there are at least two factors contributing to social innovation in the community empowerment context. The first is scientific collaboration in the form of multidiscipline and interdiscipline. Second, social innovation needs the combination social responsibility model.
In Search for Another Master: Gabriel Tarde and French Classical Sociology Tradition Fitramadhana, Rizqyansyah
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol 12, No 1 (2025): June
Publisher : Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jps.v12i1.97444

Abstract

Classical sociology is a theoretical domain that is often labelled outdated. Nevertheless, in the Sociology curriculum, almost all departments teach classical theory to their students. In Indonesia, several classical scholars like Auguste Comte, Herbert Spencer, Karl Marx, Ferdinand Tonnies, Max Weber, and Emile Durkheim have been consistently taught by sociology departments all over the universities. However, despite the unwavering effort to preserve classical tradition, there have been no scientific articles that reveal one of the founding fathers of French Sociology, Gabriel Tarde. This article attempts to respond to these shortcomings by bringing the fruits of Gabriel Tarde's thoughts to the surface. This study uses critical hermeneutics to explain key concepts initiated by Gabriel Tarde in a series of scientific works and biographies. In general, the study found two things. First, there are two dominant concepts in Gabriel Tarde's thought: imitation and monad. The idea of imitation is used by Tarde to explain how society exists, while the understanding of monads empowers Tarde to elaborate on the phenomenon of social change. Second, with the example of migrant workers and the processes of agricultural innovation, this paper endorses the application of Tarde’s theory of imitation and monads to explain myriad social phenomena in Indonesia. However, the article provides three criticisms toward Tarde: his blindness to economic or financial capital, the heavy reliance on natural science analogy, and the tendency of elitism and colonialism.