Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Kadar Sediaan Sirup Paracetamol Tjahjani, Nur Patria; Nuriyah, Sinta
Jurnal sosial dan sains Vol. 5 No. 7 (2025): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v5i7.32317

Abstract

Paracetamol merupakan derivat asetanilida yang digunakan sebagai analgetik antipiretik. Paracetamol dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman. Umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh suhu penyimpanan terhadap kadar sediaan sirup paracetamol setelah disimpan pada suhu ruang dan suhu es selama 7 hari.Jenis penelitian ini adalah experimental analitik. Populasi pada penelitian ini adalah sirup merk X yang berada di apotek Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan setelah sampel disimpan pada suhu ruang dan suhu es selama 7 hari. Instrumen penelitian ini menggunakan thermometer suhu dan spektrofotometer Shimadzu UV mini 1240. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata kadar sediaan sirup paracetamol dalam 5 mL pada suhu ruang batch CF9827 sebesar 109,33, CF9835 sebesar 116,3, CG9697 sebesar 127,66, CF9771 sebesar 119,21 dan CG9795 sebesar 111,5, sedangkan kadar paracetamol sediaan sirup dalam 5 mL pada suhu lemari pendingin batch CF9827 sebesar 110,73, CF9835 sebesar 111,9, CG9697 sebesar 116, CF9771 sebesar 117,8 dan CG9795 sebesar 117,5. Hasil uji normalitas data tidak terdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan uji Wilcoxon Sigh Rank Test didapatkan hasil tidak ada pengaruh suhu terhadap kadar paracetamol sediaan sirup selama penyimpanan 7 (tujuh) hari.
Analisis Kualitatif Teofilin Dalam Jamu Asma Yang Dijual di E-Marketplace Secara Kromatografi Lapis Tipis Tjahjani, Nur Patria; Aryo Wibowo, Farghani; Chairunnisa, Afra
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8531

Abstract

Jamu sebagai obat tradisional yang telah dikenal oleh masyarakat Indonesia untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Asma merupakan salah satu gangguan kesehatan yang menyebabkan sesak nafas. Jamu asma sering digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi gangguan sesak nafas. Hal tersebut memberikan celah yang dilakukan oleh sebagian produsen yaitu dengan penambahan Bahan Kimia Obat (BKO) dengan tujuan agar jamu yang dikonsumsi segera dirasakan khasiatnya oleh konsumen sehingga penjualannya terus meningkat. Bahan Kimia Obat (BKO) yang sering digunakan dalam jamu asma adalah teofilin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya BKO teofilin dalam jamu asma yang dijual di e-martketplace X. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode yang digunakan Kromatografi lapis Tipis dengan menggunakan fase gerak kloroform : etanol (8:2).Dari analisis secara kualitatif dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang diamati dibawah sinar UV 254 nm terbukti menunjukkan hasil positif terhadap satu dari delapan sampel jamu sesak nafas yang mengandung teofilin. Dengan demikian dari semua sampel jamu asma yang memenuhi persyaratan Permenkes RI No. 007/MenKes/Per/V2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, adalah tujuh sampel jamu serbuk asma.
Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Tekelan (Chromolaena Odorata L.) Terhadap Penyembuhan Luka Terbuka Pada Tikus Galur Wistar Tjahjani, Nur Patria; Dikarani, Widya; Chairunnisa, Afra
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.21969

Abstract

Daun Tekelan (Chromolaena odorata L.) mengandung senyawa metabolit sekunder tannin, fenol, flavonoid, saponin dan steroid, yang mempunyai aktivitas antimikroba terhadap penyembuhan luka. Prinsip dari penanganan luka adalah adalah menghentikan pendarahan dan mencegah infeksi, karena luka terbuka mudah ditumbuhi mikroorganisme, selain itu juga memberi kesempatan sisa epitelium kulit untuk berproliferasi serta menutup permukaan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimum ekstrak etanol daun tekelan terhadap penyembuhan luka terbuka pada hewan tikus. Jenis penelitian eksperimental, menggunakan sampel tikus galur wistar sebanyak 18 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol positif diberi Povidon Iodin 10%, dan kelompok yang diberikan ekstrak etanol daun tekelan dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%, kemudian diamati selama 7 hari. Hasil uji statistik dengan metode Kruskal Wallis diperoleh nilai p 0,099 > 0,005. Sedangkan dengan metode Mann Whitney untuk ekstrak etanol daun tekelan konsentrasi 10% diperoleh nilai p = 0,050 dan untuk ekstrak etanol daun tekelan konsentrasi 30% diperoleh nilai p 0,369 > 0,05. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan. Ekstrak etanol daun tekelan memiliki aktivitas penyembuhan luka terbuka terbuka pada tikus galur wistar. Ekstrak etanol daun tekelan dengan konsentrasi 15% merupakan konsentrasi optimum untuk menyembuhkan luka terbuka pada tikus galur wistar yang diamati selama 7 hari.