Constitutional Court Decision No.90/PUU-XXI/2023 and the emergence of Gibran Rakabuming Raka as a vice presidential candidate during the 2024 election stages motivated public expression involving candidate support groups on social media. This article analyzes the reaction of public sentiment in the YouTube comments column conversation regarding President Joko Widodo's video on the day the Constitutional Court's decision was read and comments on the video of Prabowo and Gibran's first speech as a presidential candidate pair. Using the sentiment analysis method, this research produces negative sentiment explaining political disaffection in morality, ethics, helplessness, cynicism and disappointment towards President Joko Widodo and Gibran. Positive sentiment explains political affinity, whichfocuses on electoral support for Prabowo and Gibran. This research was strengthened by one way ANOVA analysis by interviewing 254 social media users. This research showed that loyal supporters of Anies Baswedan experienced the highest average political disaffection due to their consistent position as opponents of President Jokowi's policies. In contrast, Prabowo’s supporters experienced the highest political trust towards the emergence of Gibran as consistency and admiration for Joko Widodo. In their current stance, Ganjar's supporters exhibit a moderate disposition, positioned safely between extremes, as they navigate a transition poised to detach the president's backing for Joko Widodo from the supporting party. The sequential integration of qualitative and quantitative methods enhances the validation of findings in sentiment AbstrakGagasan Putusan Mahkamah Konstitusi No.90/PUU-XXI/2023 dan munculnya Gibran Rakabuming Raka sebagai kandidat calon wakil presiden pada masa tahapan Pemilu 2024 memotivasi ekspresi publik yang melibatkan kelompok pendukung kandidat di media sosial. Artikel ini menganalisis reaksi sentimen publik dalam percakapan kolom komentar Youtube terhadap video Presiden Joko Widodo pada hari Putusan MK dibacakan dan komentar di video pidato pertama Prabowo dan Gibran sebagai pasangan kandidat presiden. Menggunakan metode analisis sentimen, penelitian ini menghasilkan sentimen negatif yang menjelaskan disafeksi politik dalam topik-topik moralitas, etika, ketidakberdayaan, sinisme, dan kekecewaan terhadap Presiden Joko Widodo dan Gibran. Sentimen positif menjelaskan afinitas politik yang menitikberatkan pada dukungan kepada elektoral terhadap Prabowo dan Gibran. Penelitian ini diperkuat dengan analisis ANOVA satuarah, dengan wawancarai 254 pengguna sosial media, penelitian ini menghasilkan pendukung Anies Baswedan mengalami rata-rata disafeksi politik paling tinggi karena posisinya yang konsisten sebagai penentang kebijakan-kebijakan presiden Jokowi, sedangkan pendukung Prabowo mengalami kepercayaan politik palingtinggi terhadap munculnya Gibran sebagai konsistensi dan kekaguman kepada Joko Widodo. Pendukung Ganjar berada posisi disafeksi, namun tidak terlalu ekstrem karena adanya transisi pelepasan dukungan presiden terhadap Joko Widodo dari partai pengusungnya. Gabungan dua metode berkontribusi meningkatkan tingkat validasi dalam studi protes publik digital, khususnya memperkaya inferensi kausal.