Sarwopeni, Suwati Dwi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Intangible Conservation: Keberadaan Wingko Babat Kuliner Khas Semarang Tahun 1946-2019 Sarwopeni, Suwati Dwi; Saraswati, Ufi
Journal of Indonesian History Vol 10 No 1 (2021): Journal Of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v10i1.47029

Abstract

Semarang merupakan tempat pendatang bagi warga asing maupun warga lokal pulau Jawa sendiri, sehingga memunculkan akulturasi dan asimilasi dari berbagai aspek, tak terkecuali kuliner. Salah satu hasil budaya kulinernya yaitu wingko babat. Wingko babat merupakan kuliner khas Semarang yang semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi sebab munculnya wingko-wingko merek lain. Namun, seiring berjalannya waktu, kuliner tradisional mulai kurang diminati. Sehingga perlu adanya upaya konservasi agar keberadaan wingko sebagai makanan tradisional tetap eksis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi.Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sejarah awal kuliner wingko di Semarang telah ada sejak tahun 1946. Keberadaan wingko babat sejak tahun 1946 merupakan awal pemicu berdirinya produsen-produsen wingko babat di Semarang. Namun, seiring dengan perkembangan selera makan masyarakat, hal tersebut mendorong upaya pemerintah, wirausahawan, lingkungan akademisi serta masyarakat lokal Semarang untuk melestarikan wingko babat agar tetap eksis di kalangan millenial. Upaya tersebut, antara lain: mengadakan event kuliner, inovasi pada produksi wingko, mengadakan program penelitian, serta lebih mengutamakan mengkonsumsi wingko.
Intangible Conservation: Keberadaan Wingko Babat Kuliner Khas Semarang Tahun 1946-2019 Sarwopeni, Suwati Dwi; Saraswati, Ufi
Journal of Indonesian History Vol 10 No 1 (2021): Journal Of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v10i1.47029

Abstract

Semarang merupakan tempat pendatang bagi warga asing maupun warga lokal pulau Jawa sendiri, sehingga memunculkan akulturasi dan asimilasi dari berbagai aspek, tak terkecuali kuliner. Salah satu hasil budaya kulinernya yaitu wingko babat. Wingko babat merupakan kuliner khas Semarang yang semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi sebab munculnya wingko-wingko merek lain. Namun, seiring berjalannya waktu, kuliner tradisional mulai kurang diminati. Sehingga perlu adanya upaya konservasi agar keberadaan wingko sebagai makanan tradisional tetap eksis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi.Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sejarah awal kuliner wingko di Semarang telah ada sejak tahun 1946. Keberadaan wingko babat sejak tahun 1946 merupakan awal pemicu berdirinya produsen-produsen wingko babat di Semarang. Namun, seiring dengan perkembangan selera makan masyarakat, hal tersebut mendorong upaya pemerintah, wirausahawan, lingkungan akademisi serta masyarakat lokal Semarang untuk melestarikan wingko babat agar tetap eksis di kalangan millenial. Upaya tersebut, antara lain: mengadakan event kuliner, inovasi pada produksi wingko, mengadakan program penelitian, serta lebih mengutamakan mengkonsumsi wingko.