Berita climate change dari media massa online seharusnya menyadarkan pembacanya untuk was-was terhadap ancaman yang terjadi dan terbukti di beberapa wilayah Indonesia fenomena ekstrim seperti suhu panas yang tinggi, kekeringan, hujan disertai angin putting beliung yang sebelumnya jarang pernah terjadi. Namun, keadaan tersebut belum memberikan pengetahuan ataupun pemahaman kepada masyarakat khususnya mahasiswa di kota Depok walaupun priming berita Koran Tempo mengenai perubahan tersebut beberapa kali dihadirkan sepamjamg 2023.Penelitian dilakukan melalui metode kualitatif eksploratif dengan responden mahasiswa sehingga menumbuhkan pemahaman terhadap keperdulian lingkungan, dan melakukan tindakan. Penelitian menunjukkan priming berita belum berhasil membangkitkan kembali pengetahuannya mengenai perubahan iklim karena belum menginterpretasikan secara menyeluruh dampak perubahan tersebut karena kelalain manusia. Bagi responden berita harus informasi yang ingin diketahui, menarik, sedang happening, viral, dan word of mouth. Priming media perubahan iklim dianggap kurang menarik Media massa digital untuk menjadi teman baca mahasiswa perlu memperhatikan kebiasaan mereka dalam menikmati atau mengkonsumsi berita. Banyaknya media digital yang memudahkan mereka mendapatkan berita, mereka ternyata tidak memiliki media fanatic terhadap satu atau dua media massa online. Bagi mereka, asal beritanya sesuai dengan kebutuhannya dan sedang ramai dibicarakan maka menjadi prioritas dibaca dan dipahami. Sebaiknya, berita climate change dikemas sesuai cara mereka menikmati keseharian gaya hidup mereka. Kata kunci: