Lapangan panasbumi Hululais terletak di Bengkulu yang dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memasuki tahap pengembangan dengan 10 cluster dan 21 sumur, terdiri dari 16 sumur produksi dan 5 sumur re-injeksi untuk pembangkit 2x55 MW. Reservoir Hululais bertipe dominasi air dengan temperatur 250oC sampai 280oC memerlukan evaluasi kapasitas injeksi kelima sumur injeksi untuk memenuhi pembuangan seluruh air brine hasil dari separator dan cooling tower. Kapasitas injeksi dari perhitungan analisa nodal (Brown,1984) diperoleh kapasitas injeksi aktual total dari ke lima sumur injeksi dengan suhu air brine 170.9 oC adalah sebesar 318,4 kg/s, total air brine dari separator 746,3 kg/s, dan air brine yang tidak terinjeksikan sebesar 427.9 kg/s. Pada tahun 2018 dilakukan pengkajian akibat adanya penurunan kapasitas injeksi secara drastis yaitu sumur HLS-1 mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sekitar 28.4 kg/s dari produksi awal yang sebesar 52 Kg/s, sedangkan sumur HLS-2 sekitar 37.8 kg/s dari produksi awal yang sebesar 77 kg/s, dan sumur HLS-3 sekitar 118.8 kg/s dari produksi awal yang sebesar 148 kg/s. Kemudian dilakukan analisa diperoleh nilai calcite scaling index sebesar 1.32 (SI>0) yang menunjukkan bahwa ada kecenderungan untuk terbentuk scaling yang dapat ditanggulangi dengan hydrofrac pada pada sumur HLS-1, HLS-2, dan HLS-3. Hydrofrac yang dilakukan mengakibatkan peningkatan nilai permeabilitas sebesar 50% sehingga nilai injectivity index meningkat. Dalam mengatasi sisa air brine dilakukan dengan injeksi dingin dengan suhu air brine 94.5oC, maka didapatkan hasil rekomendasi sebesar 777.5 kg/s.