Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimasi proses adsorpsi zat warna indigosol di air limbah artifisial menggunakan response surface methodology dengan pendekatan desirability function Sitohang, Rifawany Grace; Turnip, Nina Juliana Roberta; Aditia, Astiti
Jurnal Rekayasa Proses Vol 16 No 2 (2022): Volume 16, Number 2, 2022
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.72318

Abstract

Industri tekstil di Indonesia tumbuh menjadi salah satu sektor penyumbang devisa ekspor non-migas. Proses pewarnaan di industri tekstil berfungsi untuk memberikan warna pada benang dan kain. Indigosol merupakan salah satu jenis zat warna yang banyak digunakan pada industri tekstil. Pewarna jenis indigosol sering digunakan karena menghasilkan warna yang cerah dan tidak mudah luntur. Tahap pewarnaan membutuhkan pengelolaan dan pengolahan limbah cair yang memadai karena umumnya digunakan zat warna sintetis yang mengandung senyawa organik, logam berat, dan senyawa berbahaya lainnya. Metode yang banyak digunakan dalam pengolahan limbah cair zat warna adalah adsorpsi menggunakan karbon aktif. Rancangan percobaan menggunakan Box-Behnken Design (BBD) dengan 3 variabel bebas yaitu panjang gelombang zat warna limbah artifisial, konsentrasi limbah artifisial, dan massa karbon aktif, yang masing-masing variabel memiliki tiga level input. Pengukuran konsentrasi larutan sebelum dan sesudah proses adsorpsi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan data pengukuran diolah menggunakan Ms. Excel untuk memperoleh persentase penjerapan zat warna pada limbah artifisial. Selanjutnya, proses optimasi dilakukan dengan response surface methodology (RSM) melalui pendekatan desirability function (DF) yang bertujuan untuk memperoleh optimasi proses adsorpsi pada limbah zat warna indigosol. Pengukuran absorbansi menghasilkan panjang gelombang optimum untuk masing-masing jenis warna indigosol kuning, merah, dan violet adalah 470, 515, dan 520 nm. Hasil optimasi menunjukkan bahwa titik optimum persentase penjerapan berada pada konsentrasi umpan limbah 58,0808 mg/L, massa karbon aktif 60 mg, dan panjang gelombang zat warna 502,3232 nm. Di sisi lain, pengolahan hasil percobaan menunjukkan persentase penjerapan sebesar 97,59% pada konsentrasi umpan limbah 50 mg/L, massa karbon aktif 60 mg, dan panjang gelombang zat warna 515 nm (indigosol merah). Hal ini menunjukkan bahwa massa karbon aktif dan konsentrasi umpan pada tempuhan memberikan respons yang diprediksi sesuai hasil optimasi. beda halnya dengan panjang gelombang dari zat warna, karena respons pada hasil optimasi yaitu 502,3232 nm tidaklah merupakan panjang gelombang optimal dari zat warna indigosol merah. Pada percobaan semua istilah interaksi antara faktor kualitatif dan kuantitatif dimasukkan, maka disimpulkan bahwa hubungan berbeda antara faktor kuantitatif dan respons yang dimodelkan untuk setiap tingkat faktor kualitatif.
The Potential Of Mangosteen Bark Extract As A Natural Preservative For The Quality Of Aren Nira During Tapping : Potensi Ekstrak Kulit Batang Manggis Sebagai Pengawet Alami Terhadap Kualitas Nira Aren Selama Penyadapan Turnip, Nina Juliana Roberta; Ginting, Claudia A.; Martgrita, Merry M.; Aditia, Astiti
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 13 No. 3 (2025): Juli 2025
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2025.013.03.6

Abstract

Abstract Arenga pinnata (Merr.) produces economically valuable nira, but is easily contaminated by microbes during tapping, causing acidic fermentation. This study examined the potential of mangosteen bark extract as a natural preservative to maintain nira quality. The method of extract application was adjusted to the volume of nira collected, and the extract was applied in three variations of concentration, i.e. 1.5%, 3%, 4.5% (v/v), and control (without extract). Evaluation was conducted on pH, total sugar content, antimicrobial activity, and organoleptic properties. The results showed that the extract effectively inhibited microbial growth, especially yeast, and slowed down the decrease in pH and sugar. The concentration of 4.5% was most effective, but less favorable in terms of sensory taste. In conclusion, mangosteen bark extract has the potential as an environmentally friendly natural preservative to maintain the freshness of nira during 10 hours of tapping.   Abstrak Arenga pinnata (Merr.) menghasilkan nira yang bernilai ekonomis, namun mudah terkontaminasi mikroba selama penyadapan, menyebabkan fermentasi asam. Penelitian ini mengkaji potensi ekstrak kulit batang manggis sebagai pengawet alami untuk menjaga kualitas nira. Metode pemberian ekstrak disesuaikan dengan volum nira yang terkumpul, dan ekstrak diaplikasikan dalam tiga variasi konsentrasi, yaitu 1,5%, 3%, 4,5% (v/v), serta kontrol (tanpa ekstrak). Evaluasi dilakukan terhadap pH, kadar gula total, aktivitas antimikroba, dan sifat organoleptik. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak efektif menghambat pertumbuhan mikroba, terutama yeast, serta memperlambat penurunan pH dan gula. Konsentrasi 4,5% paling efektif, namun kurang disukai secara sensorik rasa. Kesimpulannya, ekstrak kulit batang manggis berpotensi sebagai pengawet alami yang ramah lingkungan untuk mempertahankan kesegaran nira selama 10 jam penyadapan.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pardinggaran Kecamatan Laguboti dalam Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Maggot Prihartantyo, Adrianto; Nugraha, Aga; Aditia, Astiti; Arua, Fitriyanti Eka Putri; Tampubolon, Friska Yuliana; Simamora, Labora Roma Anugrah
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 16, No 3 (2025): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v16i3.20961

Abstract

Desa Pardinggaran kecamatan Laguboti menghadapi permasalahan penumpukan sampah organik yang berasal dari limbah rumah tangga, pertanian, dan peternakan. Tumpukan sampah organik yang dibiarkan di lingkungan dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah, selain itu dapat mengundang lalat pembawa penyakit yang hinggap di lingkungan tumpukan sampah organik. Mengatasi masalah ini kami mengusulkan solusi pengolahan sampah organik dengan memanfaatkannya sebagai pakan maggot. Maggot merupakan larva pada lalat Black Soldier Fly (BSF) yang mengandung protein dan lemak yang tinggi, sehingga maggot yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ataupun dijual oleh masyarakat. Metode yang dilakukan untuk merealisasikan solusi tersebut adalah membuat program pelatihan budidaya maggot kepada masyarakat Desa Pardinggaran. Hasil dari program ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat Desa Pardinggaran dalam mengolah sampah organik menggunakan maggot.