Sueca, I Nyoman
UHN IGB Sugriwa

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

REALITISASI PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI WUJUD BUDAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sandat, I Dewa Putu; Sueca, I Nyoman
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v8i1.2149

Abstract

Kegiatan yang dilakukannya guru adalah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja iklas, serta disiplin harus dijadikan pedoman dalam pendidikan karakter di sekolah. Hal ini sangat penting, terutama untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga peserta didik sebagai generasi muda (The Young Generation) memilki kerakter tinggi sesuai yang diharapkan  yang merupakan harapan pemerintah Indonesia. Hal ini dilakukan adalah untuk mencegah kekewatiran masyarakat atas kehilangan jati diri/ karakter pada peserta didik.Dengan berkarakter yang tinggi sehingga akan membawa peserta didik yang bermoral berakar pada filosofi, pengalaman dan memilki nilai cultural, religius bangsa Indonesia. Dengan demikian Pendidikan karakter harus berkelanjutana dan tak pernah berakhir (never ending process), sebagai bagian terpadu untuk menyiapkan genarasi bangsa, yang disesuaikan dengan sosok manusia memiliki masa depan.Pendidikan karakter harus menumbuhkembangkan filosofi dan pengamalan atas keseluruhan karakter bangsa ini secara utuh, dan menyeluruh (kaffah). Karakter bangsa mengandung perekat budaya dan cultural yang harus terwujud dalam kesadara cultural (cultural awareness) dan kecerdasan cultural (cultural intelligence) setiap warga Negara.
PENGUATAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS BUDAYA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK SEKOLAH DI DESA TENGANAN PAGRINGSINGAN KABUPATEN KARANGASEM Metri, Ni Nyoman; Sueca, I Nyoman
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v8i2.2579

Abstract

Penumbuhkembangan potensi anak-anak sekolah dapat dilakukan oleh guru melalui pendidikan karakter dengan memperkuat kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan sebuah kecerdasan yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu, yang diperoleh melalui pengalaman etnis tersebut bergulat dengan lingkungan hidupnya Haryono (dalam Gunawan, 2015:17). Dan juga kearifan local merupakan sebuah warisan nenek moyang yang berkaitan dengan tata nilai kehidupan Suhartini (dalam Wibowo, 2015: 23). Tata nilai kehidupan ini menyatu tidak hanya di dalam bentuk relegi, tetapi juga dalam budaya, dan adat istiadat dan juga nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat. Ketika sebuah masyarakat melakukan adaptasi terhadap lingkungannya, mereka mengembangkan sebuah kearifan baik yang berwujud pengetahuan atau ide, peralatan, dipadu dengan dengan norma adat, nilai budaya, aktivitas mengelola lingkungan guna mencukupi kebutuhan hidupanya.Kearifan lokal merupakan hasil dari proses adaptasi secara turun temurun dalam periode yang sangat lama terhadap suatu lingkungan alam tempat tinggal. Kearifan lokal umumnya berbentuk lisan dan tulisan dalam suatu system sosial masyarakat. Kearifan lokal berkaitan erat dengan kondisi geografis atau lingkungan alam dengan nilai yang dapat menjadi modal utama dalam membangun masyarakat, dengan ciri-ciri kearifan lokal di antaranya adalah adanya kemampuan-kemampuan untuk bertahan terhadap  budaya dari luar, untuk mengakomodasikan unsur-unsur budaya luar, untuk mengintegrasikan unsur-unsur budaya luar kedalam budaya asli, untuk mengendalikan budaya, dan untuk memberikan arah ke perkembangan budaya.Penguatan kearifan lokal yang ada di Tenganan Pagringsingan bisa lestari sampai saat ini didasari pada pendidikan karakter sejak dini yang bersifat nonformal, dimana para orang tua yang ada di desa Tenganan Pagringsingan Banjar Kauh dan Banjar Tengah sudah mendidik anak-anak mereka melalui tutur dan pesan-pesan yang mengacu pada awig-awig desa adat Tenganan dimana dalam awig-awig tersebut terdapat tatanan yang mengatur kehidupan sosial masyarakat setempat dan sangsi terhadap pelanggarana awig-awig  tersebut.