Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DETEKSI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA KUCING KAMPUNG (Felis silventris catus) DI PASAR TRADISIONAL KOTA MATARAM iri yanti, iri yanti; Purwanti, Ni Luh Lasmi; Ista'in Ningtyas, Novarina Sulsia; Atma, Candra Dwi
Mandalika Veterinary Journal Vol 4, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/mvj.v4i1.9752

Abstract

Kucing liar adalah kucing yang tidak memiliki pemilik, sehingga kucing bisa hidup berkeliaran. Hewan tersebut sering dijumpai di pasar-pasar tradisional khususnya di tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah merupakan lingkungan  yang kotor dan lembab yang dapat menjadi tempat perkembangan beberapa agent penyakit. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan dampak mengenai kejadian pada penyakit ektoparasit sehingga masyarakat cenderung acuh  terhadap kasus tersebut. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka perlu dilakukan pendeteksian ektoparasit pada kucing liar sehingga dapat diambil suatu langkah kebijaksanaan terutama untuk penanggulangannya. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi ektoparasit. Banyak sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 163 ekor kucing liar yang ada di pasar tradisional Kota Mataram yang terdiri dari 19 pasar tradisional yakni (Pasar Kebon Roek, pasar Ampenan ACC, pasar Perumnas, pasar Pagesangan, pasar Pagutan, pasar Karang Sukun, pasar Dasan Agung, pasar Rembige, pasar Cemara, pasar Karang Medain, pasar Cakranegara, pasar Karang Lelede, pasar Sindu, pasar Sayang- Sayang, pasar Karang Seraya, pasar Panglima, pasar Mandalika, pasar Selagalas dan pasar Abian Tubuh). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2023. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Pendidikan Mandalika Devisi Parasitologi. Berdasarkan hasil pemeriksaan dinyatakan 139 sampel positif terinfeksi ekoparasit dan 24 sampel lainnya dinyatakan negatif. Presentasi ektoparasit pada kucing liar di pasar tradisional Kota Mataram yaitu 85,3% yang terdiri dari Pinjal Ctenocephalides felis 57,7% dan Kutu Felicola subrostratus 27,7%. Tingginya infeksi ektoparasit tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi, dermatitis, anemia, gangguan hipersentivitas, kesakitan bahkan kematian.
DETEKSI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA KUCING KAMPUNG (Felis silventris catus) DI PASAR TRADISIONAL KOTA MATARAM iri yanti, iri yanti; Purwanti, Ni Luh Lasmi; Ista'in Ningtyas, Novarina Sulsia; Atma, Candra Dwi
Mandalika Veterinary Journal Vol. 4 No. 1 (2024): April
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/mvj.v4i1.9752

Abstract

Kucing liar adalah kucing yang tidak memiliki pemilik, sehingga kucing bisa hidup berkeliaran. Hewan tersebut sering dijumpai di pasar-pasar tradisional khususnya di tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah merupakan lingkungan  yang kotor dan lembab yang dapat menjadi tempat perkembangan beberapa agent penyakit. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan dampak mengenai kejadian pada penyakit ektoparasit sehingga masyarakat cenderung acuh  terhadap kasus tersebut. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka perlu dilakukan pendeteksian ektoparasit pada kucing liar sehingga dapat diambil suatu langkah kebijaksanaan terutama untuk penanggulangannya. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi ektoparasit. Banyak sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 163 ekor kucing liar yang ada di pasar tradisional Kota Mataram yang terdiri dari 19 pasar tradisional yakni (Pasar Kebon Roek, pasar Ampenan ACC, pasar Perumnas, pasar Pagesangan, pasar Pagutan, pasar Karang Sukun, pasar Dasan Agung, pasar Rembige, pasar Cemara, pasar Karang Medain, pasar Cakranegara, pasar Karang Lelede, pasar Sindu, pasar Sayang- Sayang, pasar Karang Seraya, pasar Panglima, pasar Mandalika, pasar Selagalas dan pasar Abian Tubuh). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2023. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Pendidikan Mandalika Devisi Parasitologi. Berdasarkan hasil pemeriksaan dinyatakan 139 sampel positif terinfeksi ekoparasit dan 24 sampel lainnya dinyatakan negatif. Presentasi ektoparasit pada kucing liar di pasar tradisional Kota Mataram yaitu 85,3% yang terdiri dari Pinjal Ctenocephalides felis 57,7% dan Kutu Felicola subrostratus 27,7%. Tingginya infeksi ektoparasit tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi, dermatitis, anemia, gangguan hipersentivitas, kesakitan bahkan kematian.