Mujiarto, Eko
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Literature review: hubungan suhu dan kelembaban ruangan dengan keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti Mujiarto, Eko; Nurjazuli, Nurjazuli; Martini, Martini
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 15 No. 01 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v15i01.995

Abstract

Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang tersebar diseluruh dunia termasuk Indonesia. Data ABJ di Indonesia mengalami penurunan yakni dari 80,2% pada tahun 2015 menjadi 76,2% pada tahun 2016, sedangkan pada tahun 2017 mengalami peningkatan cukup signifikan sebanyak 3,1% yaitu menjadi 79,3%. Sedangkan pada tahun 2018 ABJ di Indonesia mengalami peningkatn kembali yaitu mencapai 80,09%. Penelitian ini bertujuan untuk menyimpulkan penelitian sebelumnya tentang bagaimana suhu dan kelembaban ruangan berkorelasi dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti.Metode: PICOC digunakan dengan populasi ruangan, tempat penampungan, rumah, dan masyarakat. Untuk melakukan ulasan literatur, tiga database—pubmed, sciendirect, dan google scholar—digunakan, dengan 16 artikel yang dievaluasi.Hasil: Dari 16 artikel, 37.5% menunjukan ada hubungan antara suhu dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti, dan 62.5% ada hubungan antara kelembaban  kedengan beradaan jentik nyamuk.Kesimpulan: Keberadaan jentik Nyamuk Aedes Aegypti dikaitkan dengan suhu dan kelembaban.
Analisis indeks entomologi dan ovitrap yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) Mujiarto, Eko; Nurjazuli, Nurjazuli; Martini, Martini
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 1 (2025): Volume 19 Nomor 1
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i1.734

Abstract

Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the Dengue virus which is transmitted from one person to another through the bite of the Aedes aegypti mosquito. Data from the Gunungkidul Regency Health Office in 2024, the working area of ​​the Health Center with the highest DHF cases was in the Paliyan area with 385 cases and the highest cases were in Karangasem Village with 223 cases, while Mengger Hamlet was the hamlet with the highest cases from January-July with 55 DHF cases. Purpose: To analyze the relationship between entomological and ovitrap indices with the incidence of dengue fever. Method: A quantitative observational study with a case-control design to analyze entomological factors and ovitrap indices on the incidence of dengue fever in the Mangger area, Karangasem Village, Paliyan District, Gunungkidul Regency, Special Region of Yogyakarta in January-August 2024. The sampling technique used random sampling with a total of 100 participants divided into 2 groups, namely the case group with sample criteria diagnosed with dengue fever and the control group with inclusion criteria of never having suffered from dengue fever. Results: HI 20.2% of the case group had the criteria for a medium-risk area for dengue fever transmission, while the control area HI 9.5% had a medium risk. CI 10% of the case group had the criteria for a medium-risk area for dengue fever transmission, while CI 7.8% of the control group had a medium risk. BI 57.4% of the case group had the criteria for a high-risk area for dengue fever transmission, while BI 42.6% of the control group had a medium risk. ABJ 79.8% of the case group and ABJ 90.5% of the control area, both below the national ABJ target set at <95%. The ovitrap index in the case group was higher, namely 96.0% outside the home and 96.0% inside the home, while the control group was lower, namely 18.0% inside the home and 12.0% outside the home. Conclusion: Analysis of entomological indicators, namely HI, CI, AJB in the case group area in the moderate category and BI in the high category, while in the control group area HI, CI, AJB in the low category and BI in the moderate category. There is a relationship between the installation of ovitrap and the incidence of DHF. Suggestion: Further research can be conducted on other entomological factors. In addition, it is necessary to periodically monitor and evaluate the presence of larvae, increase health promotion about DHF prevention and community participation in implementing PSN efforts for prevention as early as possible.   Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF); Entomology Index; Ovitrap Index.   Pendahuluan: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari seorang kepada orang lain melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2024, wilayah kerja Puskesmas dengan kasus tertinggi DBD berada di daerah Paliyan sebanyak 385 kasus dan ditemukan kasus tertinggi di Kelurahan Karangasem sebanyak 223, sedangkan Padukuhan Mengger merupakan padukuhan dengan kasus tertinggi dari bulan januari-Juli sebanyak 55 kasus DBD. Tujuan: Untuk menganalisis indeks entomologi dan ovitrap yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue. Metode: Penelitian kuantitatif metode observasional menggunakan desain case-control untuk menganalisis factor entomologi dan ovitrap indeks terhadap kejadian DBD di Padukuhan Mangger Kelurahan Karangasem Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunungkidul D.I Yogyakarta pada Januari-Agustus 2024. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dengan jumlah sebanyak 100 partisipan yang terbagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok kasus dengan kriteria sampel terdiagnosa DBD dan kelompok kontrol dengan kriteria inklusi tidak pernah menderita DBD. Hasil:  HI 20.2% kelompok kasus memiliki kriteria daerah risiko sedang terhadap penularan DBD, sedangkan daerah kontrol HI 9.5% mempunyai risiko sedang. CI 10% kelompok kasus memiliki kriteria daerah risiko sedang terhadap penularan DBD, sedangkan CI 7.8% kelompok kontrol mempunyai risiko sedang. BI 57.4% kelompok kasus memiliki kriteria daerah risiko tinggi terhadap penularan DBD, sedangkan BI 42.6% kelompok kontrol mempunyai risiko sedang. ABJ 79.8% kelompok kasus dan ABJ 90.5% daerah control, keduanya dibawah target ABJ nasional yang ditetapkan yaitu <95%. Ovitrap indeks pada kelompok kasus lebih tinggi 96.0% di luar rumah dan 96.0% di dalam rumah, sedangkan kelompok kontrol lebih rendah 18.0% di dalam rumah dan 12.0% di luar rumah. Simpulan:  Analisis indikator entomologi yaitu HI, CI, AJB daerah kelompok kasus dalam kategori sedang dan BI kategori tinggi, sedangkan pada daerah kelompok kontrol HI, CI, AJB kategori rendah dan BI kategori sedang. Terdapat hubungan antara pemasangan ovitrap dengan kejadian DBD. Saran: Penelitian lanjutan dapat dilakukan mengenai faktor entomologi lainnya. Selain itu, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi keberadaan larva secara berkala, meningkatkan promosi kesehatan mengenai pencegahan DBD dan peran masyarakat dalam melakukan upaya PSN untuk pencegahan sedini mungkin.   Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue (DBD); Indeks Entomologi; Ovitrap Indeks.