Guru seharusnya memiliki kemampuan menulis untuk menunjang keberhasilan profesinya, karena guru dalam fungsinya sebagai penggali dan penerus ilmu pengetahuan kepada murid-murid tidak cukup hanya disampaikan secara lisan, tetapi juga melalui tulisan. Permasalahan klasik yang dihadapi guru yaitu rendahnya produktivitas menulis karya ilmiah. Keadaan ini disebabkan guru-guru selama ini dalam mencapai golongan IV/b diyakini tidak mampu menulis karya ilmiah. Untuk memenuhi kebutuhan meningkatkan budaya menulis karya ilmiah, guru harus memahami apa itu karya ilmiah serta seluk beluknya, baik secara berkelompok maupun individu. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan guru menulis karya ilmiah adalah melalui pelatihan yang meliputi: 1) Writing down; latihan melibatkan proses reproduksi bahan yang sudah dipelajari; berkosentrasi pada ejaan dan tanda baca. 2) Writing in Language; peserta pelatihan terlihat dalam berbagai aktivitas penerapan aturan tatabahasa. 3) Fleksibilitas; peserta pelatihan mulai menulis dalam suatu kerangka, seperti latihan tranformasi, penggabungan kalimat, perluasan kalimat.4) Menulis ekpresisf; peserta menulis artikel terbimbing dan bebas serta pelatihan mengirim artikel ke jurnal ilmiah terakreditasi. Selain itu, luaran yang dihasilkan guru-guru adalah publikasi artikel ilmiah pada jurnal ilmiah terakreditasi.