Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Widyaiswara dalam Implementasi Pembelajaran Terintegrasi Coaching, Mentoring dan Counseling di Kementerian Keuangan Republik Indonesia Widiatmanti, Herru
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 4 No. 04 (2023): Desember 2023
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v4i04.212

Abstract

Penelitian ini menganalisis peran Widyaiswara dalam pelaksanaan pembelajaran terintegrasi di Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan model pendekatan Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (ADDIE). Tujuannya adalah menjadikan pelatihan Coaching, Mentoring, dan Counseling (CMC) sebagai model pembelajaran terintegrasi di tingkat antar instansi yang berdampak nasional. Penelitian kualitatif dilakukan melalui studi kasus program pelatihan CMC, dengan wawancara terhadap enam informan kunci dan tiga kelompok diskusi terfokus dengan 41 peserta antara lain Widyaiswara, pengelola pembelajaran, dan alumni pelatihan. Aplikasi NVIVO versi 10 digunakan untuk analisis data. Untuk memastikan validitas, reliabilitas dan transferabilitas, hasil penelitian direview dan diuji oleh para ahli. Temuannya mengungkap peran penting Widyaiswara dalam tahapan ADDIE, yaitu sebagai konsultan pembelajaran, perancang, pengembang, fasilitator, coach, mentor, dan evaluator yang menjamin kualitas pembelajaran. Kajian ini juga mensintesis peran Widyaiswara, unit pengelola pembelajaran, unit pengguna, dan sekretaris Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Rekomendasinya antara lain menumbuhkan komitmen kepemimpinan, mensertifikasi kompetensi Widyaiswara di bidang CMC, dan memotivasi widyaiswara untuk berperan dalam transformasi pembelajaran. Pedoman yang jelas mengenai Learning Organization, pembelajaran terintegrasi, dan pengelolaan pengetahuan harus dihasilkan dari strategi Corporate University yang diterapkan. Tantangan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran terintegrasi antarinstansi, seperti perbedaan budaya kerja dan keberagaman tugas, ditambah belum adanya pedoman standar pembelajaran terintegrasi secara nasional, berpotensi menimbulkan permasalahan administratif di Kementerian/Lembaga. Untuk mengatasi tantangan tersebut, disarankan untuk menetapkan peraturan pedoman pembelajaran terintegrasi nasional, meningkatkan kompetensi Widyaiswara sebagai coach dan mentor, dan mengoptimalkan keterlibatan Widyaiswara sebagai konsultan pembelajaran. This study analyzes the role of Widyaiswara in implementing integrated learning at the Ministry of Finance using the Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation (ADDIE) approach model. The aim is to establish the Coaching, Mentoring, and Counselling (CMC) training as a model for integrated learning at the inter-agency level, with national impact. Qualitative research is conducted through a case study of the CMC training program, involving interviews with six key informants and three focus group discussions with 41 participants, including Widyaiswara, learning managers, and training alumni. The NVIVO10 application is used for data analysis, ensuring validity, reliability and trasferability, reviewed and tested by experts. The findings reveal Widyaiswara's vital role in the ADDIE stages, functioning as learning consultants, designers, developers, facilitators, coaches, mentors, and evaluators, ensuring learning quality. The study also synthesizes the roles of Widyaiswara, learning management units, user agencies, and secretary of the ministries/government agencies/local governments. Recommendations include fostering leadership commitment, certifying Widyaiswara's competency in CMC, and motivating them to excel in their roles within the transformational learning. The implemented corporate university strategy should result in clear guidelines on Learning Organizations, integrated learning, and knowledge management. Challenges lie in implementing integrated learning between agencies, such as differing work cultures and task diversity, compounded by the absence of national integrated learning standard guidelines, leading to potential administrative problems in Ministries/Institutions. To address these challenges, it is advised to establish regulations for national integrated learning guidelines, enhance Widyaiswara's competence as coaches and mentors, and optimize their involvement as learning consultants.
Analisis model kebijakan program penyaluran “KUR” dalam rangka meningkatkan perilaku kepatuhan wajib pajak pelaku “UMKM” Widodo, Septrianto; Khusnaini; Widiatmanti, Herru
Scientax: Jurnal Kajian Ilmiah Perpajakan Indonesia Vol. 6 No. 1 (2024): October: Toward a Resilient and Equitable Tax System in Indonesia
Publisher : Directorate General of Taxes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52869/st.v6i1.108

Abstract

The Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) sector has long been a significant driver of Indonesia's economy, drawing considerable attention from the government. According to the National Medium-Term Development Plan (RPJMN), various strategic measures have been implemented to promote the growth and resilience of MSMEs as a means to enhance national economic independence. However, despite their substantial economic contribution, MSMEs' tax compliance remains low, as reflected in their minimal contribution to tax revenue. The small contribution is an indication that the level of compliance of MSMEs actors in fulfilling their tax obligations is still very low. This research was conducted using a qualitative approach and began by analyzing and evaluating the policy of the People's Business Credit (KUR) distribution program in relation to tax aspects. The analysis and evaluation were based on data sourced from literature studies and interviews with relevant resource persons from the point of view of technical feasibility, economic and financial possibility, political viability, and administrative operability. The results show that the existing policy has not fully accommodated taxation aspects. This is unfortunate considering that the KUR interest subsidy provided by the government to MSMEs actors is financed by the State Budget (APBN), which is mostly sourced from taxes. Furthermore, the study proposes policy model to encourage the development of the MSMEs actors.
Strategi Pembelajaran Terintegrasi Basalamah, Anies Said; Widiatmanti, Herru
Journal of Law, Administration, and Social Science Vol 4 No 3 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/jolas.v4i3.790

Abstract

Kian tahun kian banyak instansi pemerintah baik pusat maupun daerah yang membentuk Corporate University (Corpu). Harapannya adalah agar hasil pendidikan dan pelatihan (diklat) sesuai antara yang diajarkan dengan yang dibutuhkan istansi tersebut. Sayangnya beberapa konsep yang terkait dengan pelaksanaan Corpu tersebut tidak diaplikasikan, terutama pembelajaran terintegirasi. Penelitian deskriptif berbasis studi kepustkaan ini bertujuan untuk menginventarisasikan berbagai hal yang perlu ada dan dilakukan oleh instansi untuk dapat menerapkan pembelajaran terintegrasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa faktor yang perlu ada pada instansi tersebut, yaitu komitmen pimpinan, digital learning serta empat aspek yang diebut sebagai lingkungan organisasi internal sebagai faktor pendukung utama. Akan halnya Widyaiswara dan Pusdiklat, meskipun memiliki sendiri kedua komponen tersebut lebih menguntungkan,  dalam penelitian ini keduanya dapat di-outsource-kan dengan hasil yang tidak kalah baiknya.