Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gastrodiplomasi Kopi Indonesia melalui Specialty Coffee Association of American Expo 2021 Rohman, Riki Nur Fajar; Sari, Viani Puspita
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/padjir.v6i1.43129

Abstract

Strategi gastrodiplomasi kopi yang dilakukan Indonesia merupakan salah satu bentuk untuk meningkatkan nation branding Indonesia kepada khalayak Asing. Memiliki predikat sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, seharusnya menjadikan Indonesia lebih leluasa dalam menerapkan strategi gastrodiplomasi kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya strategi gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Indonesia melalui Specialty Coffee Association of American (SCAA) Expo 2021. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan konsep gastrodiplomasi yang dikemukakan oleh Rockower sebagai kerangka konseptualnya. Data yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik pengumpulan data, seperti wawancara, tinjauan literatur, dan online-based research. Setelah melalui proses analisis dan validitas data, hasil yang didapat dalam penelitian menunjukan bahwa strategi gastrodiplomasi kopi dalam event SCAA Expo 2021 yang dilakukan oleh Indonesia dengan cara memperkenalkan komoditas kopi Indonesia di tingkat internasional, peran aktor dalam praktik gastrodiplomasi kopi Indonesia, penerapan gastrodiplomasi kopi Indonesia melalui event SCAA Expo 2021, dan tindak lanjut para aktor setelah event SCAA Expo 2021.The coffee gastrodiplomacy strategy carried out by Indonesia is one form to improve Indonesia's nation branding to foreign audiences. Having the title as one of the largest coffee producers in the world, it should make Indonesia more flexible in implementing its coffee gastrodiplomacy strategy. This study aims to determine the gastrodiplomacy strategy efforts carried out by Indonesia through the Specialty Coffee Association of American Expo 2021. This study used a qualitative research method using the concept of gastrodiplomacy proposed by Rockower as the conceptual framework. The data used in this study were collected through several data collection techniques, such as interviews, literature review, and online-based research. After going through the process of analysis and data validity, the results obtained in the study show that the coffee gastrodiplomacy strategy in the SCAA Expo 2021 event was carried out by Indonesia by introducing Indonesian coffee commodities at the international level, the role of actors in Indonesian coffee gastrodiplomacy practices, the application of Indonesian coffee gastrodiplomacy through the SCAA Expo 2021 event, and the follow-up of the actors after the SCAA Expo 2021 event.
Indonesia's Global Halal Hub: Competitive Strategies for Leadership Akim, Akim; Sari, Viani Puspita; Konety, Neneng; Nidatya, Nurfarah
Global Strategis Vol. 18 No. 1 (2024): Global Strategis
Publisher : Department of International Relations, Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jgs.18.1.2024.29-56

Abstract

Indonesia, with the world's largest Muslim demographic bonus, does not seem to have achieved enough capital to reach the top rank of the global Islamic economy. Although the vision of Global Halal Hub 2024 is supported by the government, this research highlights Indonesia's lack of awareness of its competitive advantages, which attracted the author's attention to explore further. Qualitative and descriptive analysis are the methods in this research. This paper refers to the concepts of Competitive Advantage of Nations developed by Michael E. Porter, namely factor conditions, demand conditions, related and supporting industries, and firm strategy, structure, and rivalry. Through factor condition analysis, it can be seen that to achieve a competitive advantage in the halal industry, Indonesia needs to improve its logistics infrastructure and develop human resource expertise in halal certification, research stimulation, and product innovation. Demand conditions then indicate the need for increased consumer education and diversification of halal products. Meanwhile, the concept of related and supporting industries targets strengthening halal guarantee institutions and government support. The indicators of firm strategy, structure, and rivalry focus on developing global marketing strategies and international partnerships. To achieve Global Halal Hub status, researchers highlight the importance of comprehensive and collaborative approaches, such as integration in strengthening logistics infrastructure, increasing human resource expertise related to halal certification, and increasing research and product innovation. In addition, consumer education and cooperation with institutions and governments play a vital role in creating favorable conditions. Keywords: Comparative Advantage, Halal Hub, Indonesia Indonesia, dengan bonus demografi umat Muslim terbesar dunia, tampaknya belum mencapai modal yang cukup untuk mencapai peringkat teratas perekonomian Islam global. Kendati visi Global Halal Hub 2024 didukung oleh pemerintah, penelitian ini menyoroti masih kurangnya kesadaran Indonesia terhadap keunggulan-keunggulan kompetitif yang dimiliki, sehingga menarik perhatian penulis untuk menelaah lebih lanjut. Metode kualitatif dan analisis deskriptif menjadi metode dalam penelitian ini. Tulisan ini merujuk pada konsep-konsep Competitive Advantage of Nations yang dikembangkan oleh Michael E. Porter, yakni factor condition, demand condition, related and supporting industry serta firm strategy, structure, and rivalry. Melalui analisis factor condition, terlihat bahwa untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam industri halal, Indonesia perlu meningkatkan infrastruktur logistik serta pengembangan keahlian sumber daya manusia dalam sertifikasi halal, stimulasi riset, dan inovasi produk. Demand condition kemudian menunjukkan perlunya peningkatan edukasi konsumen dan diversifikasi produk halal. Sementara itu, konsep related and supporting industry menargetkan penguatan lembaga penjaminan halal dan dukungan pemerintah. Adapun indikator firm strategy, structure, and rivalry  berfokus pada perlunya pengembangan strategi pemasaran global dan kemitraan internasional. Guna mencapai status Global Halal Hub, peneliti menyoroti pentingnya pendekatan-pendekatan komprehensif dan kolaboratif, seperti integrasi dalam penguatan infrastruktur logistik, peningkatan keahlian sumber daya manusia terkait sertifikasi halal, dan peningkatan riset serta inovasi produk. Selain itu, edukasi konsumen dan kerja sama dengan lembaga serta pemerintah memainkan peran vital dalam menciptakan kondisi yang mendukung. Kata-kata Kunci: Keunggulan Komparatif, Halal Hub, Indonesia
Diplomasi Perlindungan bagi Pekerja Migran Domestik Indonesia di Singapura Adiba, Humaira Hasna; Sari, Viani Puspita
JURNAL HUBUNGAN LUAR NEGERI Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Hubungan Luar Negeri
Publisher : Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70836/jh.v8i1.7

Abstract

Dalam menanggapi kurangnya komitmen Pemerintah Singapura untuk melindungi hak-hak pekerja migran domestik, maka upaya diplomasi Indonesia menjadi penting dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya di Singapura. Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana upaya diplomasi Indonesia dalam melindungi pekerja domestik di Singapura. Pada masa Pemerintahan Joko Widodo, diplomasi perlindungan menjadi salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia. Dalam membahas diplomasi perlindungan tersebut, penulis menggunakan konsep diplomasi konsuler untuk memberikan gambaran luas dari diplomasi perlindungan yang dilakukan Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode riset kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawacara, riset berbasis internet, dan riset berbasis arsip atau dokumen. Hasil tulisan ini menunjukan bahwa diplomasi perlindungan pekerja domestik Indonesia di Singapura tidak hanya berfokus pada diplomasi bilateral, namun juga mengandalkan akses kekonsuleran dan kerja sama dengan aktor negara dan non-negara. Hal ini dilakukan untuk memberikan perlindungan hak-hak pekerja migran sektor domestik yang secara spesifik tidak diatur oleh Pemerintah Singapura. Selain itu, ditemukan bahwa diplomasi perlindungan mulai mendorong pekerja domestik Indonesia untuk terlibat dalam perlindungan terhadap dirinya sendiri melalui pemberian informasi dan peningkatan kesadaran publik.