p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Geo-Image Journal
Hikmah, Nur ‘Izzatul
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Arahan Pengembangan Wilayah Kedungsepur Melalui Interaksi Keruangan Antar Kabupaten-Kota Hikmah, Nur ‘Izzatul; Indrayati, Ariyani
Geo-Image Vol 10 No 1 (2021): Geo-Image
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedungsepur is stipulated in Provinsi Jawa Tengah as the National Activity Center based on RTRW, thedevelopment requiring spatial interaction and spreading of the base sector between cities: Kendal Regency,Demak Regency, Semarang Regency, Salatiga City and Grobogan Regency. The objectives of this research are:(1) knowing the sector trends which are the basis in each district / city in Kedungsepur, (2) analyzing connectivitybetween regions in Kedungsepur, (3) knowing potential locations for optimizing spatial interactions betweenregions in Kedungsepur. The method used is the analysis of LQ (Location Quotient) during 2015 - 2019,connectivity index, accessibility index and location determination using Gravity model analysis and breakingpoint theory. The results show that the base sector in Kedungsepur has a tendency for different sectors in itsdistricts in the past five years. Regional connectivity shows that Kedungsepur is a developed region. Potentiallocations in Kedungsepur based on the analysis and calculation results of the breaking point theory are KendalRegency in Kendal District, Singorojo District, Boja District and Limbangan District; Demak Regency on theborder between Demak District and Wonosalam District; Semarang Regency in Ungaran Barat District;Semarang City in Banyumanik District; and Grobogan Regency in Purwodadi District. Kedungsepur ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah sebagai Pusat Kegiatan Nasional(PKN) dalam pengembangannya membutuhkan interaksi keruangan dan penyebaran sektor basisantar Kota-Kabupaten yaitu Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, KotaSalatiga dan Kabupaten Grobogan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui kecenderungansektor yang merupakan basis di masing-masing kabupaten/kota di Kedungsepur, (2) menganalisiskonektivitas antar wilayah di Kedungsepur, (3) mengetahui lokasi potensial untuk optimalisasiinteraksi keruangan antar wilayah di Kedungsepur. Metode yang digunakan adalah analisis LQ(Location Quotient) selama tahun 2015 – 2019, indeks konektivitas, indeks aksesibilitas danmenentukan lokasi menggunakan analisis model Gravitasi dan teori titik henti (breaking point). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa Sektor basis di Kedungsepur memiliki kecenderungan sektor yangberbeda di Kabupaten – Kotanya dalam lima tahun terakhir. Konektivitas wilayah di Kedungsepurmenunjukkan bahwa Kedungsepur merupakan wilayah maju. Lokasi potensial di Kedungsepurberdasarkan analisis dan hasil perhitungan teori titik henti (breaking point) adalah Kabupaten Kendaldi Kecamatan Kendal, Kecamatan Singorojo, Kecamatan Boja dan Kecamatan Limbangan;Kabupaten Demak di perbatasan antara Kecamatan Demak dan Kecamatan Wonosalam;Kabupaten Semarang di Kecamatan Ungaran Barat; Kota Semarang di Kecamatan Banyumanik;dan Kabupaten Grobogan di Kecamatan Purwodadi.
Arahan Pengembangan Wilayah Kedungsepur Melalui Interaksi Keruangan Antar Kabupaten-Kota Hikmah, Nur ‘Izzatul; Indrayati, Ariyani
Geo-Image Vol 10 No 1 (2021): Geo-Image
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedungsepur is stipulated in Provinsi Jawa Tengah as the National Activity Center based on RTRW, thedevelopment requiring spatial interaction and spreading of the base sector between cities: Kendal Regency,Demak Regency, Semarang Regency, Salatiga City and Grobogan Regency. The objectives of this research are:(1) knowing the sector trends which are the basis in each district / city in Kedungsepur, (2) analyzing connectivitybetween regions in Kedungsepur, (3) knowing potential locations for optimizing spatial interactions betweenregions in Kedungsepur. The method used is the analysis of LQ (Location Quotient) during 2015 - 2019,connectivity index, accessibility index and location determination using Gravity model analysis and breakingpoint theory. The results show that the base sector in Kedungsepur has a tendency for different sectors in itsdistricts in the past five years. Regional connectivity shows that Kedungsepur is a developed region. Potentiallocations in Kedungsepur based on the analysis and calculation results of the breaking point theory are KendalRegency in Kendal District, Singorojo District, Boja District and Limbangan District; Demak Regency on theborder between Demak District and Wonosalam District; Semarang Regency in Ungaran Barat District;Semarang City in Banyumanik District; and Grobogan Regency in Purwodadi District. Kedungsepur ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah sebagai Pusat Kegiatan Nasional(PKN) dalam pengembangannya membutuhkan interaksi keruangan dan penyebaran sektor basisantar Kota-Kabupaten yaitu Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, KotaSalatiga dan Kabupaten Grobogan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui kecenderungansektor yang merupakan basis di masing-masing kabupaten/kota di Kedungsepur, (2) menganalisiskonektivitas antar wilayah di Kedungsepur, (3) mengetahui lokasi potensial untuk optimalisasiinteraksi keruangan antar wilayah di Kedungsepur. Metode yang digunakan adalah analisis LQ(Location Quotient) selama tahun 2015 – 2019, indeks konektivitas, indeks aksesibilitas danmenentukan lokasi menggunakan analisis model Gravitasi dan teori titik henti (breaking point). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa Sektor basis di Kedungsepur memiliki kecenderungan sektor yangberbeda di Kabupaten – Kotanya dalam lima tahun terakhir. Konektivitas wilayah di Kedungsepurmenunjukkan bahwa Kedungsepur merupakan wilayah maju. Lokasi potensial di Kedungsepurberdasarkan analisis dan hasil perhitungan teori titik henti (breaking point) adalah Kabupaten Kendaldi Kecamatan Kendal, Kecamatan Singorojo, Kecamatan Boja dan Kecamatan Limbangan;Kabupaten Demak di perbatasan antara Kecamatan Demak dan Kecamatan Wonosalam;Kabupaten Semarang di Kecamatan Ungaran Barat; Kota Semarang di Kecamatan Banyumanik;dan Kabupaten Grobogan di Kecamatan Purwodadi.